56|Pertemuan Singkat

3.4K 270 3
                                    

Perhatikan :
*Ingat, alur ceritanya bakal Author rubah!
So, jangan bingung ya.:)

***

*AZMI POV.

Karena hari ini aku ada jadwal piket. Aku pun memutuskan untuk berangkat lebih awal dan mendahului kedua sahabatku yang masih bersiap-siap.

Seseorang yang aku tunggu akhirnya kembali juga ke Ponpes NQ. Aku segera menghampiri Dinda dengan amarah yang bergejolak sejak dari kemarin.

Ia menatapku dengan kaget dan gemetar. "K-kak Azmi." ucapnya.

Aku menatapnya tajam. "Apa maksud kamu fitnah aku, dan ngaku-ngaku kalau aku itu pacar kamu?" tanyaku dengan sengit padanya.

"M-maafkan aku Kak." Dinda menunduk takut.

"Maaf?" aku tersenyum sinis. "gara-gara kamu, semua orang mikir kalau aku itu munafik! Asal kamu tau ya Dinda, kedua orang tua aku jadi kecewa sama aku! Mereka pikir aku beneran pacaran sama kamu! Apa kamu gak mikir, hah?" seruku lantang. Beruntung dia itu wanita, jika laki-laki sudah aku bikin jadi gulai kambing!

"Maaf Kak. Aku terpaksa."

"Terpaksa kamu bilang?" aku melotot ke arah Dinda.

"Aku terpaksa, karena aku sangat suka sama Kakak. A-aku jatuh cinta sama Kak Azmi." jelas Dinda mengungkapkan isi hatinya.

Sudah aku duga Dinda bakalan bilang seperti ini padaku, "Tapi bukan begini juga caranya! Aku hampir saja di keluarkan dari Ponpes ini!"

"Selama ini aku hanya anggap kamu sebagai adik, gak lebih. Sama halnya Icad yang anggap kamu sebagai adik kandung!" ujarku. "karena kamu adik Icad, makannya aku turutin apa mau kamu. Itu semua karena Icad teman baik ku!"

"kemarin aku sudah peringatin kamu untuk tidak menyalah gunakan foto selfi itu! Tapi ternyata kamu berdusta, dan merusak kepercayaan ku!" sentak ku melampiaskan semua kekesalanku padanya.

"Ma-maafkan aku Kak Azmi. Tapi apa salah kalau aku jatuh cinta sama Kakak?" Dinda menatapku dengan mata berkaca-kaca.

"Jatuh cinta itu gak salah. Tapi cara kamu yang salah!" sela ku.

"Sekarang kamu mending jelaskan sama Abuyah Hafid, dan kembalikan nama baik ku seperti semula. Kalau kamu gak mau? Aku akan benci kamu selamanya!!!!" ancam ku gemas pada makhluk Tuhan yang satu ini.

Dinda tertunduk lesu. Ia bingung jika harus menjelaskan semua ini pada orang-orang, ia pasti akan di tertawakan oleh teman-temannya. Karena ternyata dirinya menyebar berita palsu demi kepentingannya sendiri.

Tapi jika ia tidak menjelaskan yang sebenarnya, Azmi pasti marah besar dan akan membencinya seumur hidup.

Aku merasa geram karena Dinda tidak menjawab. Ia hanya diam, sembari menunduk. "Kamu di bilangin susah ya! Oke, kalo itu mau kamu!"

Aku mengeluarkan ponselku dan menelfon Icad. "Halo?" ucapku saat telefonku tersambung.

Aku menjelaskan semuanya pada Icad. Betapa marah dan malunya Icad saat mendengar penuturanku. Icad berjanji akan menyelesaikan masalah itu sama Dinda.

Setelah itu. Aku mematikan telfon, dan beralih menatap Dinda yang masih tertunduk.

"Aku udah bilangin kelakuan kamu sama Icad, dan sekarang kamu gak usah sok kenal lagi sama aku! Dan mulai hari ini aku juga gak akan anggap kamu sebagai adik Icad lagi!! Lo-gue END!!!" lantas aku bergegas pergi.

Dinda mencegah aku pergi. "Kak Azmi, aku minta maaf Kak. Aku nyesel. Sekali lagi aku minta maaf. Tolong jangan benci aku. Tolong maafin aku."

"Makannya jelasin sama semua orang, kalau semua ini tidak benar! Kamu yang memulai, berarti kamu yang harus tanggung jawab!!" sungutku.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang