77|Akhir Kebahagiaan

3.4K 268 13
                                    

-THE TRIO SHOLEH-

"Bahagia itu bisa kita dapatkan, ketika kita selalu merasa bersyukur dalam menjalani hidup ini..."

ooo0ooo

Satu tahun kemudian...

Menjelang hari raya idul fitri. Aban akhirnya pulang ke Indonesia setelah cita-citanya menjadi Dosen telah tercapai. Kedua orang tuanya merasa bangga kepadanya. Setelah ia berhasil membuat orang tuanya bahagia, kini saatnya ia mewujudkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri yang sesungguhnya.

Aban pun beranjak pergi ke Ponpes NQ untuk bersilaturahim. Walaupun dia tahu sebagian teman-temannya pasti sudah tidak lagi tinggal di Ponpes.

Dia menemui Guru-gurunya dan sebagian temannya yang masih tinggal di sana. Ia tidak menemui Azmi dan Hafidz, sebab kedua sahabatnya itu sedang sibuk dengan karirnya. Justru, di sana dia malah bertemu dengan Mila yang tengah mengajar di salah satu kelas.

"Mungkinkah sekarang dia jadi Ustadzah?" ucap Aban sembari melirik ke arah ruang kelas.

Mila memergoki Aban yang tengah menatap ke arahnya. Aban segera menunduk setelah tahu Mila balik melihatnya.

Mila menghampiri Aban, "Aban, kamukah itu?" Tanya Mila tak percaya melihat perubahan dalam diri Aban.

Aban semakin tampan dan dewasa. Mila begitu pangling melihatnya.

"Iya ini aku." Sahutnya.

"Kamu udah pulang Ban?" tanya Mila dengan hati yang teramat senang.

"Iya udah." jawabnya masih seperti dulu, kaku.

"Kamu udah wujudin mimpi kamu jadi Dosen?" tanya Mila lagi.

"Alhamdulillah udah."

"Syukurlah."

"Kamu sendiri sekarang jadi Ustadzah ya disini?" Aban balik tanya.

"Iya, soalnya aku juga lagi nungguin seseorang disini." ujarnya.

"Si-siapa?" Tanya Aban penasaran.

Mila tak menjawab, ia hanya tersenyum malu sembari menunduk.

Mata Aban tertuju pada gelang di tangan kanan Mila. Aban tersenyum menatap gelang itu. Jantung Aban tiba-tiba berdetak kencang.

Aban melirik ke arah Mila, "Ka-Kamu msih pakai gelang itu?"

Mila mengangguk. "Iya. Soalnya aku tau, kamu pasti kembali lagi kan?"

"Jadi selama ini kamu nungguin aku?"

Mila mengangguk lagi. "Entah kenapa hati aku rasanya tidak mau berpaling dari kamu, Ban."

"Kamu nggak takut kalau aku udah punya pilihan?"

Mila menggeleng.

"Tapi, sekarang aku memang udah punya pilihan Mil." ucapnya.

Mata Mila mulai berkaca-kaca. "Oh, sekarang aku udah tau jawaban akhir semua ini. Iya udah kalau gitu ini aku balikin gelang kamu." Mila mulai melepas gelang itu dari tangannya.

"Jangan di lepas!" cegahnya.

"Untuk apa? Kan kamu udah punya pilihan, jadi aku nggak ada hak lagi buat nyimpen gelang itu. Mulai sekarang aku akan berusaha untuk melupakan kamu!" ujarnya dengan air mata yang mengalir di pipi.

"Kamu nggak tanya siapa calon aku itu?"

"Nggak perlu Ban. Semakin aku tau, semakin itu membuat hatiku sakit!" ia membuang muka.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang