64|Pura-pura Benci!

3.8K 289 19
                                    

*Cerita ini khusus Hafidz dan Putri.

*Vote sebanyak-banyaknya ya... 👌

🌟🌟🌟🌟🌟

Hafidz mengisi waktu luangnya dengan membaca buku cerita di ruang perpustakaan. Ia memilih duduk di meja ujung dekat dengan tembok.

Tak berapa lama kemudian, Putri masuk ke dalam ruang perpustakaan, setelah memilih satu buku yang akan ia baca, lalu ia pun menatap tempat duduk yang di penuhi dengan para santriwan dan santriwati. Hanya ada 1 tempat duduk yang kosong, yaitu di meja Hafidz.

Hafidz melirik ke arah Putri yang berdiri di depannya. "Ngapain?" tanya Hafidz dingin.

"Mau duduk."

"Iya udah duduk aja." Hafidz bangkit dari kursi.

"Kamu mau kemana?" tanya Putri dengan cepat.

"Pergi lah, kan katanya kamu mau duduk."

"Maaf kalo aku ganggu kamu. Aku aja yang baca di luar perpus." Putri melangkah pergi.

"Putri!" panggil Hafidz.

Putri menengok, "Iya?'

"Duduk aja disini. Maaf." jawab Hafidz dengan datar. Putri pun duduk di depan Hafidz.

Hafidz menatap wajah Putri yang sedikit berbeda. Entah mengapa hari ini Putri tiba-tiba memakai make up dan membuatnya merasa kesal dengan wajah gadis itu.

"Kenapa?" tanya Putri yang merasa risih di liatin Hafidz.

"Kamu pake make up?" Hafidz balik tanya.

"Ada yang salah ya? Make up ku belepotan?" Putri memegang wajahnya dengan kedua tangannya.

"Gak. Ngeliat kamu pake make up, bikin aku ke inget sama Tasya, soalnya dia tiada hari tanpa make up!" jelas Hafidz.

Dengan cepat Putri berusaha menghapus make up yang menempel di wajahnya.

"Kok di hapus?" tanya Hafidz.

"Biar kamu gak ke ingat sama Tasya. Soalnya aku tau, kalo kamu ke inget sama Tasya bawaannya emosian mulu. Entar ujung-ujungnya aku yang kena sasaran." curhat Putri.

Hafidz tertawa, "Kamu kadang-kadang ngeselin ya, dan kadang-kadang nyenengin." celetuk Hafidz.

"Mending aku dong. Dari pada kamu ngeselin mulu!" sindir Putri.

"Aku minta maaf ya, atas sikap aku selama ini yang kadang kasar sama kamu." Hafidz merasa bersalah.

"Iya gapapa. Aku maklumin kok. Kan kadang penyakit kamu kumat kalo keinget Tasya."

"Putri, tuh kan kamu ngeselin lagi!" ucap Hafidz cukup keras. Putri hanya tersenyum lebar.

"Husssst!!!!!" tegur beberapa santri lain yang tengah konsen membaca.

"Kalo mau ribut jangan disini, berisik!" ucap salah satu santri itu.

Hafidz menutup sebagian mukanya dengan  buku. "Hehe, maap." ucapnya sembari tersenyum malu.

"Kamu sih!"

"Kok aku, kan kamu yang mulai duluan!"

"Hafidz, bisa baca dengan tenang gak?" kali ini yang menegur penjaga perpus.

"Maaf Pak" Hafidz bangkit dari kursi dan melangkah ke meja Pak Doni. "aku pinjem buku ini ya Pak. Mau baca di luar." setelah mendapat izin, ia pun pergi keluar.

Putri bangkit dari kursi dan melangkah mengikuti Hafidz.

"Ngapain ngikutin?" tanya Hafidz saat melihat Putri telah berada di sebelahnya.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang