61|Perjodohan (Azmi & Ayu)

4.2K 260 7
                                    

Setelah mendapat telfon dari Umiknya. Siang itu, selepas pulang kuliah. Azmi beranjak pulang kembali ke rumahnya.

"Kak, aku pulang dulu ya." pamitnya pada kedua sahabatnya.

"Loh kok pulang? Kan baru sehari di Ponpes?" tanya Hafidz.

"Iya nih. Ada apa emang Mi?" tanya Aban.

"Gak tau juga sih. Tapi kata Umik, aku dan sekeluarga di ajak makan malam di rumahnya Ning Ayu." jelas Azmi.

"Ciye Azmi. Sebenarnya kamu pilih Ning Ayu? Apa Nawang Wulan sih?" cicit Hafidz.

"Ya, Salsha lah!" jawab Azmi lantang.

"Bener nih bukan Ning Ayu?" goda Hafidz.

Azmi menggeleng, "Bukan. Aku udah terlanjur jatuh cinta sama Salsha!" jawab Azmi dengan yakin.

"Hemm, okelah. Perjuangkan cinta kamu ya Mi!" pesan Hafidz.

"Pasti. Udah dulu ya. Aku pamit pulang dulu. Dah Kak Aban, Kak Hafidz." Azmi segera masuk ke dalam angkot yang sedari tadi stay di depan kampus.

"Hati-hati, Mi!" seru Aban.

***

Selepas sholat Isya. Azmi dan keluarganya menuju ke rumah Ning Ayu dengan menggunakan mobil pribadi milik Abahnya. Keluarga Ning Ayu menyambut kedatangannya dengan senang hati.

Umik Khodijah berdiri di depan pintu rumahnya, sembari tersenyum ke arah Azmi dan kedua orang tuanya yang baru saja turun dari mobil.

"Akhirnya datang juga. Mari silahkan masuk." Umik Khodijah mempersilahkan mereka masuk.

Ning Ayu tersenyum senang saat melihat kedatangan Azmi dan keluarganya dari jendela kamarnya. Ia berdiri di depan cermin dan merapikan penampilannya agar terlihat cantik dan anggun di depan mereka. Gadis itu sangat berharap malam ini keinginannya untuk berjodoh dengan Azmi As-shidiq menjadi kenyataan.

Azmi menyalami kedua orang tua Ning Ayu, "Malam Om, Tante." sapanya dengan sopan.

"Mari silahkan duduk, saya sudah masak banyak malam ini. Ada opor ayam juga kesukaan Nak Azmi." ujar Umik Khodijah.

"Makasih, Tante. Tau aja kesukaan Azmi." ucapnya tersenyum malu.

"Mik, Ning Ayu suruh kesini dong." pinta suaminya.

"Baik, Abah. Sebentar ya, saya panggilkan Ning Ayu dulu." Umik Khodijah beranjak ke kamar putri semata wayangnya.

Tak berapa lama kemudian mereka kembali ke meja makan. Ayu tersenyum lebar menatap Azmi yang terlihat begitu tampan. Ah, rasanya ia sudah tidak sabar ingin segera menjadi kekasih hatinya.

Ayu menyalami kedua orang tua Azmi.

"MasyaAllah cantiknya Ning Ayu." puji Umik Laela.

"Makasih, Umik." sahutnya.

"Gimana Mi, cantik yah Ning Ayu?" ucap Umik Khodijah padanya.

"Eh, hem. Iya." jawab Azmi sungkan.

"Iya apa Aa?" tanya gadis itu.

"Iya, cantik." jelasnya.

Di puji oleh Azmi membuatnya serasa melayang di udara.

"Aduh, Umik jadi gak sabar." ujar Umik Khodijah.

Azmi, kedua orang tua, beserta adik kembarnya duduk di kursi meja makan yang telah di sediakan oleh kedua orang tuanya Ayu.

"Kami sangat berterimakasih, karena akhirnya Bapak Ali dan sekeluarga bisa memenuhi undangan makan malam dari kami." ucap Umik Khodijah.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang