25|Akhirnya Aku Tahu

3.8K 214 2
                                    

Suasana di Pondok Pesantren pun kembali seperti semula, damai dan tentram. Kini, Hafidz telah terbebas dari tuduhan yang sempat menimpanya. Ia tersenyum lega, dan bersyukur kepada Allah. Karena akhirnya Allah telah memberinya jalan untuk menyelesaikan masalah itu.

Siang itu, tim SM tengah berkumpul dan makan siang bersama di ruang latihan.

Azmi menatap Rizal dengan penuh tanya. Itu membuat Rizal merasa risih. "Apa sih, Mi? Kok natap aku gitu banget? Aku tau kok aku emang ganteng" ucap Rizal dengan PD.

"Ada sesuatu yang mau aku tanyakan sama Kamu" ucap Azmi tanpa basa basi.

"Yaelah, tinggal ngomong aja, pake acara tatap tatapan segala. Kayak sinetron aja" Rizal meneguk segelas es teh.

"Sebenarnya Kak Rizal ada hubungan apa sih sama Ning Aisyah? Kok keliatannya deket banget sama dia? Sepertinya tau banget dengan kehidupan dia" tanya Azmi to the point.

Rizal yang tengah minum menjadi tersedak, "Ke-kenapa emang?"

"Aku pengen tau"

"Cie, kepo"

"Kak Rizal, aku serius!"

"Kamu Cemburu?" Tebak Rizal.

"Ya, gitu deh"

"Kita cuma temenan kok" jawabnya.

"Sejak kapan?" tanya Azmi mengintrogasi.

"Dari kecil" jawabnya jujur.

Azmi terkejut. "What? Teman masa kecil?"

"Serius kamu, Zal?" Hafidz ikutan terkejut.

"Wah, saingan baru" celetuk Aban.

"Saingan? Apaan sih, ya gak lah. Ada ada aja kalian ini" sela Rizal.

"Kak Rizal punya perasaan sama dia?" tanya Azmi.

"Punya, tapi cuma perasaan sebagai temen" jawab Rizal.

"Kalo cinta?" tanya Azmi lagi.

Rizal menggeleng. "Udah ah, kalian kayak wartawan aja deh"

"Masa sih Kak Rizal gak jatuh cinta sama dia?" Azmi masih kepo.

"Gak, Mi. Kita temenan aja udah lebih dari cukup" ucap Rizal.

"Jangan bilang kamu belum move on ya Zal, dari Nasyilla?" tebak Hafidz.

Rizal tersenyum, "Itu masa lalu"

"Masa lalu, biarlah masa lalu.... 🎶" Deril nyerocos.

"Ada yang mau aku tanyakan lagi sama Kamu" tanya Azmi lagi.

Rizal menghela napasnya. "Apa lagi sih, Mi? Silakan katakan semua unek uneknya" jawab Rizal santai.

"Kemarin aku liat kamu sama Ning Aisyah ke makam, emang itu makam nya siapa?"

Rizal menaikan alisnya, "Berarti kamu ngikutin aku dong? Kok aku gak nyadar ya?"

"Maaf, Kak. Aku ngumpet. Abisnya aku kepo" Azmi meringis.

"Oke, aku jelasin. Itu makam nya Almarhumah Umma nya Ning Aisyah" jawabnya.

"Lah, Bu Nyai?" Azmi mulai bingung.

"Dia Ibu sambungnya Ning Aisyah."

"Dari mana Kamu tau?"

"Keluarga ku dekat dengan keluarganya. Termasuk dengan Umma nya" jelas Rizal.

"Oh, aku pikir Kak Rizal itu Kakaknya Ning Aisyah" ujar Azmi.

"Gak, Kakaknya Aisyah itu cewek"

"Oh..."

"Apa ada pertanyaan lagi?" tanya Rizal.

"Gak ada. Makasih, Kak" Azmi tersenyum.

"Zal, kamu tahu gak siapa yang beruntung bisa di jodohkan sama Ning Aisyah?" tanya Hafidz.

Rizal mengangkat bahunya, "Mana aku tau"

"Kan kamu sahabatnya, pasti tau dong, ayok lah kasih tau kita" pinta Azmi.

"Sahabat bukan berarti tau segala kehidupan pribadinya. Kalo kepo, tanya sendiri aja sama dia" sahut Rizal.

"Gimana mau tanya, orang dia aja gak jawab"

"Ya udah berarti jawabannya sama, aku gak tau. Bye, aku mau cuci tangan dulu" Rizal beranjak pergi.

<><><>

Hafidz yang sedang mencuci tangan di keran masjid, bertemu dengan Aisyah disana. Rasa gugup kembali menghampirinya.

"Assalamualaikum" sapa Aisyah.

"Waalaikumussalam" jawabnya.

"Aku mau minta maaf karena udah salah paham sama kamu. Sekali lagi aku minta maaf atas nama keluargaku" ujarnya.

"Iya, gak papa kok. Santai aja" Hafidz tersenyum.

"Wah, ada bidadari" celetuk Azmi.

Aban menarik tangan Azmi, "Jangan, Mi. Biar mereka menyelesaikan masalah mereka dulu"

"Bentar doang kok, Kak." Azmi menghampiri Hafidz dan Aisyah.

Aban hanya menggelengkan kepala dan beranjak mengikutinya. "Assalamualaikum, Ning Aisyah" sapa Azmi.

"Waalaikumussalam" jawab Aisyah.

"Bagaimana kabarmu? Udah gak sedih lagi kan?" tanya Azmi.

"Alhamdulillah baik" Aisyah mengangguk.

"Syukur lah. Ya udah aku sama Kak Aban permisi dulu ya" pamitnya.

"Mi, mau kemana? Ning Aisyah, aku pamit dulu ya. Assalamu'alaikum" Pamitnya dan mengejar kedua temannya.

Aisyah mengangguk dan membalas salamnya.

<><><>

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang