4|Perfom SM

6.2K 365 6
                                    

"Bukan ketenaran atau kepopuleran yang ingin kita dapat, tapi sebuah syafa'at kelak di hari kiamat."


- THE TRIO SHOLEH -

<><><>

Happy Reading✨

Malam ini, tim hadroh SM telah mempersiapkan diri untuk berangkat menuju kampung cendrawasih. Terlebih Azmi yang masih sibuk berdandan di depan cermin. Sedangkan Aban sibuk menghafal lirik sholawat yang akan mereka tampilkan malam ini. Hafidz hanya tersenyum menatap keduanya.

Azmi melihat pantulannya di cermin, baju Koko biru serta kopiahnya telah ia kenakan. Tak lupa ia mengalungkan sorban kesayangannya di leher. Tidak ada habisnya Azmi bergaya di depan cermin. Mungkin jika cermin itu bisa bicara, pasti dia akan berkata, 'Mana tahan sayang.

Setelah menaruh buku sholawat di dalam tas, Hafidz memakai kopiahnya. "Dandan mulu, Mi? Emang mau ketemu siapa sih?" tanyanya dengan nada meledek.

"Palingan ketemu sama ukhty ukhty yang suka teriak, Azmi.. Azmi.. Azmi.." Aban ikutan meledek, sembari mencontohkan dengan gaya lucunya.

"Ledek terus, ledek!" Gerutunya. "kan kita mau ke kampung sebelah, ya harus rapi lah. Kita sebagai tim SM harus mencontohkan cara berpakaian yang baik dan benar" jelasnya.

"Iya, deh iya yang tampannya kayak tukul arwana" Hafidz terkekeh.

"Ish, sembarangan. Kayak Justin Bieber dong!" sela Azmi.

"Kok aku deg degan ya" Aban memegangi dadanya.

"Deg degan kenapa?" tanya Azmi.

"Nerves gitu"

"Di bikin santai aja, Ban." Sahut Hafidz.

"Tarik nafas, kak. Tarik nafas" Ucap Azmi.

Lucunya, Aban malah mengikuti apa yang di katakan Azmi. Ia menarik nafasnya, lalu membuangnya perlahan dan berulang-ulang.

"Tarik nafas lagi, kak. Terus buang" ucap Azmi lagi.

"Lagi kak, lagi" lanjutnya, kesekian kali.

Aban membulatkan matanya, "Eh, apaan sih. Kok malah jadi kayak mau lahiran?" protesnya.

"Tapi, bikin tenang kan?"

"Ya, iya sih"

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar suara ketukan pintu. Hafidz beranjak membuka pintu kamarnya. "Eh, ada Kak Muiz ternyata"

"Cepetan atuh, udah di tungguin sama Abuyah" Ucap Muiz memberitahu.

"Iya, kak. Ayok, Mi, Ban!" Seru Hafidz pada kedua temannya. Mereka bertiga bergegas menuju halaman pondok.

<><><>

Tim SM telah sampai di Kampung Cendrawasih tepat pukul delapan malam. Kedatangan mereka di sambut antusias oleh warga di desa itu. Mereka semua pun di persilahkan untuk duduk di atas panggung.

Suasana malam itu cukup ramai. Bukan hanya dari barisan orang tua, banyak pula anak remaja, dan anak kecil yang turut menghadiri acara pengajian itu.

Suara riuh dan berisik dari para remaja, terdengar jelas di telinga. Sebagian dari mereka ada yang berteriak memanggil nama ketiga vokalis itu. Termasuk nama Azmi yang paling sering di sebut oleh mereka.

Ketiga vokalis itu hanya bisa tersenyum untuk membalas sapaan para penggemarnya. Apa lagi saat Azmi tersenyum, semua perempuan mendadak histeris. ya ampun!

"Bener kan apa kata aku. Azmi dandan untuk para ukhty ukhty itu" Aban kembali meledek.

"Nah, loh, Mi. Denger tuh para ukhty manggil manggil nama kamu." Hafidz ikutan meledek.

"Udah deh, jangan bikin mood aku rusak!" kecam Azmi, pura-pura marah.

Hafidz dan Aban hanya tertawa melihat Azmi yang mulai kesal. Mereka memang suka menjahili Azmi, karena Azmi begitu lucu, dan paling muda di antara keduanya.

Hafidz mulai melantunkan sholawat, sebagai pembuka acara pengajian hari ini.

"Annabi shollu alaih.. Shollawatullah alaih.. Wayana lul barokah kulluman shollu alaih.. 🎶"

Di lanjut oleh Azmi dan Aban. Beberapa syair sholawat pun mereka bawakan.

Acara pengajian itu pun di selingi dengan mendengarkan tausiyah dari para ulama di desa itu. Hingga berakhir pada pukul sebelas malam.

Lelah! Ya, itu yang di rasakan oleh semua tim. Walaupun lelah, tapi mereka yakin kalau lelah ini nantinya akan menjadi lillah.

<><><>

Setelah acara itu selesai, para personil SM segera masuk kembali ke dalam mobil dan bersiap untuk pulang.

"Uh, lelah!" ucap Hafidz yang duduk di sebelah Azmi.

"Aku lebih lelah, kak! Liat baju aku yang tadinya rapi, sekarang kusut gara-gara di tarik-tarik sama para ukhty itu!" keluh Azmi.

"Itu lah resikonya, Mi"

"Padahal kita bukan artis ya, kak. Bagaimana kalo jadi artis? Aku gak bisa ngebayangin mungkin lebih seram dari ini ya, kak" curhatnya.

"Mungkin Mi. Makannya aku gak mau jadi artis. Nanti gak bisa bebas, kayak tahanan di kawal mulu kalo mau pergi kemana-mana" ujarnya.

"Seandainya aku bisa menghilang, dari panggung dan langsung masuk ke dalam mobil. Pasti aku akan aman" Azmi berkhayal.

Hafidz tertawa, "Halu aja kamu, Mi. Itu kan hanya ada di dunia doraemon"

"Iya, kak. Minimal harus jadi Nobita dulu. Eh, tumben kak Aban diem?" Azmi melirik ke samping tempat dimana Aban duduk bersama Rizal.

Ternyata Aban sudah memejamkan matanya sedari tadi.

"Udah tidur dia, Mi" sahut Rizal.

"Ya udah lah aku capek, mau tidur juga ah" Azmi menutupi wajahnya dengan sorban.

Mereka sampai di pondok tepat pukul 12 malam. Semua tim SM kembali ke kamarnya masing-masing. Terkecuali beberapa penabuh yang berasal dari luar pondok pesantren, mereka di persilahkan untuk pulang dan beristirahat di rumahnya masing-masing.

Trio sholeh melangkahkan kaki menuju kamarnya. Azmi segera merebahkan tubuhnya di atas kasur. Aban ikutan dan di susul oleh Hafidz.

<><><>


Suka nggak gaes sama ceritanya?
Vote dan komennya aku tunggu :)

Kalau misalkan suka, bagikan ceritanya ke temen-temen kalian ya, biar pada baca.
Berharap si trio sholeh bisa baca cerita ini juga. Hihi :D

Eh, ngayal aja kamu thor! :')

Tapi, kata Azmi tidak ada yang mustahil di dunia ini kalau Allah sudah berkehendak ;)

Love you,
syubban lovers jateng♡

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang