60|Perasaan Cinta

4.1K 286 11
                                    

Suasana di salah satu kamar santri putra Pondok Pesantren Nurol Qodim.

Tringgg....!!!!

Suara alarm di ponsel Hafidz mulai berdering.

Hafidz terbangun dari tidurnya, dan mengambil ponselnya untuk mematikan alarm itu. Ia membuka matanya dengan lebar, dan melihat angka jam di HP nya yang menunjukan pukul setengah tujuh pagi.

*Kreok..

Hafidz memegangi perutnya yang terasa lapar. Persediaan cemilan snack di kamarnya sudah habis. Alhasil tidak ada lagi makanan untuk pengganjal rasa laparnya.

Ia melirik ke arah Aban yang masih tertidur lelap dengan balutan selimut. Sudah beberapa hari ini udara di Pondok terasa dingin, sehingga mereka harus melapisi tubuhnya dengan kain ataupun selimut yang tebal.

"Ban, Aban bangun udah siang!" ucap Hafidz membangunkan Aban.

"Iya Kak." Aban pun terbangun dan duduk sejenak, sembari mengumpulkan nyawa.

"Mandi yuk Ban. Abis itu, kita cari makan. Perut aku lapar banget." ujar Hafidz.

"Oke-oke." Aban pun setuju.

Selesai mandi. Mereka berdua berjalan menuju kantin untuk sarapan pagi.

"Aban!" panggil seseorang dari kejauhan.

Mereka berdua menoleh ke sumber suara itu. "Mila?" sahut Aban.

Mila menghampiri mereka berdua. "Kalian berdua mau kemana?" tanya Mila basa-basi.

"Ke kantin." jawab Hafidz.

"Kebetulan aku goreng telor dadar nih. Apa kalian mau?" ujar Mila menawarkan.

"Mau Mil. Kebetulan juga aku laper banget nih!" ucap Hafidz dengan cepat.

"Kalau kamu Ban?" Mila melirik ke arah Aban.

Belum sempat Aban menjawab, Hafidz langsung nyerocos. "Udah Ban iyain aja. Kamu juga lapar kan? Jangan sok jaim gitu." sindir Hafidz.

"Hemm.. Iya udah deh, kalau gak ngerepotin kamu sih Mil." timpal Aban.

Mila tersenyum. "Sama sekali gak kok. Ayok kita ke dapur!" Mila berjalan mendahului mereka.

Aban dan Hafidz pun mengikutinya dari belakang. Mereka melihat 3 buah piring berisi nasi dan telor dadar telah tersaji di meja makan ruang dapur.

"Silahkan di nikmatin." ucap Mila.

"Alhamdulillah, rejeki anak sholeh." cicit Hafidz yang langsung segera menyambar sepiring nasi dan telor dadar itu.

Sedang Aban nampak malu-malu, "Sekali lagi terimakasih ya Mil." ucapnya, di jawab dengan anggukan Mila.

"Kamu udah makan?" tanya Aban pada Mila.

"Udah tadi kok. Oh ya si Azmi kemana? Kok gak keliatan?" tanya Mila.

"Ciye, giliran gak ada di cariin, giliran ada berantem." ledek Aban seketika.

"Eh, bukan gitu konsepnya! Kan aku cuma tanya. Soalnya aku udah goreng 3 telor." jelas Mila tak mau Aban salah sangka.

"Azmi pulang Mil ke rumah." jawab Hafidz.

"Waduh, terus ini buat siapa ya? Iya udah aku tinggal dulu ya. Selamat menikmati." Mila pun pergi keluar meninggalkan mereka, sembari membawa sepiring nasi itu.

Selepas Mila pergi, barulah Aban menyantap sarapan pagi buatan Mila.

"Gayanya malu-malu kucing. Malu-malu tapi mau kan?" ledek Hafidz.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang