37|Anak Kuliahan

3.6K 248 6
                                    

Setelah menerima surat kelulusan. Azmi kini menikmati masa liburannya. Meskipun begitu, ia tetap berada di pondok pesantren. Karena ia masih terikat dengan SM.

Ia menimang-nimang saran dari kedua orang tuanya, yang menginginkan jika ia kembali meneruskan pendidikannya di ponpes Lirboyo. Agar semakin luas ilmu Agamanya.

Disisi lain, Azmi ingin seperti kedua sahabatnya yang akan meneruskan pendidikannya ke jenjang kuliah, agar ia tetap bisa menjadi bagian dari SM. Ia pun merundingkan hal tersebut dengan kedua orang tuanya. Setelah berfikir cukup lama, kedua orang tuanya pun menyetujui keinginan Azmi.

Beberapa hari ini pun ia tidak berjumpa dengan Aisyah. Padahal ia ingin sekali menanyakan soal perasaan gadis itu. Apa betul ia mencintai sahabatnya? Azmi terus di rundung rasa penasaran. Semoga saja itu hanya kekeliruan! Itulah yang selalu Azmi ucapkan dalam hatinya.

Karena tidak ada kerjaan, Azmi pun berjalan-jalan mengelilingi ponpes NQ sendirian. Sedang Hafidz dan Syaban tengah menemani Ustad Mukhlies pergi ke Pasar.

"Azmi, Azmi. Kebetulan kamu ada disini." ucap Pak Satpam dengan gelisah.

"Ada apa Pak?"

"Tolong kamu di pos sebentar ya. Bapak mau buang air kecil dulu di kamar mandi." ujarnya.

"Oh.. Iya Pak. Ok." Azmi beranjak duduk di pos satpam.

"Assalamu'alaikum.. Pak Satpam tolong bukain pagarnya dong." terdengar suara perempuan dari luar pagar.

"Wa'alaikumussalam. Iya-iya." Azmi langsung beranjak menuju pagar.

"Aisyah, kamu habis dari mana?" Azmi langsung mengenali gadis bercadar itu.

"Habis dari rumah."

"Aduh Eneng AA rindu... Pada Eneng yang paling ayu... Santriwati yang bercadar, AA pasti lamar Eneng... 🎶😂" bukannya bukain pagar, Azmi malah nyanyi.

"Ada Neng Aisyah rupanya. Barus nyampe Neng?" tanya Pak Satpam, setelah selesai dari kamar mandi.

"Udah dari tadi Pak." jawab Aisyah.

"Aduh, Den Azmi kok gak bukain pintu pagarnya sih? Kasian kan Neng Aisyah di luar pagar." ujar Pak Satpam.

"Ya Allah, maaf. Aku sampe lupa. Abisnya kalo di deket Aisyah, aku seperti terhipnotis sih." cicit Azmi.

Aisyah langsung melangkah mendahului Azmi.

"Dasar santri jaman now!" Pak Satpam menggelengkan kepalanya.

Azmi mengejar Aisyah. "Neng, Neng Aisyah."

"Ya?" jawabnya cuek.

"Aku mau nanya sesuatu."

"Tanya apa?" jawabnya tanpa menghentikan langkah kakinya.

"Apa betul kamu suka sama Kak Hafidz?"

Langkah kaki Aisyah pun terhenti. "Hm..." dia bingung harus ngomong apa. "ada pertanyaan lain gak?" Aisyah mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Sebenarnya banyak, bahkan pertanyaan aku bisa sampe seharian. Tapi, hari ini aku hanya ingin menanyakan itu." celoteh Azmi yang sangat penasaran.

"Ngomongin soal perasaan, Allah maha membolak-balikan hati. Jadi aku tidak bisa menjawabnya. Maaf." jelasnya.

"Aisyah, sudah balik kamu Nak?" ucap Umik Salamah dari kejauhan yang kini melangkah mendekat.

"Sudah Umik." sahutnya.

Umik Salamah menatap Azmi sembari tersenyum. "Anak yang tampan dan sholeh. Cocok banget." ucapnya lirih.

"Ya, udah Umik. Aisyah aku pamit dulu ya. Assalamu'alaikum." Azmi pun pergi.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang