65|Persaingan

3.4K 248 9
                                    

Tepat pukul 6 pagi. Aban terbangun dari tidurnya. Perutnya kini terasa lapar. Ia melirik ke arah kedua sahabatnya yang masih tertidur lelap. Ingin membangunkan kedua sahabatnya namun, tak tega. Karena semalam mereka sangat kelelahan setelah melaksanakan perfom seharian. Aban beranjak bangun dari tempat tidur dan keluar kamar, menuju kantin untuk sarapan.

Dari arah depan, ia berpapasan dengan Faiz yang tengah berjalan sendirian. Faiz tersenyum ke arahnya.

"Hai, Syaban. Mau kemana?" sapa Faiz padanya.

"Mau ke Kantin." jawab Aban, sembari memegangi perutnya yang keroncongan.

"Aku juga mau ke sana. Bareng aja oh." ajak Faiz.

"Iya udah." Aban pun setuju.

"Eh, Azmi sama Hafidz mana?"

"Masih tidur."

"Oh, kemarin kalian perfom dimana?" tanya Faiz kepo.

"Di kota Kraksaan."

"Bukannya kalian kalo perfom malem ya? Kok pagi-pagi sekali udah berangkat?"

"Iya, pagi sampe siang di hajatan orang. Malemnya di Alun-alun Kraksaan." jelasnya.

"Widih, cape banget pasti ya, seharian perfom?"

"Iya lah."

"Ban, fans kau banyak kali ya?" ujar Faiz memberitahu.

"Ah, gak mungkin lah." ucap Aban tak percaya.

"Iya tau. Di sosmed banyak kali. Makannya bikin sosmed nih."

"Males ah, nanti gak konsen belajar!" Aban menolak mentah-mentah.

"Iya juga sih. Eh, itu Mila!" ucap Faiz sumringah.

Aban pun demikian, ia merasa senang bertemu dengan Mila apa lagi Mila datang sembari membawa tepak makan.

Mila tau banget sih, kalo aku lagi lapar...

Batin Aban berbicara. Entah mengapa Aban merasa yakin kalo tepak makan itu untuknya.

Mila tersenyum ke arah mereka berdua. "Pagi." sapa Mila.

"Pagi juga calon." gombal Faiz.

"Pagi Mil." jawab Aban sembari tersenyum malu-malu kucing.

"Hemm. Ini untuk kamu..." Mila memberikan tepak makan itu.

Tangan Aban refleks untuk mengambil tepak makan itu, tapi ternyata meleset.

"Untuk kamu Faiz." Mila tersenyum ke arah Faiz.

Hati Faiz begitu senang, dan langsung menerima tepak makan itu. "Makasih Mila. Tau aja kalo aku lagi laper."

Aban segera menurunkan tangannya kembali. Tiba-tiba hatinya menjadi kecewa.

"Selamat menikmati sarapan pagi dari ku ya Faiz. Semoga kamu suka." ucap Mila.

"Pasti. Apa pun makanan yang kamu masak pasti aku suka. Sekali lagi makasih Mila." jawab Faiz dengan teramat senang.

"Iya udah kalo gitu, aku permisi dulu. Assalamu'alaikum." pamit Mila yang terlihat cuek dengan Aban.

"Wa'alaikumsalam." jawab mereka berdua.

Faiz melirik ke arah Aban yang masih diam mematung, "Syaban, kamu mau minta? Kita sarapan bareng yuk." ucap Faiz menawarkan.

"Hem, gak usah deh Iz. Buat kamu aja. Aku mau ke kantin dulu." Aban berjalan meninggalkan Faiz.

"Eh, Syaban tunggu. Aku ikut!" Faiz mengikuti Aban dari belakang.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang