42|Inikah Cinta?

3.5K 290 5
                                    

Happy Reading✨

<><><>

"Soalnya..." ucapan Rizal terhenti.

Aban keluar dari kamar dan menghampiri mereka. "Azmi Kak." ucapnya pada Hafidz.

Hafidz mengerutkan kening. "Azmi kenapa?"

"Azmi pindah kamar Kak."

"Apa? Jadi semarah itu dia sama aku?" Hafidz merasa bersalah.

"Sepertinya begitu."

"Tidur di mana dia sekarang?" tanya Rizal.

"Mungkin di kamarnya Icad." ujar Aban.

"Susul aja Fidz." suruh Rizal.

"Nggak bakal mau dia. Aku ngomong aja dia langsung pergi."

"Oh, ya udah nanti aku bakal bantu kamu Fidz buat ngomong sama Azmi."

"Tapi ngomongnya pelan-pelan ya. Jangan sampai nyakitin hati Azmi. Bagaimana pun juga aku udah anggap Azmi seperti adik ku sendiri." ujar Hafidz.

"Tenang aja. Ya udah aku balik ke kamar dulu ya. Assalamu'alaikum." pamit Rizal.

"Wa'alaikumussalam." jawab keduanya.

"Aduh," Hafidz menepuk jidatnya. "Kok Rizal pergi sih? Kan dia belum sempet jelasin soal perasaannya Ning Aisyah." ucap Hafidz yang semakin penasaran.

<><><>

Sore itu, Hafidz mencoba menghampiri Azmi yang berada di kamarnya Icad. Ia melihat Azmi yang sedang bermain bola bersama dengan Icad dan juga santri lainnya.

Hafidz menghampiri mereka, "Hai, semua. Aku boleh gabung nggak?" Sapanya.

"Boleh Fidz, sini aja." Sahut Icad.

"Yoi, Fidz gabung aja sini." ucap Dimas.

"Boleh Mi?" Hafidz meminta persetujuan Azmi.

Azmi terdiam, ia hanya menatap Hafidz dengan tatapan tajam. Tiba-tiba saja, Azmi melemparkan bola itu ke luar tembok yang tidak terlalu tinggi.

"Yah, bolanya out. Kalo mau ikut main, ambil dulu bolanya." ucap Azmi dengan senyuman sinis.

"Oh, baik lah aku akan ambil bola itu." Hafidz nurut saja dengan perkataan Azmi. Ia langsung lari keluar ponpes dan mengambil bola itu.

"Kak Hafidz tidak marah?" ucap Azmi lirih. Rasa bersalah pun muncul dalam hatinya.

"Mi, kok di lempar keluar sih?" tanya Dimas.

"Iya sih Mi. Kan jadinya gini kita nggak bisa main bola." Sambung Deni.

"Maaf, aku nggak sengaja," jawab Azmi pura-pura. "ya udah aku mau mandi dulu ya udah sore." Azmi berlalu pergi.

Icad mengejar Azmi. "Mi." panggilnya menghentikan langkah kaki Azmi.

"Ya?"

"Kamu pasti sengaja ya lempar bola itu keluar ponpes?" Tanya Icad menebaknya.

"Aku nggak sengaja kok. Bolanya aja yang mau jalan-jalan keluar ponpes." jawab Azmi ngasal.

Icad menaikan alisnya. "Mana bisa?"

"Ya bisa lah. Bola itu ibarat santri disini yang kadang bosan, dan pengen keluar dari asrama!" Azmi menekan kalimatnya.

Icad menggeleng. "Kamu jangan kayak gitu Mi. Kasian Kak Hafidz. Kalo ada masalah, selesaikan lah Mi dengan cara baik-baik." ujarnya.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang