53|Rasa penasaran Putri

3.5K 257 8
                                    

Hari ini akan di adakan lomba jalan sehat. Semua warga berkumpul di halaman aula Ponpes NQ. Serta semua para santriwan maupun santriwati telah berbaris rapi untuk meramaikan kegiatan lomba jalan santai itu.

Ustadzah Nia dan Ustad Samsul menunjuk Hafidz, Azmi, Mila dan Putri untuk menjadi panitia yang mengatur jalannya acara ini. Mila dan Azmi memimpin di depan, sedangkan Hafidz dan Putri di belakang.

Rasa canggung di hati Hafidz pun muncul. Selama di perjalanan ia hanya diam, tanpa mengobrol dengan Putri sedikit pun. Gadis itu pun juga demikian.

Untuk mencairkan suasana, Putri pun menyanyi dengan suaranya yang cukup merdu, "Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat ku tatap wajahmu, kan pasti mengalir air mata ku, karena pancaran ketenanganmu...🎶"

"Ya Rosulullah, ya Habiballah tak pernah ku tatap wajahmu, Ya Rosulullah, Ya Habiballah aku rindu padamu...🎶" sambung Hafidz.

Putri tersenyum malu, saat Hafidz ikut menyanyikan lagu itu.

"Suara kamu merdu juga." puji Hafidz.

"Makasih. Tapi lebih merdu kamu." Putri balik memuji.

Hafidz hanya tersenyum, sembari menunduk.

Zaka yang tengah mengantarkan penumpang, tak sengaja berpapasan dengan rombongan jalan santai itu. Ia membelalakan matanya saat melihat seorang gadis yang mirip dengan Tasya.

"Tasya?" ucapnya terkejut, sembari memberhentikan motornya secara tiba-tiba.

"Aduh, hati-hati dong, Dek! Kok berhenti disini? Kan pasar masih jauh!" omel Ibu-ibu yang tak lain penumpangnya.

"Oh, maaf Bu. Aku gak sengaja, reflek tadi." ucapnya.

Zaka kembali melajukan motornya. "bagaimana mungkin Tasya ada disini? Bukannya dia di Amerika?" ucap Zaka dalam hati.

***

Acara jalan santai pun usai. Semua warga dan para santri di persilahkan untuk mencicipi aneka makanan dan minuman gratis, yang telah di sediakan oleh pemilik Pondok pesantren.

"Betah amat kamu sama Mila." ledek Hafidz.

"Betah apanya. Selama di perjalanan kita berantem terus!" Azmi ngedumel.

Aban tertawa. "Udah kodratnya kali Mi, kamu sama Mila berantem. Namanya juga AZMILA." cicitnya.

"His, kalo ngomong sembarangan aja lu Kak! Belum pernah makan sandal jepit ya!" ketusnya.

"Untung bukan aku yang ke pilih jadi panitia." Aban menghela nafas.

"Ciye, yang PDKT sama Tasya? Eh, maksudnya Putri." Aban beralih meledek Hafidz.

"Apa sih. Ya gak lah!" sela Hafidz.

"Di liat-liat Putri itu cantik ya, Kak." celetuk Aban.

"B aja." jawab Hafidz singkat.

"Iyalah B aja, kan Kak Hafidz liat Putri itu bagaikan Tasya." Azmi nyengir.

"Males ah kalo bahas itu. Bahas yang lain aja!" Hafidz menaikan alisnya.

"Iya-iya, gitu aja sensi." cicit Azmi.

"Ya-iya lah sensi. Gara-gara dia aku sama Zaka berantem!" curhat Hafidz.

"Kak Azmi!!" sapa Dinda merusak suasana dan mood Azmi.

Trio sholeh menoleh secara bersamaan ke arah Dinda.

"Aduh, si towa datang lagi!" keluh Azmi.

"Towa?" Aban dan Hafidz saling pandang.

"Iya, mulutnya Dinda itu kaya towa berisik!" ujar Azmi.

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang