11|Oleh-oleh Untuk Azmi

4.3K 250 0
                                    

-THE TRIO SHOLEH-

Sahabat, bahagia ku saat melihat sebuah senyuman terukir di wajah mu. :)

———————

Seminggu telah berlalu, dan tim SM sudah kembali pulang ke pondok pesantren. Begitu pula dengan Azmi, ia merasa lega karena akhirnya UTS itu berakhir juga.

Azmi terbangun jam tiga pagi. Ia beranjak keluar kamar untuk melaksanakan sholat tahajud di Masjid. Di sana, ia berjumpa dengan Aban dan Hafidz yang hendak berwudhu.

"Assalamu'alaikum, kakak-kakak ku. Akhirnya kalian udah pulang" seru Azmi girang.

"Waalaikumussalam" jawab keduanya.

"Oh, iya, Mi, kita punya oleh-oleh loh buat kamu" ucap Hafidz.

"Oleh-oleh apa, kak?" tanya Azmi.

"Nanti aku kasih tau. Yuk, kita sholat tahajud dulu" ajak Hafidz.

*

"Oleh-oleh apa sih, kak?" tanya Azmi lagi setelah berada di dalam kamar.

"Sebelum aku kasih tau, pijetin aku dulu dong, Mi. Badan aku pegel banget nih" pinta Hafidz.

"Aku juga ya, Mi. Capek banget sumpah" sambung Aban.

"Hm, ya udah sini aku pijitin" Azmi mulai memijat Hafidz terlebih dahulu.

Sesuai dengan janjinya, Hafidz mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah baju serta sarung batik, lalu memberikannya pada Azmi.

"Subhanallah, bagus banget. Kalian beli dimana?" tanya Azmi sembari mencoba baju dan sarung itu.

"Kemarin waktu di Pekalongan kita di ajak Abuyah jalan-jalan ke toko batik khas Pekalongan" jelas Hafidz.

"Tuh kan aku gak ikut, bikin iri aja" Azmi mengerutkan keningnya.

"Tenang, Mi, kapan-kapan kita kesana lagi" hibur Aban. "oh, iya jangan lupa bayar, Mi" candanya.

"Kan tadi aku udah pijitin kalian, masa bayar sih? Jadi, semua ini gratis kan buat aku?" ujarnya.

Hafidz nampak berpikir, "Hmm, iya udah deh gak papa, ambil aja"

Azmi terkekeh, "Gak, kak, aku bercanda. Semuanya berapa? Ini biar aku bayar aja" Azmi membuka dompetnya.

"Eh, gak usah, Mi. Anggap aja itu hadiah dari aku, karena tadi kamu udah pijitin badan aku" ucap Hafidz.

"Gak, kak. Aku ikhlas kok pijitin kalian. Ini kan pake uang kak Hafidz, terus juga harganya pasti mahal, masa dengan gampangnya aku minta" ujar Azmi.

Hafidz menggelengkan kepala. "Santai aja kali, Mi. Kayak lagi sama siapa aja"

"Justru itu, kak. Selagi aku ada rezeki" Azmi memberikan uang pada Hafidz.

"Udah gak usah, niat aku kan ngasih oleh-oleh buat kamu" Hafidz menolaknya.

"Ya udah makasih banyak ya kak Hafidz ku sayang. Makasih juga udah inget sama aku. Apa jadinya kalo Kalian gak belikan aku batik" beonya.

"Yang ada kamu bakalan ngoceh panjang lebar kan, Mi" ucap Aban, sembari tertawa.

"Kak Aban tau aja" Azmi meringis.

"Gimana dengan UTS kamu, Mi?" tanya Hafidz.

"Alhamdulillah, lancar, kak. Doakan aku ya, semoga aku mendapat nilai yang baik dan memuaskan" ucapnya penuh harap.

"Aamiin. Kita selalu doakan kamu kok. Ya gak, Ban?" Hafidz menyenggol lengan Aban.

"Yoi. Tetap optimis, Mi." ucap Aban menyemangati.

"Oh, iya gimana keseruan kalian selama di luar kota? Ayok dong ceritain" pinta Azmi.

"Noh, si Aban ngeselin, Mi." ujar Hafidz. Aban hanya tertawa.

"Ngeselin gimana?"

"Jadi gini, bermula ketika kita..." Hafidz pun menceritakan semuanya.

Azmi tertawa mendengar cerita mereka berdua. Hingga tanpa terasa, adzan subuh telah berkumandang. Merek bertiga pun beranjak menuju Masjid.

<><><>

Ceritanya kependekan ya? Maaf ya gaes. Terkadang gak ada ide yang nyangkol di otak :(

*Vote nya gaes, biar aku makin semangat nulis :)

THE TRIO SHOLEH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang