part 13

60K 2.4K 10
                                    

"Sayang kamar kamu panas" ya iyala panas om, ini kan bukan kamar om yang ada Ac nya. Ni orang cerewat banget kek ibu-ibu di pasar protes mulu.

"Pulang sana kerumah om yang banyak Ac nya" ucapku

"Tapi aku suka berdua sama kamu disini"

"Lah kata om panas"

"Bercanda sayang" alesan, bilang aja takut di usir om.
"Sayang temenin aku tidur" lanjut si om. Kok suaranya kedengeran manja gitu ya.

"Om mau tidur dimana?" jangan bilang si om mau tidur berdua denganku di sini di kamarku.

"Di sini, di tempat tidur kamu"

"Tempat tidur aku sempit om, ngak muat untuk kita tidur berdua"
"Lagian juga kita bukan muhrim, ngapain tidur berdua" ucapku.

"Aku ngak bakalan ngapa-ngapain kamu kok" kata si om meyakinkan. Bohong banget paling kalau aku sudah tidur si om grepe-grepe kemana-mana. Memikirkannya membuatku bergidikk ngeri.

"Om tidur duluan aja nanti aku nyusul" ucapku beralasan. Tapi si om tiba-tiba menarik badanku berbaring. "Ihh om apa-apa an sih" aku memukul tangan si om dengan keras.

"Diam sayang" ucapnya berbisik. Si om menjadikan satu tanganya sebagai bantalanku dan tangan yang satunya memeluk pinggangku, Membuatku panas dingin seketika.

"Om"

"Kenapa sayang?"

"Aku malu" cicitku. Dan kurasakan si om kembali mencium keningku kali ini agak sedikit lama, Aku tu malu banget om. Tapi kok aku menikmatinya ya. Tapi ya sudah lah sudah terlanjur juga kan.

Dengan malu-malu aku juga membalas pelukan si om, dan menelusupkan wajahku di dada bidangnya. Dan lagi-lagi aku suka dengan Wangi badan si om.
"Tidur sayang" perintahnya berbisik di telingaku, mana bisa tidur aku kalau posisinya kek gini. Yang ada aku ngak bisa tidur sampai pagi.

"Sayang?" katanya suruh tidur lah malah manggil.

"Hemm"

"Nikah yukk" what si om ngajak aku nikah? Idih ngak romantis banget masa ngajak nikahnya kek gini.
"Mau kan nikah sama aku" ucap si om lagi.

"Nanti aja om" jawabku karna untuk sekarang aku belum ingin menikah. Aku ini masih muda.

"Kenapa?"

"Ya pokoknya nanti aja om"

"Hemm"
"Tidurr sayang" ucapnya. Ku tutup mataku karna tiba-tiba rasa kantuk menyerangku.

........

Aku menggeliat merasakan tangan besar yang berada di pinggangku. Waduh tangan siapa nih? Aku membuka mataku dan melihat seorang laki-laki seding tidur di depanku dengan damainya. Dan kuingat kembali kejadian semalam astaga semalam aku tidur berdua dengan si om, dia memelukku dan aku juga memeluknya. Kurasakan wajahku memanas duh aku jadi malu banget.

Kupandangi wajah si om dengan seksama, wajah yang lebih banyak menampilkan ekspresi datar. Dia kalau tidur gini kelihatan berkali-kali lipat tampanya. Padahal kemarin-kemarin aku sangat tidak menyukainya karna dia sudah om-om dan duda lagi. Tapi entah kenapa sekarang aku sangat menyukainya. Dan melihatnya dengan wanita lain membuatku terbakar cemburu. "Mungkin ini yang di bilang Cinta kali ya"

Tiba-tiba mata si om terbuka dan dia tersenyum kearahku, ya Allah melihat senyumanya membuatku tidak bisa bernafas. Mati dong din kalau tidak bernafas

"Kamu sudah bangun?" tanya si om dengan suara serak khas bangun tidur. Duh si om udah liat masih aja nanya.

"Belum om aku masih tidur" jawabku. Ni orang udah tau masih aja nanya.

"Udah jam berapa sayang" ku alihkan pandanganku dari wajah si om melihat jam yang tergantung di dinding kamarku.

"Jam 6 om" jawabku

"Aku masih ngantuk" ucapnya. Ya kalau ngantuk tidur lagi sih om, susah amat.

"Om ngak berangkat kerja?" tanyaku

"Entar sayang jam 9, ini juga baru jam 6 kok"
"Lagian juga aku bosnya, terserah mau masuk kerja atau ngak" katanya. Yang jadi bos mah bebas yah, datang sesuka hati dan pulang dengan seenak hati.

Cupp

Si om mengecup bibirku singkat membuatku melototkan mataku kepadanya. Mak bibir anakmu sudah tidak perawan lagi. Dasar duda tua nyebelin sukanya nyosor-nyosor bibir orang aja, kemarin jidat, sekarang bibir nanti apa lagi.

"Morning kiss sayang" ucapnya dan menyengir kearahku.

"Ih om mah sukanya main nyosor aja, asal om tau gara-gara om bibirku jadi ngak perawan lagi" ucapku kesal

"Tapi suka kan" katanya menggodaku
"Tu pipi kamu merah" lanjutnya mencolek pipiku dengan jari telunjuknya. Iya sih aku sedikit suka. Catet hanya sedikit loh ya, ngak banyak.

"Ihh om" ucapku malu dan aku menelusupkan wajahku lagi didadanya. Duh ini yang kedua kalinya. Si om mengelus-ngelus rambutku.

"Sayang?"

"Hemm"

"Kamu ikut ke kantorku ya?"

"Tapi aku kan kerja om"
"Nanti aku di pecat sama mbak ria lagi, kalau suka ngak masuk"

"Nanti aku ijinin sama bos kamu"

"Tapi om..... "

"Ngak ada tapi-tapian sayang" ucap si om. Dia mah sukanya main potong-potong perkataan orang aja. Dan lagi-lagi untuk yang kesekian kalinya sifat pemaksanya keluar lagi. Pemaksa juga tapi tetap pacar kamu loh dinda

"Terserah om deh, om emag sukanya maksa. Aku mah apa atuh"

"Makasih sayang" ucap si om

"Hemm"

"Om aku ngak punya makanan untuk sarapan"

"Terus kamu biasanya makan apa?"

"Mi instan" jawabku

"Pantesan aja badan kamu rata sayang makanya mi instan terus"
"Mi instan itu ngak sehat untuk kesehatan" ucapnya. Ya elah dia ngatain aku rata lagi. Tapi rata gini juga pacarmu loh om.
"Kamu jangan makan mie instan lagi ya" lanjutnya

Aku tau mie instan ngak sehat tapi mau gimana lagi hanya makanan itu yang harganya murah.

"Tapi aku setiap harinya makan itu om"

"Mulai hari ini jangan makan itu lagi"

"Terus aku makan apa, hanya itu yang harganya murah om"

"Nanti aku beliin makanan"
"Atau kamu tinggal dirumahku" ucap si om menawarkanku untuk tinggal di rumahnya.

"Bangun om udah pagi, jangan peluk-peluk mulu" kataku mengalihkan pembicaraan. Jujur saja aku tidak mau tinggal di rumah mewah si om. Apa kata orang nanti, nanti di kira kumpul kebo lagi.

"Om lepasin tangan om" ucapku berusaha melepaskan tangan om di pinggangku. Tapi dasar si om nyebelin banget dia malah mengeratkan pelukannya di pinggangku dan menelusupkan wajahnya dileherku. Membuat bulu kudukku meremang merasakan nafasnya di leherku.

"Ihh geli om" ucapku

"Aku suka posisi ini sayang" suka sih suka om. Tapi aku yang ngak suka rasanya kek gimana-gimana gitu.
"Kamu Wangi" ya Wangilah om tiap hari kan aku mandi.

"Om bangun ih"

"Ngak mau sayang"
"Sayang kita bikind dede bayi yuk" ucap om berbisik di telingaku. Apa katanya, bikind dede bayi?

"DASAR OM-OM DUDA MESUM" teriakku

........

Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang