part 35

54.9K 1.7K 13
                                    

Part ini lebih parah ngak nyambungnya dari part lainnya.
Lagi ngak tau mau nulis kek gimana. Otak lagi ngak encer keknya.
Banyak typo dimana-mana

Tapi bagi yang pengen baca silahkan.

Jangan lupa vote dan comentarnya, supaya aku semangat buat nulis yang lebih Baik lagi.

.......

Regan mengabaikan Teriakan marah Dinda, ia langsung mengangkat tubuh gadis itu, Lalu melemparnya keatas ranjang, Dan dengan cepat menindih tubuh gadis itu. Dan kedua lututnya menahan tubuhnya agar tidak menimpa tubuh kecil dinda.

Dinda kanget di perlakukan seperti itu. Untung saja Ranjangnya empuk kalau tidak, bisa di pastikan badannya akan remuk.
Dinda memberontak memukul dada regan dengan keras dan kedua kakinya menendang-nendang ke segala arah.

"Kamu suka main kasar ya" ucap regan dengan suara seraknya. Ia menahan kedua tangan gadis itu diatas kepalanya dengan satu tangan besarnya. Membuat Dinda tidak bisa memberontak dan memukul-mukul lagi.

Dinda menangis ketakutan melihat laki-laki itu menindih tubuhnya, dan seringai di wajah laki-laki itu membuatnya bergetar.
"Hikss hikss lepas"

"Aku suka melihatmu ketakutan" ucap Regan dingin, ia memandangi wajah gadis dibawahnya Yang terlihat sangat ketakutan, ia mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu lalu menjilat air mata gadis itu.

"Om pliss lepas" Dinda memohon dengan suara bergetar agar laki-laki itu melepaskanya. Dia sudah tidak bisa memberontak lagi karna tenaganya sudah habis dan kedua tanganya di pegang kuat oleh laki-laki brengsek itu.
"Ak-aku minta maaf udah mukul om"

"Bagaimana kalau aku menghamilimu" regan menyeringai memandang gadis dibawahnya yang melotot kearahnya. Regan kemudian mengelus-ngelus perut Rata gadis itu dengan tangan kirinya. Ia ingin membuat gadis itu menurut padanya dan mau menjadi miliknya lagi.

Regan memang ingin membuat gadis itu hamil anaknya tapi itu nanti bukan sekarang. Kalau dia melakukanya sekarang, ia tidak ingin gadis itu semakin membencinya. Dia akan sabar menunggu sampai Dinda menjadi istrinya.

Dinda melototkan matanya mendengar laki-laki itu mengatakan akan menghamilinya. Demi Tuhan dia itu masih kecil dan dia belum bisa mengurus bayi.
"Jangan om" ucap dinda bergetar dengan Air mata yang mengalir deras dipipi mulusnya.
"Aku akan nurut sama om asal jangan hamilin aku"

"Kalau kau tidak mau kuhamili sekarang"
"Kau harus mau jadi milikku lagi dan..."
" dan Lupakan kejadian kemarin, kita mulai dari awal"

Dinda mengangguk kecil mengiyakan permintaan regan. Ia hanya tidak ingin dihamili oleh laki-laki itu. Dan enak saja laki-laki itu memintanya melupakan perselingkuhannya dengan wanita Genit itu. Dinda tidak akan pernah melupakan sakit hatinya. Dinda akan mencari cara agar bisa kabur dari om-om Duda gila itu. Aku harus minta tolong pada Doni. Huh tapi bagaimana caranya. Batin Dinda.

"Aku tau kau pasti memikirkan cara untuk kabur dariku" ucap regan memandang penuh selidik gadis yang masih di tindingnya itu.

Sial, apa om gila itu punya Indra keenam sehingga bisa membaca pikiranya "ng-ngak om"
"Om bisa lepas tangan aku ngak" pinta dinda.

Cup

Regan mencium kening gadis itu sedikit lama, ia senang karna gadis itu menurutinya dan akan menjadi miliknya lagi, meskipun ia menggunakan cara licik. Regan melepaskan kedua tangan dinda lalu berguling dan berbaring di samping gadis itu.

Dinda bernafas lega karna om gila itu sudah tidak menindihnya lagi. Liat saja nanti ia akan mencari cara untuk bisa kabur, dan membalas laki-laki gila itu. Dinda mengapus sisa-sisa air mata di pipinya dengan kasar.

Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang