part 30

52.6K 1.8K 6
                                    

"Don aku ke toilet dulu ya" pamit Dinda kepada Doni.

"Mau ngapain ke toilet?" tanya Doni menghentikan acara makanya lalu mendongkak memandang Dinda yang sudah berdiri.

"Emang kalau kamu ke toilet mau ngapain?, nyuci baju." ucap dinda sewot. Heran dengan laki-laki di depanya emang ya mesti nanya gitu.

"Gue cuma nanya, ngak usah sewot gitu"
"Sono lu cepetan" ucap doni. Lalu melanjutkan kembali acara makanya yang sempat berhenti tadi.

Dinda melangkah kearah toilet khusus untuk wanita. Dan tanpa sepengetahuannya ada seorang laki-laki yang mengikutinya Dari belakan.

"Uhh Lega" ucap dinda setelah membuang Air kecil yang ditahanya tadi. Ia lalu melangkah keluar dari toilet dan....

Deghh

Deghh

Deghh

Dia mematung melihat seorang laki-laki berdiri menjulang tinggi didepanya. Dia menatap laki-laki itu yang juga sedang menatapnya. Tatapan laki-laki itu terlihat menyiratkan banyak hal.

Hati Dinda kembali sakit melihat laki-laki didepanya. Ya dia adalah orang yang sudah menyakitinya. Laki-laki yang tidak ingin lagi ditemuinya sampai kapan pun.

"Dinda" panggil laki-laki itu yang tidak lain adalah Regan.

Dinda memutuskan tatapannya lalu pergi begitu saja. Sungguh dia masih sakit hati dengan orang itu.
Baru beberapa langkah dia berjalan, ia berhenti karna merasakan cekalan seseorang di tangan Kanannya. Dan dia sangat tau pemilik tangan itu.

"Dinda aku mau ngomong sama kamu" ucap laki-laki itu yang tidak lain adalah regan.

Dinda berusaha melepaskan tanganya dari cekalan Regan. Ia tidak ingin berbicara dengan laki-laki itu.

"Maaf, aku menyesal" ucap Regan.

"Lepaskan tangan saya" ucap Dinda dingin. Dia membalikkan badanya dan memandang Regan Dengan muka Datarnya.

"Apa anda tidak mendengar, lepaskan tangan anda dari tangan saya" dinda berusaha sekuat tenaga melepaskan tanganya. Tapi cekalan tangan laki-laki itu sangat kuat. Dan Mungkin sekarang tanganya sudah memerah.

"Maafkan aku" ucap Regan lagi memandang gadis di depanya, Gadis yang sangat dirindukanya.

"Setelah apa yang anda lakukan, sekarang anda seenaknya meminta maaf?" ucap Dinda memandang sinis laki-laki itu.
"Lepaskan tangan anda, saya tidak ingin melihat anda lagi"

"Pliss Dinda" ucap laki-laki itu seperti seorang yang sedang memohon.

Apa laki-laki di depanku benar Om Regan? Dia memohon padaku? Ini sulit dipercaya. Batin Dinda

"Aku akan melakukan apa saja asal kau mau memaafkanku"

"Jangan temui saya lagi, menjauh dari saya" ucap Dinda. Membuat Regan seperti di hantam batu yang sangat besar. Ia tidak bisa menjauh Dari gadis itu.

"Cukup menjauh dari saya dan saya akan memaafkan anda" ucap Dinda. Sebenarnya dinda tidak tega melihat laki-laki itu memohon kepadanya. Tapi dia harus tega dengan laki-laki brengsek yang sudah menyakitinya itu.

Cekalan Tangan Regan Terlepas. Dan langsung Dinda pergi begitu saja meninggalkan Laki-laki yang masih berdiri dibelakanya. Hatinya selalu sakit bila melihat laki-laki itu.

"Yuk pulang" ajak dinda kepada Doni setelah sampai di depan laki-laki itu.

"Eh lu lama banget sih di toilet, lama bener" ucap Doni kesal.

"Cepetan pulang aku malas disini" ucap dinda mengabaikan perkataan doni. Dia langsung menarik tangan Doni begitu saja, keluar darii tempat makan itu.

"Pelan-pelan dong, lu kenapa sih narik-narik tangan gue" ucap Doni. Dia heran dengan gadis itu datang-datang langsung main tarik tangan aja. Untuk aja dia sudah membayar makananya tadi, kalau tidak, entah apa yang akan terjadi..

"Cepetan pulang" ucap dinda mengabaikan gerutuan Doni. Dia ingin cepat-cepat menghilang dari tempat ini.

"Sabar Din" ucap doni setelah sampai di parkiran.

"Ayo cepetan Don"

"Sabar napa sih"
"Naikk lu" ucap doni yang sudah duduk di atas motor meticnya.

"Etss bonekaku" teriak Dinda setelah mengingat bonekanya yang masih tertinggal di dalam tempat makan itu.

"Ya lu ambil lah" ucap doni cuek.

"Pliss kamu aja yang ambil ya" ucap Dinda membujuk Doni untuk mengambil boneka itu. Dia tidak mau lagi masuk kedalam, alasanya karna dia tidak mau bertemu atau pun melihat laki-laki itu.

"Gue ngak mau" ucap doni menolak, enak aja gadis itu. Setelah menariknya tidak jelas sekarang gadis menyuruhnya untuk mengambil bonekanya yang tertinggal.

"Ayo dong don, kamu tega banget sih sama aku" ucap dinda merengekk menarik-narik tangan laki-laki itu.

"Eh kunyuk ngak usah ngerengekk gitu, lu bukan bocah" ucap Doni kesal melihat tingkah sahabatnya yang seperti bocah umur 7 tahun.

"Kalau kamu ngak mau, aku bakalan teriak, truss bilang sama orang-orang kalau kamu mau ngapa-ngapain aku" ucap Dinda mengancam.

"Eh ngak usah ngancam ya" ucap doni kesal tapi tetap menuruti kemauan gadis itu. "Untung sayang, kalau ngak, gue udah buang lu"

Dinda menatap Doni penuh kemenangan. "Makasih Doni ku" ucap dinda

Setelah menunggu beberapa menit Doni sudah kembali dengan plastik Yang didalamnya berisi boneka.
"Nih ambil"

"Hehehe makasih" dinda terkekeh melihat kekesalan Doni.

"Cepetan" ucap Doni setelah berada di atas motornya dan sudah memakai helm nya.
"Nih pake helm nya" ucap doni menarik dinda agar berdiri didepanya. Dan langsung memakaikan helm di kepala dinda.

"Udah yukk pulang" ucap Doni setelah selesai memakaikan Dinda helm.

"Brangkatt" ucap Doni dengan suara yang cukup keras. setelah dinda duduk di boncenganya.

......

Regan memandangi dengan datar motor yang sudah menjauh dari hadapanya. Dia sebenarnya sudah berdiri lama disitu dan dia melihat semua apa yang dilakukan gadis itu.

"Lu pasti Sakit hati kan, melihat kemesraan mereka" ucap laki-laki di sampingnya.
"Itu yang Dirasakan gadis itu saat kau bersama wanita lain"
"Tapi yang kau lakukan kan lebih parah"

"Diam kau" ucap Regan marah. Memang yang dikatakan Ryan ada benarnya, dia memang sakit hati melihat gadis itu terlihat mesra dengan laki-laki lain.

Regan melangkah kearah mobil Ryan yang terparkir tidak jauh darinya Dan langsung membuka pintu mobil itu lalu masuk kedalam dan mengemudikannya. Meninggalkan seorang laki-laki yang sedang berteriak memanggilnya.

"Astaga dia benar-benar" ucap Ryan kesal. Melihat mobil didepanya melaju dengan kencang.
"Regan gue bunuh juga lu"

"Shitttt"
"Regan itu mobil gue" Teriak Ryan marah. Kenapa Regan tega sekali meninggalkanya, Padahal itu kan mobilnya.

Dia harus naik apa kekantor, masa dia harus jalan kaki, cowok Tampan seperti dia jalan kaki.

Seharusnya tadi dia tidak menyerahkan kunci mobilnya kepada laki-laki itu.

"Shittt" umpatnya lagi

"Naik taksi sajalah, dari pada jalan kaki"
"Awas lu Regan kalau ketemu gue bunuh lu" gerutu Ryan. Lalu menahan Sebuah taxi yang lewat di depanya, Terpaksa dia harus naik Taksi.

.........

Maav kalau ngak nyambung ceritanya.
Dan banyak typo dimana-mana.

Dan terima kasih untuk semuanya yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca Cerita ini.













Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang