part 40

54.7K 1.7K 37
                                    

"Doni... " cicit Dinda setelah sampai didepan Laki-laki yang mencarinya yang tidak Lain Adalah Doni. Dinda Melirik doni.

"Lu.... "
"Ya Allah, Din kenapa muka lu, rambut lu juga Astaga"
"Bilang sama gue siapa yang buat lu kaya gini" teriak Doni marah melihat muka dinda yang banyak cakaran dan Rambut panjang Gadis itu terlihat sangat berantakan.

"Em itu.. Em aku" dinda terbata-bata karna dia bingung harus menjawab apa.

"Bilang sama gue, siapa yang sudah buat lu kek gini" doni memegang kedua bahu gadis itu.

"Em itu... "

"Jangan menyentuhnya" seorang laki-laki menarik Dinda menjauhi Doni.

Ya Allah gimana ini. Batin dinda panik bagaimana kalau si doni beneran menghajar Si om.

Jangan bilang itu om-om yang dimaksud si dinda, tapi badanya Gede dan astaga mukanya Datar banget udah kek tembok dirumah gue. Kalau gue ajak laki-laki itu berantem pasti gue bakalan kalah, dan bisa masuk rumah sakit gue. Atau ngak lebih parahnya gue bisa mati. Batin doni bergidik ngeri melihat laki-laki didepanya.

Dan ya Allah, tatapan matanya bisa bikind gue Mencair.ibarat kata dia apa gue es, serem banget. Kalau kek gini gue nyerah deh.  Batinnya lagi. Doni menarik kembali kata-katanya dulu yang mengatakan akan menghajar laki-laki yang menyakiti dinda sampai mampus. Yang Ada dia nanti yang bakalan mampus.

"Dia siapa?" tanya Regan dingin kepada Dinda. Regan mengingat laki-laki yang sekarang berdiri didepannya adalah orang yang bersama dinda di Tempat makan waktu itu.

"Em itu doni om sahabat aku" cicit Dinda. Ia memandang Doni yang berdiri didepanya. Dia akan meminta Doni untuk Menolongnya kabur dari Si om.

"Bukan pacar kamu?" tanya Regan.

"Ya bukan lah om"
Regan bernafas lega mengetahui kalau Laki-laki itu sahabat gadisnya bukan pacarnya.

"Untuk apa kau kesini?" tanya Regan dengan suara dinginya dan memandang laki-laki didepanya dengan Datar.

Doni menelan Ludahnya "Em gue, gue mau ketemu Dinda om, eh pak"

Gimana mau minta tolong Sama si Doni dia aja kelihatan takut gitu. Huh mana katanya dulu mau menghajar si om sampai mampus. Batin Dinda memandang Doni kesal.

"Kita bicara di dalam" ajak Regan

dinda Dan doni berjalan beriringan Di belakang Regan.
"Lu kenapa sih ngak bilang kalau om lu itu mukanya Datar dan Badanya gede, gue kan jadi takut" bisik Doni pada dinda di sampingnya.

"Ih kamu kamu kok Takut sih don, katanya dulu mau menghajar si om sampai mampus" bisik dinda juga. Dan memandang Doni Remeh.

"Gue cabut kata-kata gue dulu din, yang Ada gue yang mampus duluan"

"Huh cemen, padahal aku mau minta tolong sama kamu"

"Duduk" perintah regan kepada Dua orang yang terlihat sedang berbisik itu. Regan duduk di Sofa panjang. Karna mereka sekarang sudah berada di ruang tamu rumahnya.

"Kamu duduk disampingku" ucap Regan meminta dinda untuk duduk disampingnya.
"Dan kau duduk disana" ucap Regan kepada Doni menunjuk sofa didepanya.

Dinda melangkah menuju Sofa yang ditempati oleh Regan dan langsung mendudukan bokongnya disamping laki-laki itu pemaksa itu.

Sementara itu doni duduk di Sofa yang ditunjuk oleh Regan. Doni memandangi sekelilingnya dan Dia melongo melihat isi dari rumah itu.

Masya Allah lampunya gede banget dan itu Astaga gucinya pasti mahal banget, gue ngak bisa ngomong lagi, bener-bener kaya banget ni orang. Kalau gue jadi dinda gue juga ngak bakalan nolak jadi pacar laki-laki itu meskipun duda, dan wajahnya juga masih terlihat tampan. Meskipun masih tampanan gue sih. Batin Doni menilai.

Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang