part 29

48.5K 1.8K 5
                                    

"Din lu yakin cuman mau beli Boneka?"
"Ngak mau yang lain gitu?"
Tanya Doni kepada Dinda yang duduk didepanya.

"Nanti kamu bangkrut" jawab Dinda

"Tenang Din Uang babe gue banyak, lu bilang aja lu mau apa lagi?"

"Pake uang orang tua aja bangga" cibir Dinda

Mereka sekarang sedang berada di sebuah Restoran, setelah Tadi berjalan-jalan. Tepatnya Doni yang mengajak Dinda jalan-jalan karna janjinya kemarin. Dan hari ini Doni menepati janjinya.

Doni mengajak Dinda membeli Boneka, Ditoko yang berada Di pinggir jalan. Karna Dia sangaat tau Apa saja yang disukai dinda. Salah Satunya Boneka Doraemon.

Tapi Dinda memilih boneka yang Harganya Murah. padahal Doni sudah memilih satu boneka untuk dinda yang ukuranya Lumayan besar, tapi Dinda menolaknya. Doni sangat Tau kalau sahabatnya itu sangat sederhana.

"Din lu makan dong tu nasi gorengnya, jangan diliatin mulu" ucap Doni karna dia melihat Dinda hanya Diam dan terlihat sedikit murung.

"Din?"

"Woy kunyukk" teriak Doni, Dia sangat kesal karna Dinda tidak menanggapinya padahal dia sudah berapa kali memanggil gadis itu.
Atau jangan-jangan Dinda masih memikirkan laki-laki brengsek itu. Batinya

"Ehh iya don kenapa?" tanya Dinda kaget, karna mendengar teriakan doni di depanya.

Sementara itu doni sangat kesal, berarti Tadi dinda tidak mendengar. Huh gadis itu sangat menyebalkan. Batinya "lu kenapa sih, dari tadi gue manggil-manggil lu"

"Eh maaf don aku ngak dengar" ucap dinda cengegesan. Sebenarnya Dinda masih memikirkan laki-laki itu, huh kenapa laki-laki itu tidak bisa hilang dari pikiranya.

"Jangan bilang lu masih mikirin laki-laki itu" ucap Doni dan menatap Dinda penuh selidik.

Dinda yang Ditatap oleh laki-laki di depanya menjadi sedikit gugup, "ngak kok" jawab Dinda, karna dia tidak ingin Doni tau apa yang di pikirkanya. Bisa-bisa doni marah lagi, Pikirnya.

"Awas lu kalau boong gue bakalan buang boneka lu" ucap doni galaka.

"Buang aja, belinya juga pake uang kamu" ucap dinda
"Yang rugi juga kamu, bukan aku"

Doni kesal dengan Apa yang diucapkan Dinda. Tapi benar juga kata Dinda. Belinya juga pake uang dia, bukan pake uang Dinda, berarti yang Rugi dia.
"Terserah lu deh din" ucap doni membuat dinda tersenyum menang, kapan lagi dia menang berdebat dengan laki-laki di depanya itu.

"Makan tu makanan di depan lu, nanti dingin" ucap doni. Lalu mereka menikmati makanan masing-masing dengan Diam.

.......

"Lu beneran mau makan direstoran ini?" ucap Ryan kepada sahabatnya yang berjalan di sampingnya. Mereka berjalan masuk Ke restoran yang terlihat biasa-biasa saja. Ryan heran kenapa sahabatnya itu memilih makan di tempat ini. Setaunya Regan selalu makan diRestoran yang mewah, yang menyediakan makan-makanan enak.

"Hemmm" deheman Regan menjawab pertanyaan Ryan. Regan juga sebenarnya tidak tau kenapa dia ingin sekali mampir Di tempat ini, padahal tempatnya terlihat sangat biasa. Berbeda dengan Restoran yang pernah didatanginya.

Regan melangkah masuk kedalam diikuti oleh Ryan yang menggerutu tidak jelas Disampingnya.

Regan memandang sekeliling Tempat makan itu, dan ternyata banyak juga pengunjungnya, hampir semua kursi terisi.

Regan berhenti melangkah dan mematung karna tak sengaja melihat seorang gadis duduk di sebuah kursi di pojok ruangan. Tapi gadis itu tidak sendirian, gadis itu duduk bersama dengan seorang laki-laki.

Regan memandang gadis itu penuh Rindu, tapi gadis itu tidak melihatnya karna sedang tertawa dengan laki-laki yang duduk di depanya. Membuat dada regan Tiba-tiba nyeri melihat gadis itu tertawa dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.

Sungguh dia sangat cemburu melihat gadis itu bersama dengan laki-laki lain yang bukan dirinya.

Ia ingin mendekati gadis itu dan meminta maaf, tapi dia takut gadis itu marah. Cukup dia melihat gadis itu dari jauh, sudah mengobati Rasa rindunya.

Apa laki-laki itu pacar Dinda?

"Lu kenapa sih Ren,? Tanya Ryan. Sahabatnya itu tiba-tiba berhenti dan mematung memandang memandang ke pojok Ruangan.

"Heh Regan lu kenapa sih?" Ryan mengikuti arah pandang laki-laki di dampingnya. Dan dia hanya melihat seorang gadis cantik sedang tertawa dengan seorang laki-laki yang mungkin pacar gadis itu.

Sementara itu Regan tidak melepaskan pandangannya Dari gadis itu. Gadis yang sudah disakitinya.

Melihat gadis itu tertawa dengan laki-laki lain membuat dadanya sangat sakit. Dia sangat Tidak rela melihat gadis itu berbahagia dengan laki-laki lain. Sangat-sangat tidak Rela.

Ryan yang melihat tingkah aneh sahabatnya itu menjadi sangat kesal, sungguh dia sangat-sangat lapar dan laki-laki itu hanya berdiri diam.

Dengan kesal dia langsung menarik Laki-laki itu untuk duduk di kursi yang kosong. Ia ingin segera makan.

Regan tersentak kaget melihat Ryan menariknya untuk duduk Di kursi yang kosong yang berjarak tidak jauh dari Tempat duduk gadis itu, hanya 3 meja yang menghalanginya.

Regan memandang ryan dengan pandangan membunuh. Berani sekali laki-laki itu menariknya.

Ryan yang ditatap dengan pandangan membunuh oleh Regan hanya menyegir tidak jelas dan mengangkat tanganya membentuk huruf v (viss).

"Maaf mas mau pesan apa?" tanya seorang pelayan laki-laki yang berdiri di dekat mereka.

"Nasi goreng" ucap Regan. Lalu memandang lagi kearah gadis itu yang sedang menikmati nasi goreng. Sejujurnya Regan memesan nasi goreng karna dia melihat Gadis itu juga memesan nasi goreng.

"Saya juga nasi goreng"
"Plus jus apel 2" ucap ryan.

"Baik mas di tunggu sebentar" ucap pelayan laki-laki itu lalu pergi.

"Lu lagi liatin apa sih Gan?" tanya Ryan penasaran.

"Gadis itu" ucap Regan

"Gadis yang di pojok itu?" tanya Ryan dan menunjuk seorang gadis yang duduk di pojok ruangan.

"Iya" jawab Regan singkat

"Jadi itu gadis yang kau sakiti" ucap Ryan mengerti. Ternyata gadis yang sudah disakiti oleh sahabatnya itu Terlihat Cantik, sangat cantik malah. Dan terlihat menggemaskan.
"Dia terlihat, cantik, polos, dan menggemaskan" ucap Ryan menilai

"Ya" Regan membenarkannya.

"Lu tidak mau nyamperin gadis itu dan minta maaf?"

"Saya takut dia marah dan semakin membenciku" ucap Regan kau tidak bodoh, pasti gadis itu masih menjadi milikmu" ucap Ryan menyayangkan kelakuan bodoh sahabatnya.
"Mungkin laki-laki itu pacarnya" lanjut Ryan.

"Tidak mungkin" ucap Regan marah.

"Lu tidak melihatnya, dia terlihat senang dan bahagia dengan laki-laki itu"
"Dan laki-laki itu terlihat masih muda juga, mungkin seumuran dengan mantan gadis mu itu" ucap Ryan menghiraukan Regan yang terlihat marah.

Regan sangat marah mendengar ucapan sahabatnya yang mengatakan dia terlihat senang dan bahagia dengan laki-laki itu.

"Silahkan di nikmati" ucap seorang pelayan yang mengantar pesanan mereka dan menaruhnya di atas meja.

"Terima kasih mas" ucap Ryan. Dan pelayan itu hanya mengangguk lalu melangkah pergi.

Ryan langsung menikmati makananya karna dia sudah sangat lapar. Sedangkan Regan hanya menatap makanan itu tanpa minat...

........

Makin Ngak nyambung dan banyak typo dimana-mana.

Dan terima kasih untuk semuanya yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca Cerita ini.




Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang