part 49

63.7K 1.8K 18
                                    

Awas banyak typo dimana-mana.

******

"Arghhh cukup om, aku capek" dinda terengah-engah mengatur nafasnya. Begitupun dengan laki-laki yang masih menindih tubuhnya. Laki-laki yang tidak lain adalah suaminya juga sedang mengatur nafasnya agar normal kembali.

Kamar tempat mereka terlihat berantakan dan kacau. Baju, celana dan bantal guling berserakan di lantai. Sementara tempat tidur yang mereka tempati sekarang terlihat acak-acakan tak berbentuk lagi.

Pasti kalian sedang berfikir mereka baru saja melakukan kegiatan panas. Ya sama seperti apa yang kalian fikirkan, mereka memang baru saja melakukan hubungan suami istri yang sempat tertunda beberapa hari itu.

"Terima kasih sayang" ucap regan lalu mengecup kening dan kedua mata dinda.
"Terima kasih karna sudah memberikannya untukku" lanjut regan berbisik ditelinga istrinya. Kemudian menggulingkan tubuhnya disamping istri tercintanya dan memandang langit-langit kamarnya.

Betapa beruntungnya regan karna sudah memiliki dinda seutuhnya. Dinda beberapa menit yang lalu sudah bukan gadis lagi tapi sudah menjadi wanita, istrinya miliknya. sebentar lagi di perut istrinya pasti akan tumbuh buah Cinta mereka. Dan Regan sudah tidak sabar menunggu saat itu tiba.

Dinda meneteskan air matanya, bukan air mata menyesal atau terpaksa. Dia hanya menangis haru karna kesuciannya bisa ia jaga selama ini dan memberikannya kepda orang yang berhak yaitu suaminya. Dan ia juga menangis karna merasakan sakit yang teramat di bawah sana. Apa iya berhubungan badan itu rasanya sesakit ini, Batin dinda.

"Duhh sakit banget" ringis dinda

Regan yang mendengar ringisan istrinya langsung membalikkan badanya menghadap kearah istrinya.
"Maaf sayang sudah menyakiti kamu" ucap regan kemudian merengkuh tubuh polos istrinya dalam dekapannya.

"Tapi ini sakit, perih dan ngilu om" dinda menelusupkan wajahnya di dada bidang regan.

"Maaf sayang, sekarang tidur pasti besok sakitnya akan hilang" ucap regan berusaha menenangkan istrinya yang masih meringis kesakitan akibat ulahnya.

"Iya om" dinda menutup matanya dan berharap semoga besok rasa sakitnya sudah hilang.

******

Dinda terbangun dari tidurnya karna merasakan sinar matahari yang menerpa wajahnya melalui celah-celah horden jendela kamarnya. Dan ternyata ia tidur berbantalkan lengan kiri regan.

"Auhhhh" dinda meringis merasakan selangkangannya perih dan ngilu saat dia menggerakkan sedikit badannya.

Dinda melirik regan yang sedang tertidur pulas di sampingnya, huh dia enak-enak tidur sementara aku kesakintan gini, Batinnya kesal.

Dinda menyibakkan selimut yang menutupi tubuh polosnya, ia ingin segera ke kamar mandi. Pipi dinda memerah melihat tubuh atas regan yang juga polos sama seperti dirinya. Ia mengingat kembali kejadian panas semalam antara dirinya dan Regan.

Dinda menggeleng-gelengkan kepala menghalau ingatannya tentang kejadian semalam.
Ia berusaha turun dari tempat tidur dengan menahan rasa perih dan ngilu di selangkangannya.

Tapi baru beberapa langkah ia langsung terduduk diatas lantai yang dingin karna tidak bisa lagi menahannya.
"Hikss hikss perih banget, aku ngak bisa jalan huwaaa"

Regan terbangun karna mendengar suara istrinya yang sedang menangis. Dia menoleh kesamping dan dia melihat istrinya sedang terduduk di atas lantai dengan tubuh telanjang sambil menangis. Perasaan khawatir langsung dirasakan oleh regan.
"Sayang kamu kenapa?"

Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang