part 31

50.9K 1.7K 21
                                    

Dinda pov

"Pelan-pelan bawa motornya, aku belum mau Mati" aku berteriak didekat telinga Doni yang membawa motornya kenceng banget. Untung dia cuma pake motor meticnya, gimana kalau motor ninjanya coba, aku bisa terbang dibuatnya.

"Apa din, gue ngak Denger" teriaknya.

"Pelan-pelan" teriakku lagi

"Iya gue pelan-pelan" ucapnya. Lalu memelankan laju motornya. Gini kan enak.
"Din lu nginap Dirumah gue ya"

"Ngapain aku nginap dirumah kamu" ucapku.

"Mas Alven sudah pulang Dari luar negri"
"Lu ngak kangen sama dia" teriaknya. Ni orang hobi banget Teriak-teriak, dikira aku budek kali ya. Tapi aku juga suka teriak-teriak sih hehehe.

Mas alven pulang? Terus hubunganya sama aku kalau dia pulang apa coba. Aku juga bukan pacarnya.

"Emang kalau mas alven pulang, hubunganya sama aku apa?" tanyaku. Doni memberhentikan laju motornya di Lampu merah.

"Dia mau ngasih lu oleh-oleh" ucapnya. Aku melirik kesamping karna melihat mobil berwarna hitam juga berhenti disamping motor Doni. Dan kulihat 2 orang di dalam mobil itu karna kaca mobilnya tidak tertutup. Seorang laki-laki dan seorang perempuan yang terlihat sedang bertengkar.

Laki-laki itu terlihat sedang memaki si perempuan. Dan sepertinya aku mengenal laki-laki itu.

"Woy din lu kenapa sih diam mulu" perkataan doni membuatku mengalihkan pandanganku Dari orang di samping kami.

"Kenapa?" tanyaku kepada doni

"Ckckck gue dah ngomong panjang kali lebar sama lu, tapi lu ngak denger" katanya berdecak kesal.

"Hehe maaf" ucapku

"Terserah lu deh, intinya lu nginap dirumah gue" ucapnya final. Huh di noni suka banget maksa-maksa, udah kek si om.

Hufhh kenapa harus mengingat laki-laki brengsek itu coba. Dia udah kek hantu dimana-mana Selalu ada dia, ngak dirumah makan, ngak di Pikiran. Jujur aku belum bisa melupakanya.
Entah kenapa masih ada perasaan untuknya yang tidak bisa hilang. Tapi aku tidak akan pernah memaafkanya.

"Woy din, lu kenapa sih melamun terus" ucap doni. Sekarang dia sudah melajukan motornya di jalan yang sedikit lenggang, tidak macet seperti biasanya.

"Ngak apa-apa kok" jawabku

"Terserah lu deh" ucapnya.

Setelah 20 menit kemudian, kami sudah sampai didepan rumahnya Doni. Dan aku melihat mobil yang tadi juga berhenti dilampu merah tepat di samping motornya Doni. Apa cuma mirip doang kali yah.

"Don itu mobil siapa?" tunjukku kearah mobil yang terparkir itu.

"Mobilnya mas alven" jawabnya cuek. Lalu menggandeng tanganku masuk kedalam rumahnya.
Jangan-jangan yang tadi kuliat itu mas alven.

Aku dan Doni masuk kedalam Rumahnya.

"Tu suara apa.an?" tanya doni kepadaku

"Aku ngak denger, emang kamu denger suara apa?" tanyaku juga penasaran. Karna aku tidak mendengar suara-suara aneh di sini

"Mas alven saya mohon" aku dan doni saling berpandangan karna mendengar suara seorang perempuan.

"Tuh suara siapa?" bisikku kepada Doni

"Mana gue tau" jawabnya cuek. Lalu melangkah kerah Ruang tamu rumahnya masih dengan menggandeng tanganku.

"Din kayaknya mas alven lagi berantem sama Cewek" bisik Doni di sampingku.
"Tuh liat mas alven kayaknya lagi marah" ucapnya berhenti lalu memdandang kearah ruang tamu rumahnya.

Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang