Kisah Cinta yang tidak biasa, antara si gadis muda cantik berusia 18 Tahun bernama Dinda Farani, dengan om Duda tampan berusia 34 tahun bernama Regan fernando.
INTINYA JATUH CINTA ITU TIDAK MENGENAL UMUR.
Dan selanjutnya silahkan dibaca sendiri.
...
Setelah dinda selesai Membersihkan dirinya alias Mandi dan memakai baju tidur lengan panjang dengan celana panjang. Yang berwarna Biru dengan motif kartun kesukaanya yang menurut dinda sangat lucu.
Ia kemudian melangkah keluar dari kamar mandi dan menemukan Regan sedang duduk di pinggir tempat tidur sedang memainkan ponselnya.
Regan yang menyadari kehadiran dinda langsung mematikan ponselnya dan menyimpannya diatas tempat tidur lalu berdiri "giliran aku yang mandi" ucapnya. Dan langsung melangkah masuk kedalam kamar mandi.
20 menit kemudian Regan keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di pinggangnya. Dinda yang saat itu sedang menyisir rambutnya mengalihkan pandangannya kearah Regan.
Dinda membulatkan matanya dan menelan ludahnya kasar melihat dada bidang regan dan perut sixpact nya membuat dinda ingin memegangnya. "Pliss dinda jangan berfikir jorok" dan sisir yang di pegang dinda entah jatuh kemana.
Dinda menutup matanya menggunakan kedua tanganya. Mak mata anak mu sudah tidak suci lagi. Ngak usah ditutupin dinda kamu juga udah melihatnya kan,
Sementara itu regan tertawa pelan melihat dinda yang menutup matanya menggunakan kedua tanganya, niatnya hanya inggin menggoda gadis itu.
"Om ih pake baju sana" ucap dinda berusaha menutupi rasa malunya. Dan pasti sekarang pipinya sudah memerah akibat melihat badan Regan.
"Nafsu ya liat badanku" goda Regan lalu memakai bajunya.
"Ihh ngak"
"Ngak usah malu sayang, kamu pegang juga boleh kok, ini kan badan pacar kamu" ucap regan tertawa keras
"Ihh om nyebelin"
"Buka mata kamu sayang, aku sudah pake baju kok".regan menarik tangan Dinda yang berada di wajahnya dan dengan malu-malu dinda membuka matanya dan melihat penampilan regan yang wow sangat tampan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"yukk makan dulu" ajak regan
"Aku ngak lapar om, aku mau tidur aja" ucap dinda menolak karna dia merasa sangat mengantuk.
"Tapi sayang kamu belum makan malam, yukk makan dulu" ajak regan lagi dengan suara lembutnya. Dia tidak ingin gadis itu kelaparan bahkan sampai sakit.
"Aku mau tidur" ucap dinda lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang Yang terasa sangat empuk.
Regan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat gadis itu. "Sayang" regan mengelus pipi gadis itu yang sudah menutup matanya
"Sayang makan dulu" bujuk regan kembali tapi diabaikan oleh oleh dinda yang sumpah demi apa pun sudah sangat mengantuk.
Regan meninggalkan gadis itu menuju Ruang makan, dia ingin mengambil makanan untuk gadis itu. Ia mengambil piring dan sendok lalu mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk pauk dan juga mengambil segelas susu, lalu melangkah kembali menuju kamarnya.
Ia melihat gadis itu memeluk guling dengan erat dengan mata yang tertutup "sayang makan dulu ya, dikit aja" bujuk regan
"Ihh om jangan ganggu"
"Sayang makan dulu" regan sudah seperti orang tua yang membujuk anak gadisnya utuk makan.
"Hemm" dinda hanya berdehem. Dan Regan menarik tangan gadis itu dengan lembut agar terbangun.
Dinda dengan malas terbangun dan duduk di atas tempat tidur, tapi dengan mata yang masih tertutup rapat.
"Buka mata kamu sayang" perintah regan yang saat ini sudah duduk bersila di depan Dinda. Dan dengan malas dinda membuka matanya.
"Aaaa bukan mulut kamu" dengan sabar regan menyuapi dinda yang saat ini sudah membuka mulutnya.
"Om" panggil dinda dengan suara seraknya
"Iya sayang"
"Aku mau sayurnya" ucap dinda menunjuk sayur yang ada di dalam piring
"Iya" ucap regan dan menyuapi dinda kembali
"Om ngak makan" tanya dinda
"Aku makanya entar sayang"
"Aku ngerepotin om ya"
"Ngak sayang, malah aku seneng kalu direpotin sama kamu" kata dengan tersenyum lembut kearah gadis itu.
"Aku sayang sama om" ucap dinda dengan wajah sendunya.
"Aku tau" "Dan aku juga sayang sama kamu" ucap regan tersenyum lebar mendengar gadis itu mengucapkan kata sayang kepadanya. Dia sudah seperti abg yang baru merasakan Cinta.
"Om aku udah kenyang"
"Habisin dulu sayang"
"Tapi cacing-cacing diperut aku udah kenyang om" perkataan dinda embut Regan tertawa. Ada-ada saja gadis itu, fikirnya.
"Nanti nasinya nangis kalau ngak dihabisin"
"Aku bukan anak kecil om"
"Iya emang bukan sayang" "Kamu kan bisanya bikin anak kecil"
"Ihhh om mesum" teriak dinda. Dan regan hanya tertawa.
"Sayang yukk bikind dede bayi" goda regan kembali. Dinda yang mendengar ucapan mesum regan hanya merenggut malu.
"Ih om nyebelin"
"Nyebelin juga tetep pacar kamu sayang" ucap regan terkekeh
"Nih minum susunya" regan menyerahkan segelas susu kepada Dinda, dan dinda langsung meminumnya habis hanya dengan sekali tegukan. Membuat regan melongo melihatnya.
Dinda memberikan gelas kosong itu kepada regan dan ia membaringkan tubuhnya kembali kekasur. Regan mengambil selimut dan menyelimuti tubuh gadis itu sampai kelehernya.
Regan kemudian menghabiskan makanan yang tidak di makan oleh dinda lalu menyimpan gelas dan piring kosong itu diatas meja.
Ia kemudian naik keatas tempat tidur dan ikut berbaring dengan Dinda yang membelakanginya. Ia kemudian membalikkan tubuh dinda supaya mengahadap kearahnya.
Regan memandangi wajah gadis itu yang terlihat sangat cantik. Ia kemudian mengelus bibir tipis gadis itu yang membuatnya sangat tergoda dan ingin mencicipinya.
Entah dorongan dari mana ia menciumi seluruh wajah gadis itu, mulai dari kening, kedua mata, hidung, pipi, dagu dan terakhir bibis tipis gadis itu yang terasa sangat manis. Ia melumat bibir gadis itu lembut menggit-gigitnya kecil. Sungguh regan sudah tidak bisa menahan nafsunya. Dia ingin memiliki gadis itu seutuhnya. Tapi otaknya masih warass untuk tidak merusak gadis itu. Cinta menjaga bukan untuk merusak.
Tapi kita lihat saja nanti apakah dia bisa menjaga gadis itu tanpa menyentuhnya.
"Emm" dinda mengerang lalu membuka matanya dan memandang Regan dengan sayu, lalu menutup kembali matanya.
"Tidur lagi sayang" ucap regan ditelinga Dinda dengan suara seraknya menahan nafsu. Ia kemudian memeluk dengan erat gadis itu.