part 48

61.7K 1.8K 18
                                    

Awass banyak typo dimana-mana.

******

"Om ngak kerja?" tanya Dinda sembari memandang Regan yang sedang menikmati sarapan paginya.

"Kerja sayang" jawab regan

"Emang om mau berangkat jam berapa?, ini itu sudah jam 9 om"

"Aku bosnya, terserah mau berangkat jam berapa" ucap regan santai. Membuat dinda memutar kedua bola matanya malas.

"Harusnya om itu ngasih contoh buat anak buah om, mentang-mentang bos jadi seenaknya" gerutu dinda. Ia tidak habis fikir dengan Suaminya yang tidak tau diri itu. Mentang-mentang dia bosnya, jadi seenaknya saja.

Regan terkekeh pelan mendengar gerutuan istrinya "yasudah aku mandi dulu" ucap regan setelah menghabiskan sepiring nasi goreng buatan Dinda. Dia mendekati dinda kemudian mengecup singkat pipi istrinya. Lalu melangkah menuju kamarnya untuk bersiap-siap berangkat kekantor.

Setelah 30 menit kemudian regan sudah siap dengan setelan kantornya, kemeja berwarna biru dipadukan dengan celana bahan kain berwarna hitam, tidak lupa dasi dan juga jasnya. Ia keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga ia memandang kesegala penjuru rumahnya mencari keberadaan istrinya.

"Sayang" teriak regan

"Iya om aku didapur" balas dinda berteriak dari dapur. Dinda sedang mencuci piring bekas sarapan.

Mereka sekarang tidak mempekerjakan pembantu lagi, karna dinda ingin menjadi ibu rumah tangga yang sesungguhnya. Dinda ingin urusan rumah tangga ia sendiri yang mengerjakannya termasuk mencuci, memasak dan membersihkan rumah. Jika ditanya apakah dinda merasa lelah atau tidak?  Jawabanya adalah memang awalnya dia merasa lelah mengerjakan semuanya tapi lama-kelamaan dia menikmati semuanya.

Dan regan awalnya sangat menolak permintaan Dinda. Regan tidak ingin melihat Dinda lelah karna mengurus rumahnya yang besarnya hemm tidak usah dijelaskan lagi ditambah memasak dan mencuci, bisa dipastikan dinda lama-kelamaan akan encok juga.

Tapi karna kekeras kepalaan Dinda yang tidak ingin dibantah, akhirnya regan dengan berat hati meminta bibi ani pembantunya itu untuk berhenti bekerja dirumahnya dan bibi ani juga tidak keberatan karna dia juga sudah tua tidak bisa lagi bekerja. Tapi regan tetap mempekerjakan satpam dan dua tukang kebun.  karna tidak mungkin kan Dinda juga yang akan menjadi satpam sekaligus tukang kebun. Hehehe...

Jangan katakan Regan takut pada Dinda. Dia bukannya takut sehingga menuruti semua kemauan dinda, ia hanya ingin dinda senang dan bahagia tinggal dirumahnya. Jadi apapun permintaan dinda selama itu masih wajar, ia akan berusaha menurutinya. Karna regan sangat mencintai dan menyayangi dinda lebih dari dirinya sendiri.

Regan melangkahkan kedapur dan ia tersenyum karna melihat Dinda yang sedang serius mencuci piring. Ia mendekat lalu memeluk dinda yang tingginya hanya sebatas dagunnya. Regan menelusupkan wajahnya dileher dinda dan menghirup Wangi dinda yang sangat disukainya.

"Ihh om geli" ucap dinda sembari berusaha melepaskan tangan Regan dari pinggangnya.

"Bentar aja sayang"

"Tapi nanti om basah ihh"

"Kamu kok manggil aku om terus?" proter regan. Ia dia sebenarnya tidak suka kenapa dinda terus memanggilnya Om, padahal kan sekarang mereka sudah menikah. Dan ia sudah meminta dinda untuk memanggilnya sayang, mas atau apalah yang jelas bukan om. Tapi tetap saja istrinya itu sampai sekarang tetap memanggilnya om. Membuatnya kesal saja.

Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang