part 37

48.7K 1.6K 9
                                    

"Om, ngapain sih sebenarnya aku disini" dinda duduk di sofa dan memandang sinis kearah laki-laki diseberang sana yang sedang duduk di kursi kerjanya dan sedang memeriksa berkas-berkas penting.

Sekarang Dinda sudah berada di perusahaan milik Regan tepatnya sekarang Dia berada di Ruangan kerja milik laki-laki egois dan pemaksa itu. Tadi pagi-pagi sekali Regan sudah membangunkannya padahal dia sedang enak-enaknya tertidur dan bermimpi sedang berkencang dengan laki-laki tampan. Tapi mimpi indahnya itu dikacaukan oleh om-om Duda Gila  yang sengaja menyiramnya air Dingin. Membuat dinda Marah dan ingin sekali menghajarnya, sementara om gila itu hanya tertawa melihatnya.

Padahal Dinda sudah mengunci pintu kamar yang ditempatinya tapi tetap saja om gila itu bisa membuka pintunya. Mereka memang tidur terpisah karna itu permintaan Dinda. Ya jelas bisa lah Dinda kan dia pemilik rumah itu

"Aku pulang saja ya" ucap Dinda

"Selangkah kamu keluar Dari Ruanganku, maka jangan salahkan aku kalau aku menghamilimu" ucap Regan tapi masih fokus dengan Berkas-berkas di hadapannya.

"Kalau mau hamil-hamil aja sendiri, aku mah ogah" gerutu dinda. Dia heran dengan om gila itu yang selalu mengancamnya dengan kata menghamili.

"Aku tidak bisa hamil sayang, aku cuma bisa menghamilimu" ucap Regan disertai dengan kekehan menyebalkannya.

"Dasar mesum" Teriak Dinda kesal.

Ruangan Pintu Regan tiba-tiba di buka oleh seseorang membuat Regan dan dinda mengalihakan pandangan kearah orang itu. Dinda mendengus kesal memandang wanita itu. Sedangkan Regan memandang wanita itu datar.

Kemana Santi kenapa membiarkan wanita itu masuk keruanganku. Batin regan ingatkan dia untuk memecat sekretarisnya itu nanti karna membiarkan wanita itu masuk keruanganya. Padahal dia sudah berpesan kepada Santi untuk melarang wanita iblis itu masuk keruangannya.

"Mas Regan aku merindukanmu" ucap Wanita itu yang tidak lain adalah Dewi dengan suara manjanya membuat Dinda ingin muntah mendengarnya. Dan hey apa-apa an tante-tante itu memakai pakaian seperti itu. Dikira ini pantai kali ya.

Lihat saja nanti kalau si om tergoda lagi dengan tante-tante genit itu, dinda tidak akan tinggal Diam. Ia akan menghajar kedua orang itu Cukup sekali dia disakiti.

Dewi melangkah kearah Regan dengan langkah menggodanya dan senyuman manisnya, mungkin jika laki-laki lain akan langsung tergoda jika melihat dewi, tapi tidak dengan Regan. Dan Dewi tidak mengetahui kalau diruangan itu juga ada Dinda yang sedang duduk di sofa.

Regan masih memandang datar wanita yang sedang melangkah kearahnya itu.

"Mas Regan aku kangen" ucap Dewi dengan suara manjanya setelah sampai didepan Regan. Dia fikir pasti Regan akan tergoda lagi dengannya. Karna dia sudah menyingkirkan gadis kecil tidak tau diri itu.

"Untuk apa kau kesini?" tanya Regan Dingin. Ia mengalihkan pandangannya dari wanita iblis itu dan memandang gadis di seberang sana tepatnya gadis yang sedang duduk di sofa yang juga memandang tajam kearahnya dengan tangan disilangkan di depan dadanya. Terlihat sekali jika gadis itu sedang kesal.

Aku tidak akan tergoda lagi dengan wanita itu sayang. Batin regan

"Aku Rindu padamu mas" ucap Wanita itu dengan senyuman manisnya.

"Cih kita tidak punya hubungan"
"Untuk apa kau Rindu padaku" ucap Regan memandang Sinis wanita tidak tau malu didepanya itu.

"Mas pasti akan tergoda lagi denganku seperti dulu"
"Apa mas tidak ingat karna godaanku dulu, gadis kecilmu itu sekarang membencimu" ucap Dewi tersenyum Remeh kearah Regan.

Regan yang mendengar itu berusaha menahan amarahnya. Padahal emosinya sudah sampai di ubun-ubun. Ia ingin sekali menghajar wanita iblis itu. Sedangkan dinda mengepalkan kedua tanganya, dia benar-benar ingin mencakar-cakar muka plastik tante genit itu. Gara-gara dia, hubunganya dengan si om dulu hancur.

"Saya tidak akan tergoda lagi dengan wanita jalang sepertimu"

"Mas mengataiku jalang" dewi tidak terima dikatakan jalang oleh laki-laki yang dicintainya. 

"Hanya jalang yang menyerahkan tubuhnya dengan suka rela kepada laki-laki" ucap Regan dingin.

Dewi mengabaikan ucapan menyakitkan Regan, dan dengan berani ia mendekat kearah Regan. Ia akan mengoda laki-laki itu lagi seperti dulu. Dan tidak ada laki-laki yang bisa menolak tubuhnya termasuk regan.  Dewi membungkuk berusaha mencium Regan yang masih duduk di kursinya. tapi.........

........

Sementara itu di waktu yang sama, tetapi berada di tempat lain, seorang laki-laki yang tidak lain adalah doni sedang mengendarai motor ninjanya. Ia akan Ke toko bunga milik Mbak Ria untuk mencari Dinda Sahabatnya. Semalam dia tidak tidur memikirkan keberadaan gadis itu.

Doni sudah sampai di depan Toko bunga Mbak Ria, dan syukurlah Toko bunga itu sudah terbuka. Doni memarkirkan motornya tepat didepan Toko itu. Ia turun dari motor Ninjanya lalu membuka helmnya lalu menyimpannya di atas motornya.

Dengan cepat doni melangkah masuk kedalam toko itu dan melihat mbak Dian sedang duduk menunduk merangkai bunga.
"Mbak Dian?" panggil doni

Dian mengangkat kepalanya karna mendengar seseorang memanggilnya dan seorang laki-laki muda sedang berdiri didepanya.
"Doni, kenapa?"

"Mbak, Dinda semalam sama mbak Dinda ngkak?" tanya doni

"Ngak tuh" jawab Dian. Ia memang tidak pernah lagi bertemu dengan Dinda setelah gadis itu mengatakan kalau dia akan berhenti bekerja.

"Jangan bohong mbak" ucap doni mulai panik

"Ya Allah sumpah" ucap Dian jujur. Karna dia dan dinda memang tidak pernah bertemu, ia lupa kapan terakhir dia bertemu dengan dinda.
"Emang kenapa don?" tanya Dian penasaran karna laki-laki yang berdiri didepanya terlihat panik dan gelisah.

"Gue semalam kerumahnya nyari Dia mbak, tapi dia ngak ada dirumahnya, gue pikir dia nginap dirumah lu mbak"

"Aku ngak pernah bertemu lagi dengan dinda semenjak dia ngak kerja lagi disini"

"Apa dia nginap dirumahnya mbak Ria"

"Kayaknya ngak mungkin deh, soalnya mbak ria sekeluarga lagi keluar kota" ucap Dian. membuat Doni menjadi panik setengah mati.

"Duh dinda lu dimana sih?" Doni pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa pun kepada Dian. karna Doni benar-benar panik.

dia harus kemana coba' mencari sahabatnya itu. Padahal Di kota ini yang Doni Tau Dinda tidak punya saudara.

"Ya Allah din lu bener-bener bikind gue panik untuk yang kesekian kalinya" ucap doni mengacak Rambutnya kasar. Dinda memang sering mengilang begitu saja. Dan ini yang kesekian kalinya. Dinda pernah menghilang lebih dari lima hari dan pulang dengan keadaan nangis-nangis. Apa jangan-jangan Dinda nginap di rumah om-om nya itu. Tapi kayaknya ngak mungkin karna sekarang dinda sanagt membenci laki-laki brengsek itu.

Maafin gue din, padahal gue udah janji buat jagain lu. Tapi sekarang gue ngak tau lu dimana, dan gue ngak tau harus nyari lu dimana.

Doni memakai helmnya dan menaiki motornya. Ia akan mencari Dinda Di tempat-tempat yang sering gadis itu datengin.

.......








Om Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang