Sudah beberapa hari ini aku tidak pernah melihat si om, dan dia pun tidak pernah menghubungiku. Kok aku jadi kangen ya sama Dia padahal dulu nolak mentah-mentah. Aku merasa kehilangan si om, Jujur aku mulai menyukainya. Tapi mungkin si om sudah punya yang lain dan melupakanku.
Pagi ini aku berjalan dengan langkah pelan menuju Toko bunga, biasanya aku naik sepeda tapi kali ini entah kenapa aku males mengayuh sepedaku aku hanya ingin berjalan menikmati embun pagi. Aku berjalan menyusuri trotoar masih dengan langkah pelanku.
"Dinda?" panggil seseorang di sampingku tapi aku enggan melihatnya. Siapa sih sok kenal banget, mungkin bukan Dinda aku kali ya. Aku tidak menggubrisnya dan mempercepat langkahku.
"Woy kunyukk napa lu ninggalin gue" kayaknya aku kenal. Hanya 1 orang didunia yang memanggilku kunyuk siapa lagi kalau bukan si Doni.
Aku berhenti melangkah dan membalikkan badanku kearahnya. Idih dia sok ganteng banget, duduk di atas motor ninjanya kemudian mebuka helm full face nya pelan-pelan. Idih sok ngiklan banget.
"Aku kira kamu penculikk" ucapku melangkah kearahnya.
"Ya elah, ganteng gini dikira penculikk" katanya menatapku kesal.
"Mau kemana sih pagi-pagi gini?" tanyaku. Tumben banget ni orang bangun pagi-pagi.
"Biasanya juga bangun jam 10" lanjutku"Gue mau ngampus, tapi tiba-tiba ngeliat cewek jelek jalan kek siput, eh ternyata itu lu" jawabnya. Hadeh baru dia doang yang suka ngatain aku jelek. Katarak kali dia cantikk gini di bilang jelek.
"Baru kamu doang yang bilang aku jelek, aku ini mirip artis korea itu loh Kim soo hyun" ucapku percaya dodiri.
"Kim soo hyun pantat panci hahah" ucapnya dan tertawa. Ni orang pagi-pagi udah bikind kesel
"Bukkk" ku timpuk kepalanya menggunakan tas yang ku bawa. Biar tau rasa.
"Anjirrr sakit banget" umpatnya dan meringis sambil mengeluss kepalanya yang habis ku timpuk.
"Lu suka banget kdrt din". Kdrt nenek moyang mu."Makanya ngak usah ngetawain orang" cibirku
"Pergi sana hushh hushh" usirku dan mengibaskan tanganku di depan wajahnya.
"Untung gue sayang sama lu din, kalau ngak... "
"Kalau ngak apa hah..?"
"Kalau ngak ya, aku tetep sayang" idihh ni orang ngak jelas banget.
"Ya udah sana" usirku lagi
"Ngak mau gue antar?" mau nganter kemana juga. Toko bunga juga udah deket, dari sini udah nampak kelihatan.
"Udah deket kali Don, ngak usah sok nawarin"
"Lu kok jadi galak pagi-pagi?, lagi Pms ya lu"
"Idih sok tau" cibirku
"Ya udah bay bay honey" dia memakai kembali helm dan meyalakan motor ninjanya.
Si Doni melambaikan tanganya kearahku sebelum menghilan dari pandanganku. Si Doni pagi-pagi sudah bikind kesal gerutuku sepanjang jalan.
"Akhirnya nyampai juga" ucapku setelah aku sampai di depan Toko bunga yang sudah terbuka. Idih rajin banget mbak Dian pagi-pagi sudah datang, biasanya aku yang datang duluan ngebuka pintu toko.
Aku melangkah masuk kedalam toko dan melihat mbak dia sudah sibuk dengan sapu di tanganya.
"Rajin banget mbak?" ucapku
"Wanita tu harus rajin, kalau malas kayak kamu nanti ngak ada hang mau" mbak dian ngiliran bicara aja langsung kena di hati.
"Eh mbak, mbak tu yang malas, baru kali ini doang mbak rajin" ucapku lalu mulai menyemprot bunga-bunga dengan Air supaya terlihat segar kembali.
"Heheh tau aja" ucap mbak dian tertawa
"Mbak dalam rangka apa ni munculnya pagi-pagi?" tanyaku.
"Pengen aja, lagian kamu heran banget si din kalau mbak datang pagi-pagi"
"Ngak biasanya sih mbak". Ku lanjutkan kembali acara menyemprot-nyemprot bunga setelah tidak mendengar suara mbak dian lagi.
"Maaf de' saya mau pesan bunga" ucap seorang wanita cantik yang tiba-tiba berdiri di sampingku.
"Oh iya mbak silahkan masuk" ucapku, mempersilahkan si mbak masuk.
"Silahkan duduk mbak".ku persilahkan si mbak duduk di sebuah kursi yang memang sudah di sediakan untuk para pembeli.
"Mau bunga apa mbak?" tanyaku memandang wanita di depanku, cantik, putih dan tinggi.
"Atau mbak silahkan liat-liat dulu" ucapku lagi"Saya mau bunga yang baru di rangkai de'"
"Mbak mau bunga yang dirangkai bagaimana?"
"Saya mau yabg modelnya kek gitu de' tapi bunganya di ganti bunga lili" ucap si mbak menunjuk salah satu bunga yang ada di sampingnya.
"Oh iya, mbak mau pesan berapa?" tanyaku
"Satu aj mbak" ucap si mbak
"Mbak mau menunggu atau di antarkan?" tanyaku lagi karna biasanya banyak yang ingin di antarkan saja. Alasanya sih banyak kerjaan lain.
"Di antarkan saja de' soalnya saya masih punya urusan lain"
"Antar saja ke alamat ini" ucap si mbak dan memberikanku kertas yang berisi alamatnya"Iya mbak, nanti pembayaranya kalau mbak sudah menerima bunganya" ucapku tersenyum kearah si mbak.
"Kirain di bayar di sini de'" kita memang memakai sistem terima bayar kalau bunganya sudah Sampai di tangan si pemesan.
"Ngak mbak" ucapku
"Yaudah de', saya tunggu ya" ucap si mbak ramah dan kemudian melangkah keluar.
Aku mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan aku gunakan. bunga lili, vas, gunting dan lain-lain. Setelah semuanya siap aku kemudian mulai merangkai bunganya seperti yang di inginkan si mbak tadi.
"Mbak Dian" panggilku kepada mbak dian yang sedang duduk santai memainkan ponselnya.
"Kenapa?" tanya mbak dian menoleh kearahku
"Ni ada anteran bunga lagi".ucapku setelah bunganya sudah selesai ku rangkai dan siap untuk di antarkan ke pemiliknya.
"Kamu aja sih Din yang antar"
"Itu kan kerjaan mbak"
"Yaudah mana alamatnya"
"Nih" ku berikan alamat si mbak tadi kepada mbak dian. "Hati-hati mbak jangan sampai bunganya lecett" ucapku
"Iya-iya bawel, mbak berangkat dulu" ucap mbak Dian kemudian mengambil helm dan kunci motornya.
Setelah mbak Dian pergi, aku mengambil ponselku yang ada di tasku. Aku ingin mengecek siapa tau si om mengirimiku pesan.
Aku kecewa si om ternyata dia tidak mengirimiku pesan satu pun. Dia mungkin beneran sudah lupa denganku. Huh dasar Duda tua nyebelin, tukang php.
Tiba-tiba aku melihat si om bersama dengan seorang wanita melangkah masuk kedalam toko bunga ini. Mungkin ini yang menjadi alasan si om tidak memberiku pesan. Karna dia sudah menemukan wanita cantik. Wanita itu tinggi, sexi, dan sangat terlihat serasi dengan di om. Dadaku kenapa sakit begini, aku jadi ingin menangis.
Masih ku pandangi si om yang sedang tersenyum dengan wanita itu, mungkin si om belum melihatku. Atau dia sudah melihatku tapi dia pura-pura tidak tau.
"Hufhh" ku hela nafasku dengan kasar. Laki-laki mah emang gitu, kalau udah dapat yang baru aja langsung ngelupain yang udah lama. "Mau bunga yang mana nyonya'? Tanyaku, setelah aku melangkah mendekat kearah mereka.
Aku menatap si om datar yang terlihat sangat kaget melihatku berdiri di depanya. Mungkin dia kaget melihatku disini. Atau mungkin dia kaget karna ketahuan selingkuh. Cihh dasar laki-laki tua nyebelin.
........
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Duda (End)
RomansKisah Cinta yang tidak biasa, antara si gadis muda cantik berusia 18 Tahun bernama Dinda Farani, dengan om Duda tampan berusia 34 tahun bernama Regan fernando. INTINYA JATUH CINTA ITU TIDAK MENGENAL UMUR. Dan selanjutnya silahkan dibaca sendiri. ...