💠5

2.1K 114 1
                                    


Arleta berjalan menuju halte bus yang berada dekat dengan sekolah. Tadi ia sudah di tawari tumpangan oleh Candra dan kedua sahabat perempuannya, namun ia lebih memilih pulang dengan menggunakan bus.

Setelah sampai halte, ia duduk di kursi yang sudah ada beberapa teman sekolah ataupun orang yang juga menunggu bus datang.

Arleta mengeluarkan ponsel miliknya dan mendengarkan musik dengan headset di telinganya, tak berlangsung lama bus yang ia nanti-nantikan berhenti di depan halte membuat dirinya bangkit dari duduk dan berjalan menuju pintu bus.

Sekitar dua puluh menit akhirnya bus itu sampai pada halte kompleks rumahnya.

"Assalamu'alaykum." Ucapnya membuka pintu rumah.

"Non." Arleta menatap mbok Ani yang berjalan kearahnya dengan muka bahagia?

"Non tuan dan nyonya udah datang tadi pagi." Arleta tanpa sadar tersenyum kecil. Ia merasa bahagia mengingat kedua orang tuanya telah ada di rumah ini.

"Dimana?" Tanyanya dengan raut tenang.

"Di ruang kerja tua non." Arleta mengangguk dan berjalan menuju ruang kerja papanya.

Dengan perlahan ia membuka knop pintu dan betapa bahagianya dia melihat kedua orang tuanya di dalam sana.

"Papa mama." Panggilnya berjalan masuk.

Kedua manusia paruh baya itu terkejut saat Arleta yang berdiri di depan pintu.

"Arleta kangen." Dan detik selanjutnya Arleta berlari memeluk mama nya yang masih diam.

Riana menatap suaminya sebentar lalu membalas pelukan putri semata wayangnya.

"Kami juga sayang." Ujar Riana. Anton papa Arleta hanya hanya mengelus kepala Arleta dan berjalan kearah meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Arleta melepaskan pelukannya dan menatap Riana.

"Mama kenapa baru pulang? Arleta kesepian." Mata Arleta sudah mengeluarkan cairan bening.

"Kami kerja sayang, nggak mungkin kami pulang sedangkan kerjaan papa Sama mama itu menumpuk." Ujar Riana mengelus pundak Arleta.

"Sekarang kamu ke kamar ya, mama sama papa mau lanjutin kerjanya dulu." Arleta menghela nafasnya pelan. Selalu saja pekerjaan.

Dengan langkah pelan ia keluar dari ruang kerja dan melangkah menuju tangga.

---***---

Pukul tujuh malam Arleta masih berada di dalam kamarnya. Sebenarnya ia berharap mama nya akan datang menemaninya siang tadi tapi apa yang terjadi?? Ia bahkan tak pernah keluar dari ruang kerja papanya.

Arleta duduk di depan jendela menatap bintang dan bulan di langit. Malam begitu cerah, banyak bintang yang berkilauan di atas san. Tanpa terasa ia kembali merasa kesepian, ia merasa sendiri. Ia merindukan masa-masa di mana ia adalah sosok yang ceria, ia sangat ingin kembali seperti dulu lagi tapi ia tak mampu. Ia tak mampu untuk tertawa bahkan tersenyum pun ia tak mampu.

"Non makan malam dulu." Mbok Ani berjalan membawa nampan makanan  untuk Arleta.

"Mama mana mbok?" Tanya Arleta menatap mbok Ani.

"Mmm.. anu non, itu tuan dan nyonya berangkat ke Bandung tadi soreh non. Katanya mendadak." Air mata Arleta seketika jatuh mendengar perkataan mbok Ani.

Apakah pekerjaan lebih penting dari anak? Apakah mereka tak bisa menyempatkan waktu untuk dirinya? Atau setidaknya untuk pamit?

"Arleta ngantuk." Ucapnya berjalan menuju kasir dan berbaring menghadap jendela, membelakangi mbok Ani yang menatap sendu dirinya.

"Tapi non harus makan." Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Arleta ia hanya saja menatap keluar jendela dengan hampa.

Mbok Ani menghela nafas pelan dan mengambil kembali nampan yang sempat ia letakkan di nakas kemudian keluar kamar Arleta.

Setelah pintu tertutup, isakan tangis Arleta terdengar. sakit, hampa, dan sepi yang ia rasa. Ia merasa bukan anak mengingat ia tak pernah mendapat kasih sayang kedua orang tuanya, terlebih Anton sang papa yang sangat jarang tersenyum kearahnya.

Angin malam berhembus kencang membuat angin masuk ke kamar Arleta melalui jendela yang belum sempat Arleta tutup tadi. Membuat suasana dingin dan mendukung Arleta untuk menangis.

"Hiks... Leta kangen mama hikk.. Leta kangen papa hikkk..." Arleta terus saja menangis sampai ia tertidur dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

TBC💠

Jangan lupa Vote, Coment, & Share💕💕

Follow Ig : veni_as04

Ketika Hati Memilih (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang