💠17

1.5K 78 0
                                    

Seperti biasa Arleta terbangun di jam lima subuh, ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Setelah menunaikan shalat subuh ia mengganti pakaiannya menggunakan treaning dan kaos. Hari ini ia berencana akan jalan-jalan mengelilingi villa.

Arleta berlari kecil menelusuri kebun teh yang masih dipenuhi embun.

Udara segar membuatnya sangat nyaman di tempat ini. Arleta seketika menghentikan langkahnya saat matanya tak sengaja menangkap pemandangan indah tak jauh di depannya.

Di sana ada sebuah sungai yang tak terlalu luas namun sangat cantik karena airnya yang asri dan dan juga pinggiran sungai yang di penuhi dengan rumput-rumput yang menjalar berwarna-warni membuat sungai itu tampak indah.

Arleta berjalan pelan menuju sungai itu dan duduk di pinggirnya. Ia tersenyum saat menyadari bahwa ada sebuah air terjun kecil di ujung sungai itu.

"Cantik banget." Gumamnya mengeluarkan handphone yang ada di kantong celana untuk mengabadikan pemandangan yang ada di sekitarnya.

Arleta terus saja menatap sungau yang ada di depannya dengan binar bahagia.

Sedangkan di villa ketiga sahabat Arleta tengah menggerutu di karenakan gadis itu telah menghilang. Nania berjalan kearah Candra dan Salsa yang telah memakai pakaian untuk joging. Mereka yakin jika Arleta tengah joging.

"Emang ya tuh si Arleta hobby amat ninggalin kita. Gua ketok juga nanti anak satu itu." Gerutu Salsa mengikat tali sepatunya.

"Diem ah lo, kita cari tuh anak sekarang. Kalau kesesat gimana coba." Mereka semua berjalan meninggalkan villa. Hari masih lumayan gelap dan juga embun ada di mana-mana.

"Kira-kira Arleta di mana nih?" Tanya Salsa menatap Candra.

"Ya mana gua tau, itu anak benar-benar." Candra menghela nafasnya pelan. Mereka telah berjalan lumayan jauh dari villa tapi sama sekali mereka tak melihat Arleta.

"Udah ah nanti juga itu anak pulang. Kita terus aja joging nya,  siapa tau ketemu sama dia." Salsa dan Nania mengangguk mendengar perkataan Candra.

Tak ingin terlalu memikirkan Arleta mereka terus saja berjalan mencari udara segar.

Matahari kini telah muncul, Arleta menatap handphone nya. Sekarang jam setengah tujuh, berarti dia telah duduk di tepi sungai sudah satu jam lewat. Perlahan Arleta bangkit dari duduknya dan berjalan menuju villa, namun baru beberapa langkah ia melangkah Arleta mengerutkan keningnya seakan melupakan sesuatu. Ya ia melupakan jalan pulang. Ia tak tau jika sungai yang kini ia tempati jauh dari kebun teh dan juga villa yang ia tinggali bersama sahabatnya.

"Ya Tuhan, gua pulangnya gimana ini." Gumamnya terus melangkah walau tak tau langkah kakinya akan kemana.

"Arleta?" Arleta terlonjak kaget mendengar suara seseorang yang ada di belakangnya. Ia dengan cepat menoleh dan menemukan ibu Harnita yang tengah membawa beberapa kain yang ada di baskom nya.

"Ibu ngapain?" Tanya Arleta menatap ibu Harnita.

"Harusnya ibu yang tanya, kamu ngapain di sini? Jarak dari villa dan sungai ini lumayan jauh loh." Ucap ibu Harnita bingung.

"Tadi Arleta joging bu, tapi nggak tau kenapa bisa sampai sini dan Arleta lupa jalan pulang." Arleta meringis setelah mengucapkannya.

"Ya udah biar ibu antar pulang saja ya." Ibu Harnita yang ingin melangkah di tahan oleh Arleta.

"Eh nggak usah Bu, kayaknya ibu mau nyuci ya. Biar Arleta bantu nanti pulangnya sekalian barengan." Ujar Arleta.

"Nggak apa-apa biar ibu antar dulu, nanti ibu balik lagi kesini buat nyuci." Arleta menggeleng mendengar perkataan ibu Harnita.

"Biar Arleta bantu Bu." Arleta meraih baskom isi pakaian yang ibu Harnita bawa dan menggenggam tangan ibu Harnita.

"Tapi nak.."

"Nggak apa-apa ibu, Arleta juga suka di sini." Ibu Harnita menghela nafasnya dan menuruti perkataan gadis itu.

"Ibu gini setiap hari?" Ibu Harnita yang tengah menyikat pakaiannya menoleh kearah Arleta yang tengah membilas pakaian yang telah ia sikat.

"Nggak setiap hari juga. Kalau pakaian udah banyakan ya ibu nyucinya di sini." Arleta mengangguk pelan mendengar perkataan ibu Harnita.

"Warga disini juga Bu?" Tanya Arleta yang di angguki oleh ibu Harnita.

"Warga di sini memang mencucinya masih di sungai nak, lagian juga airnya disini masih bersih dan langsung dari gunung." Arleta membenarkan perkataan ibu Harnita. Tanpa di tes pun air ini sudah kelihatan kalau bersih, di lihat dari kejernihan dan juga asal dari air ini.

Setelah selesai mencuci, Arleta dan ibu Harnita berjalan menuju villa.

"Nggak nyadar loh Bu, kalau Arleta jalan sejauh ini." Gumam Arleta yang baru saja menyadari betapa jauhnya dia berjalan kaki.

"Kamu sangat mirip sama adik ibu loh waktu dia masih gadis dulu. Suka banget jalan pagi tapi nggak tau waktu terus sungai itu juga tempat favorit nya dulu. Ahhh.. ibu merindukannya."

Bersambung...

Ketika Hati Memilih (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang