💠16

1.6K 79 0
                                    

Arleta kembali ke Villa pukul sembilan malam. Gila saja dia berbicara banyak bersama ibu Harnita membuat ia lupa waktu untuk kembali ke Villa.

Sesampainya di sana ia bisa melihat ketiga sahabatnya yang sedang mondar-mandir di teras villa seperti tengah menunggunyan.

Salsa yang baru saja mengambil ponselnya di meja berniat menghubungi nomor Arleta kembali di kagetkan dengan adanya Arleta yang berjalan menuju mereka.

"Ta Lo dari mana aja? Kita khawatir tau." Candra dan Nania menoleh kearah Salsa kemudian menoleh kearah Arleta yang terus berjalan kearah mereka.

"Sorry guys tadi gua jalan-jalan bentar taunya lupa waktu deh." Jelas Arleta yang sekarang berada di hadapan mereka.

Ketiga sahabat Arleta segerah memukul pelan tangan gadis itu.

"Lo bikin kita khawatir tau, nggak tau aja Lo gua di abis di amukin sama nih dia orang gegara dikira nggak bisa jaga Lo Ta." Arleta terkekeh mendengar perkataan Candra. Ia memang sempat melihat Nania menunjuk muka Candra dengan muka kesal tadi.

"Ya Lo kan laki-laki jadi wajar." Seloroh Nania mendapat selokan dari Candra.

"Udah ah, kita masuk aja udara makin dingin. Nggak baik." Mereka mengangguk mengiyakan perkataan Salsa dan berjalan memasuki villa.

"Ta Lo dari mana aja tadi?" Tanya Salsa yang duduk di karpet. Saat ini mereka tengah berada di salah satu ruangan yang bisa di katakan ruang tamu lah. Mereka saat ini tengah bersantai-santai sesekali bercanda gurau. Arleta kini berbeda ia banyak tertawa dan itu membuat mereka mereka senang akan kembalinya keceriaan itu.

"Abis keliling aja, lihat bintang." Ucapnya memakan kacang yang mereka sediakan.

"Nggak ngajak-ngajak lo." Arleta hanya menyediakan bahunya mendengar gerutunya Nania.

Nania yang tadi berbaring kini beralih untuk duduk, dari raut wajahnya sih gadis itu tengah sebal.

"Gila aja ya, gua bawa peralatan gua tapi nggak gua gunain. Di sini nggak boleh make catok gegara nggak muat listriknya." Keluhnya menatap miris rambutnya yang sudah satu Minggu ini tak ia catok.

"Alah, gua bilangin ngecatok rambut itu nggak baik Na. Nyesel Lo nanti kalau rambut Lo rusak atau lepek." Ucap Salsa melempar kulit kacang kearah Nania.

"Tapi kan gua pake vitamin ya." Balas Nania menatap Salsa tajam.

"Ya kan tapi tetep aja odong. Mending lo shampoo in tiap hari terus pakein vitamin rambut pasti nggak kalas bagus tuh. Kan terawat juga." Nania tak mengindahkan perkataan Salsa ia lebih memilih memainkan game yang ada di handphone miliknya.

"Bosen eww.." Keluh Candra Candra bangkit dari duduknya. Mereka bertiga menatap Candra dengan bingung.

"Mau kemana Lo?" Tanya Arleta menatap laki-laki itu.

"Dapur kuy, bikin apa kek gitu laper nih gua." Ketiga gadis itu menatap Candra tak percaya. Lapar? Lagi? Ckckck.. inilah buktinya jika perut laki-laki itu dapat menampung banyak makanan.

"Kan tadi udah makan Ndra." Ucap Nania yang kini ikut berdiri.

"Ya terus ngapain Lo berdiri juga?." Tanya Candra menatap Nania yang berada di depannya.

Nania menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal mendapat tatapan dari ketiga sahabatnya.

"Gua ikutan hehehe.." mereka semua berdecak. Arleta dan Salsa segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke dapur untuk membuat makanan

"Mau makan apa emang?" Tanya Arleta membuka kulkas.

"Ta bikin gorengan gih Tahu isi atau Bakwan kek, yang anget-anget enak kayaknya." Ucap Candra mengikuti Arleta yang berada di kulkas.

Arleta mengambil beberapa bahan-bahan untuk membuat bakwan dan tahu isi dalam kulkas dan membawanya ke meja.

"Ndra tolong cuci dulu ya sayurnya." Candra mengangguk sembari mengambil sayur yang Arleta sodorkan.

"Ta ini tepungnya kebanyakan nggak?" Tanya Nania menuangkan tepung terigu ke mangkuk yang lumayan besar.

"Udah gitu aja, tapi jangan di kasih air dulu ya. Nanti kalau udah tercampur semua baru di kasiin air." Candra yang telah selesai mencuci sayur memberikan sayur kolu, wortel, jagung, daun sup dan bawang.

"Nah udah selesai tinggal goreng." Salsa mengambil adonan bakwan yang di sodorkan oleh Arleta kearahnya untuk ia goreng.

"Ta tahu isinya ini di gimanain?" Tanya Nania menatap beberapa tahun dan sayur berupa isi tahun yang sudah tadi di tumis oleh Salsa.

"Yaelah Na, lo gini aja nggak tau. Gua yakin nanti suami lo bakal kurus kerempeng saking laparnya nggak Lo masakin." Ledek Candra membuat mereka tertawa kecuali Nania tentunya.

"Entar suami Nania mah di kasih makan alat make up, nah itu mah Nania bisa." Candra semakin tertawa mendengar ucapan Salsa yang sibuk mengaduk bakwan di wajan.

"Gua bantai lo semua tau rasa." Bukannya merasa takut, mereka malah tambah tertawa melihat muka kusut Nania.

Bersambung...

©peniYanty_As


Ketika Hati Memilih (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang