💠7

1.9K 99 1
                                    


Setelah pulang sekolah, Arleta dan ketiga sahabatnya menuju rumah nya.

Di dalam mobil hanya mereka bertiga yang selalu berbicara dan bercanda ria, sedangkan Arleta hanya diam dan mendengarkan musik lewat Headset.

"Ta Lo diam-diam bae. Ngomong dong." Arleta menoleh ke samping.

"Nggak tau mau ngomong apa." Candra berdecak pelan dan memelankan laju mobil.

"Ya apa kek gitu daripada Lo diam-diam mulu. Kesambet baru tau rasa Lo." Celetuk Salsa dari belakang.

Arleta hanya diam mendengar, ia kembali menatap keluar jendela mobil.

"Ndra kita ke mini market dulu ya, gua mau beli cemilan." Candra mengangguk mendengar perkataan Nania.

"Sekalian temenin gue beli bahan makanan ya?"

"Ok Ta."

Setelah sampai di mini market, mereka ber-empat berjalan menyusuri rak makanan dan juga cemilan.

Arleta saat ini tengah sibuk memilih sayur-sayuran yang berada di tempatnya.

"Ta Lo ngapain?" Tanya Nania berjalan mendekati Arleta yang tengah berjongkok memilih sayur.

"Eh.. pilih sayur." Jawabnya mengambil dua ikat sayur di sana.

"Udah kan? Kita ke kasir yuk. Salsa sama Candra dah nunggu di sana." Arleta mengangguk dan berjalan mengikuti langkah Nania menuju kasir.

Setelah mereka selesai berbelanja, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Arleta.

"Kalian naik aja ya, gua mau simpan ini dulu." Ucap Arleta saat mereka memasuki rumahnya.

"Eh nggak Ta, kita sama aja simpannya. Candra Lo naik aja." Candra mengikuti kemauan Salsa, ia menaiki tangga membawa beberapa cemilan yang ia beli tadi sedangkan Arleta, Salsa dan Nania berjalan ke dapur untuk menyimpan belanjaan dapur Arleta

"Ehh.. ada non Salsa sama non Nania." Mbok Ani yang baru saja selesai memasak makanan untuk Arleta di kaget kan dengan adanya sahabat Arleta di dapur dan jangan lupakan juga Arleta yang kini memasukkan barang belanjaannya ke dalam kulkas.

"Mbok masak apa?" Tanya Nania berjalan menuju meja makan.

"Wahhh.. enak banget mbok." Ucap Nania menatap sederet makanan di atas meja.

"Lo belom makan udah bilang enak." Cibir Salsa memukul kepala Nania. Nania menatap Salsa dengan tajam. Kurang ajar! Batin Nania kesal.

"Kan dari aroma dan penampilan."  Salsa memutar bola matanya dengan jengah dan berjalan membantu Arleta di depan kulkas.

"Ta, orang tua Lo kemana?" Tanya Salsa memasukkan buah kedalam kulkas.

"Kerja." Salsa hanya mengangguk nganggukkan kepala mengerti.

Setelah selesai semua, Nania berjalan ke lantai dua untuk memanggil Candra makan siang.

"Makan apa nih?" Mereka berdua menoleh kearah sumber suara dimana Candra dan Nania berjalan kearahnya.

Candra menarik kursi yang ada di samping Arleta dan mulai mengambil makanan yang ada di meja makan.

"Masakan Mbok Ani emang enak dari dulu ya Ta." Arleta mengangguk menjawab pertanyaan Candra di sampingnya.

"Ta Lo cuman berdua ya sama Mbok Ani?" Tanya Nania.

"Iya." Nania menatap Arleta dengan penuh tanya.

"Emang orang tua Lo kemana sih? Setiap kita ke sini pasti jarang ada." Arleta menghentikan kunyahannya mendengar pertanyaan Nania.

Ada rasa sakit di hati gadis remaja itu mengingat kedua orang tuanya yang sangat jarang di rumah menemani dirinya.

Candra yang melihat raut muka Arleta yang termenung mengelus punggung gadis itu.

"Mungkin orang tua Arleta emang sedang sibuk. Nanti juga bakal datang ya kan Ta?" Ucap Candra menatap Arleta.

Datang untuk beristirahat saja dan akan meninggal kan lagi.

Arleta mengangguk kecil walau hatinya mengatakan hal yang berbeda.

Arleta melanjutkan makannya di ikuti oleh mereka bertiga. Tak ada lagi yang membuka suara, mereka sama-sama tak ada niatan untuk berbicara. Terlebih Arleta yang memang saat ini mood nya amburadul mendengar pertanyaan Nania tadi.

Setelah mereka selesai makan siang, ke-empat remaja itu berjalanenuju taman belakang membawa cemilan dan juga minuman kaleng di tangannya.

"Udara rumah Lo sejuk Ta." Ucap Salsa menatap taman buatan yang di buat di belakang rumah Arleta.

"Iya, cantik dan sejuk. Lo emang suka tanam bunga ya Ta." Arleta menoleh kearah Nania dan mengangguk.

"Iya." Mereka semua sibuk dengan dunia masing-masing. Candra yang memainkan handphone miliknya menghela nafas.

"Gua kangen Sisil." Gumamnya yang masih bisa di dengar ketiga gadis itu menoleh kearahnya. Terlebih Arleta yang kini mukanya telah di landa dengan kesedihan. Bukan apa-apa, soalnya rasa bersalah itu kembali menyeruak dalam hatinya.

"Maaf"

TBC💠

Jangan lupa Vote, Coment, & Share💕💕

Ig : veni_as04

Ketika Hati Memilih (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang