PEMBAWA SIAL! 2

2K 15 1
                                    

Sementara itu Sekar masih terdiam di kelasnya, air mata perlahan menetes di pipinya, sampai akhirnya Reza masuk ke kelaa Sekar dan heran melihat Sekar sendirian di kelas tidak ke kantin dan dalam keadaan menangis sambil menyentuh lengannya yang terlihat menahan rasa sakit, membuat Reza bingung siapa yang berani melakukan ini pada Sekar, Reza menghampiri meja Sekar, "loh Sekar kenapa ga ke kantin, kenapa nangis? siapa yang jahatin kamu?" tanya Reza tak sabaran sementara Sekar terkejut sejak kapan Reza di sini segera mungkin ia menghapus bekas air matanya itu.

"eh ka Reza, engga ada kok aku cuma kelilipan aja" ucap Sekar berbohong mana mungkin ia mengatakan bahwa ini ulah Rizka, ia tidak mau dua saudara ini bertengkar karna diri nya lagi. Reza tampak tak percaya dengan penjelasan itu, ia menyipitkan matanya "atau Rizka yang nyakitin kamu?" tanya Reza spontan, siapa yang berani jahat pada murid baru? Sekar bukan tipe anak yang suka mencari masalah.

Sekar tidak tau bagaimana tebakan Reza benar namun ia takut jika Reza tau akan membuat Rizka semakin membenci nya karna berfikir Sekar yang memberi tahu, "engga kok kak Rizka baik sama aku, Rizka ga jahat sama Sekar, Rizka baik banget, "tepat ketika Reza masih bicara dengan Sekar, ada temen sekelas Rizka yang melihat mereka, sontak ia heran, kenapa kakak kelas paling populer,kakaknya Rizka bisa terlihat sangat akur dengan anak baru itu.

"ya udah kamu ikut kakak ke kantin makan" Reza hendak mengajak Sekar bergabung dengannya dari pada adiknya ini sendirian di kelas seperti ini. "ngga usah kak aku masih kenyang" ucap Sekar menolak, ia takut bertemu dengan Rizka apalagi mengingat apa yang baru saja Rizka katakan padanya. "Yakin?" tanya Reza lagi memastikan. "Iya kak," ucap Sekar meyakinkan,"ya udah kakak ke kantin lagi, kalau ada apa-apa bilang aja ya" ucap Reza sebelum akhirnya pergi dari kelas itu. "Iya, makasih kak."

Skip bel pulang.

Saat Rizka baru mau keluar kelas saat itu ada temannnya yang menghentikan langkah nya, "Eh Riz kakak lo ada hubungan apa sama si anak baru?" tanya sekretaris kelas nya, Rizka yang mendengar itu mengernyit bingung "ngapain lo nanya gitu ke gue?" tanya Rizka, bagaimana mungkin Sekar berani mengatakan pada orang-orang bahwa dia saudari Rizka dan Reza, apakah ancamannya kurang.

"soalnya tadi pas istirahat gue liat kak Reza ngobrol sama Sekar, dan kayanya udah deket banget?" tanya teman sekelasnya penasaran. "gue gatau and ga peduli, udahlah gue mau pulang nih" secepatnya Rizka meninggalkan kelas nya itu dan menuju parkiran mobilnya. Saat Rizka sampai di tempat parkir mobil ia datang bersamaan dengan Reza yang bersama Sekar, entah kenapa setiap melihat wajah Sekar membuatnya kesal.

Reza yang melihat Rizka seakan akan tidak melakukan apapun namun feeling nya mengatakan bahwa Rizka lah yang menyakiti Sekar tadi, ia pun memanggil Rizka. "Rizka, kakak mau ngomong sama kamu" mendengar Reza bicara Rizka menghentikan langkahnya. "Ngomong apa?" tanya Rizka malas, ia yakini Reza mau membahas masalah sekar di kelas tadi. "Ini masalah tadi" ucap Reza, ya tebakan nya benar Rizka memutar mata malas.

"kak mendingan urus aja adik nya tuh, jagain, temenin dia main, kasihan ntar di jahatin orang lain loh" ucap Rizka dengan nada mengejek, membuat Reza kesal. "Rizka gua serius" ucap Reza menahan rasa kesalnya. Mendengar itu rizka tak kalah sinis menatap Reza "gue juga serius."

Author P.O.V

Sangat jelas terlihat pertengkaran yang terjadi diantara rizka dan Reza yang sangat mirip seperti 2 musuh bebuyutan, Reza dan Rizka yang saling melempar tatapan sinis, jarak mereka hanya dipisahkan mobil mereka yang bersebelahan. Sementara Sekar tidak tau harus apa, ia hanya bisa diam takut bicara jika ada Rizka.

Malas melanjutkan debat nya Rizka memilih masuk mobilnya dan menyalakan mesin, langsung tancap gas mobilnya dan melaju dengan cepat meninggalkan pekarangan sekolah, Reza tau pasti Rizka sangat kesal saat ini, "ayo sekar kita ikutin dia". Reza memutuskan untuk mengikuti adik nya itu " iya" ucap Sekar menurut. Rizka sangat berbahaya jika mengendarai mobil dalam keadaan marah seperti tadi, ia bisa saja menabrak. Benar saja perkiraan Reza, Rizka membawa mobil sangat kencang entah apa yg dipikirkannya jika menabrak pengendara lain, Reza benar-benarkhawatir.

Sementara itu di mobil Rizka.

"Kenapa harus ada Sekar dalam hidup gue! dia ngehancurin semuanya dia ngambil kak Reza, perhatian ka Reza lebih besar ke dia dibanding gue, bahkan nyokap bokap juga gitu, kenapa harus ada dia!" Rizka meluapkan emosinya di dalam mobilnya tanpa menyadari bahwa Reza mengikutinya sampai akhirnya Rizka ke taman favoritnya untuk menenangkan diri, ketika Reza melihat mobil yang dikendarai Rizka berhenti di taman, menurutnya Rizka sudah mulai tenang dan iamemilih untuk langsung pulang.

Skip malam.

Rizka baru sampai rumahnya malam jam 22.30 entah apa saja yang dilakukannya di taman selama itu, awalnya Rizka mengira semua orang telah terlelap namun malah sebaliknya ternyata semua penghuni rumah menunggu nya di ruang tamu, tepat ketika Rizka melangkahkan kaki ke tangga, Langkahnya terhenti karna pertanyaan dari mama dan papanya dengan berbagai macam pertanyaan sementara Rizka merasa pusing dan tidak ada tenaga untuk menjawab.

"Rizka kenapa kamu baru pulang jam segini? Dari mana kamu? jawab papa!" tanya Wisnu tidak sabar, "ika ke taman aja, ga kemana-mana udah ya ika mau istirahat," baru Rizka akan melangkah lagi "papa belum selesai bicara sama kamu Rizka!" ucap Wisnu kembali membuat langkah Rizka terhenti. "Tapi Ika cape pa, mau istirahat" Saat mengaku lelah Rizka tidak berbohong sedikit pun karna saat di taman kepalanya terasa sakit jika saja tidak sakit mungkin Rizka bisa seharian di sana, namun saat dirumah malah semakin sakit kepalanya bagaikan di pukul godam berkali kali begitu juga pusing yang mendera, Rizka tidak merasa sakit, tubuhnya fit beberapa jam sebelumnya, Rizka hanya mengira mungkin dia hanya kelelahan biasa.

"Alasan kamu! kenapa Sekar bisa nangis? tadi kata Reza Sekar nangis di kelas kamu, jawab Rizka!" berbeda dengan Wisnu yang tidak percaya pada Rizka, jelas-jelas wajah gadis itu tampak pucat, Wisnu yakini Rizka hanya berpura-pura sakit untuk menghindarinya."Emang kenapa kalau dia nangis? Tidak ada urusannya dengan saya," sedetik kemudian rasa sakit nya lenyap begitu saja entah kemana itu bukan hal penting lagi kini. "Kamu kenapa kurang ajar sekarang! Siapa yang ngajarin kamu jadi tidak sopan!?" Mendengar jawaban tidak sopan Rizka membuat Wisnu semakin marah.

Mona yang merasa suaminya sudah naik pitam mulai menenangkan suaminya agar tidak mengikuti amarahnya , bahkan Reza dan Sekar mulai menatap ngeri ketika Papa nya tampak sangat marah. Sementara Rizka mengepal kuat tangannya menahan rasa benci nya pada sekar yang kian bertambah membuat papa lebih membela Sekar, jangan sampai papanya membela Sekar lagi, ia akan mengeluarkan kekesalannya saat ini juga.

"Rizka kamu jawab Papa! apa yang kamu lakukan ke Sekar sampai dia nangis begitu, dia saudari mu juga kamu harus bisa menerimanya!" bentak Wisnu pada putri bungsunya itu.

"Apa maksud kalian mengangkatnya jadi anak? ika ngga mau punya keluarga baru lagi, masih kurang apa?! bahkan sekarang kalian menyekolahkannya di sekolah ika dan sekelas, ika nggak pernah sekalipun suka sama dia,semenjak kedatangan dia, kalian semua berubah! gue benci sama kalian terutama lo! (menunjuk ke arah Sekar) dasar pembawa sial!!

09 januari 2019

This is My Life!!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang