part 47

281 12 1
                                    

pagi senin.

tidak seperti biasanya rizka tampak lebih murung untuk berangkat kesekolah, bahkan rizka tidak menggunakan polesan makeup pada wajahnya, ia membiarkan wajahnya tampak pucat, ia tidak peduli lagi jika ada yang bertanya karna ia memang sudah mulai bosan dengan hidup yang di jalaninya kini, apa lagi saat tau ia memiliki kepribadian lain dalam tubuhnya, yang bisa saja mengendalikannya, tanpa ia ketahui, rizka merasa muak dengan takdir yang sudah tuhan berikan padanya.

rizka memasuki kelas yang sudah ada rina rani dan leo, yang tampak menunggunya, melihat rizka pucat dan tampak tak bertenaga, membuat 3 sahabatnya itu bingung sekaligus khawatir.rizka meletakan tasnya dan duduk begitu saja membenamkan wajahnya di atas meja,tanpa memp.

perdulikan tatapan 3 sahabatnya.

lo sakit, kok ga semangat gitu?

trus kenapa pucet kaya mayat hidup gitu lo?

ga kaya biasanya aja sih lo riz?

semua pertanyaan itu membuat rizka merasa sangat terusik,hanya ingin marah ia juga ingin diam tak bicara, jauh dari keramaian, dan ingin sendiri,banyak pertanyaan yang harus ia tanya kan pada laras.

woi ditanya tuh jawab... ucap rani menyenggol rizka

rizka beranjak dari mejanya, meninggalkan 3 orang yang melongo akan sikap rizka pagi ini,ketika rizka jalan di koridor sekolah yang mulai kosong karna bel tanda masuk kelas telah bunyi, rizka tak peduli akan hal itu lagi, lalu ia tiba" teringat, reza pernah, memberi tahu rizka ada rooftop yang tidak diketahui orang disekolah kecuali ia dan reza, rizka langsung menuju rooftop, ketika ia tiba, ia disambut oleh terpaan angin yang seakan menyambutnya setelah sekian lama, rizka duduk,lalu memasang earphone , ia mendengar musik yang bisa membuatnya tenang.

namun tetap saja hal itu tidak berhasil akhirnya rizka melepaskan lagi ear phone yang menyumbat telinganya, ia menghirup nafas dalam merasakan segarnya udara dari atas rooftop ini, sesekali rizka melirik ponselnya sudah dipenuhi notifikasi dari 2 kembar dan temen kelasnya lain, karna ia dicari guru, tas nya ada namun rizka tidak ada, karna menganggu, rizka mematikan ponselnya agar ia lebih tenang.

langit pagi ini seakan tau isi hati rizka, langit perlahan mulai mendung, awan gelap perlahan berkumpul, membuat angin semakin kencang menyibakkan rambut panjang rizka.

kapan hidup gue kaya dulu lagi ya?, kenapa sih gue harus tumbuh dewasa secepat ini, jadi dewasa ga seenak yang dulu gue pikirin,mendingan gue kecil lagi, gapernah punya masalah serius,dan cuma bisa tertawa tanpa beban,,, mata rizka mulai berkaca kaca

maaf ya kak, gue jadi cengeng kaya gini, harusnya gue ga selemah ini,kenapa lo harus ninggalin gue sih, kenapa ga ajak gue ikut sama lo ke sana, dari pada gue bertahan kaya gini hidup sendirian ga ada lagi yang jadi penyemangat dalam hidup gue, gue ga sekuat yang orang liat ka... rizka meneteskan air matanya, lalu tertunduk

maaf gue gagal jadi kakak buat lo...

rizka terlonjak kaget ketika ada orang yang tiba" di belakangnya entah sejak kapan, rizka menghapus bekas air matanya,walau tidak sepenuhnya, rizka tau itu suara siapa namun ia berusaha tak peduli, suara itu sangat dirindukannya, rizka tak beranjak sedikitpun dari duduknya, sampai langkah kaki itu mulai mendekat dan ikut duduk disebelahnya.

sejak kapan lo disini?

sejak, kapan hidup gue kaya dulu lagi, ,,

ngapain lo disini?

gue lagi males masuk kelas...

gue lagi pengen sendiri..

riz, gue minta maaf sama lo, karna udah ga peduli sama lo, maaf gue udah ngikutin ego gue, seharusnya gue ada buat lo...

gapapa, karna ini juga gue jadi belajar hidup mandiri...

harusnya gue yang pergi, bukan kak edgar, karna gue ga akan pernah bisa jadi edgar...

...

gue mau kita kaya dulu lagi riz, gue bosen dieman mulu sama lo, jujur gue kangen sama ocehan ga guna lo tiap hari, nungguin lo turun dari kamar tiap pagi buat makan bareng, gue kangen suasana rumah kaya dulu riz, mungkin kalau kak edgar masih disini sama kita, pasti ga akan pernah kita dieman selama ini, gue udah gagal, gue yang seharusnya ditabrak truk sialan itu, seharusnya gue yang mati bukan kak edgar...

rizka mendengar semua perkataan reza, suara yang tampak sangat sedih namun bercampur kecewa dan marah pada diri sendiri, bagaimanapun rizka tak pernah suka jika reza menyalahkan dirinya.

jangan ngomong kaya gitu kak, gue ga suka!, kenapa sih lo harus ngomong kaya gitu, trus sekarang lo mau mati kaya kak edgar ninggalin gue sendirian, gue benci ditinggal sendirian!,gimanapun juga itu udah takdir, ga seharusnya lo ngomong hal yang paling gue benci, kalau lo ga ada, ga mungkin gue bisa bertahan sejauh ini, disaat kak edgar pergi, lo yang berusaha kasih gue semangat, gue tau, lo berusaha jadi edgar dan reza dalam satu tubuh, walaupun lo ga akan pernah bisa, tapi tetap aja lo itu kakak yang sekarang cuma gue punya!

rizka menjawab perkataan reza dengan penuh emosi, namun reza tau bukan emosi karna marah namun karna rizka takut kehilangan reza, rizka takut ditinggalkan yang kedua kalinya oleh kakak nya, karna rizka menjawab dengan isakan yang tak bisa ditahannya lagi, rizka mengeluarkan apa yang ia pendam setelah sekian lama perang dingin dengan reza, ia membiarkan air matanya mengalir begitu saja, ia tak peduli jika dianggap cengeng ataupun lemah oleh reza, karna rizka benar" tidak suka jika reza mengatakan hal itu lagi, reza terdiam menatap rizka yang menangis penuh isakan ini pertama kalinya terang terangan dihadapannya, satu senyuman terukir di sudut bibir reza.

gue seneng sama respon lo kaya gini, gue seneng lo masih takut kehilangan gue, lo masih sayang sama gue, gue suka lo luapin semua yang lo pendam cuma di depan gue riz....

reza mengusap air mata rizka ,lalu ia mencubit pipi rizka yang memerah karna menangis, hal itu membuat reza tersenyum geli.

maksud lo apa, lo mau gue respon gimana, terserah mau bilang gue cengeng gue ga peduli...

gapapa, nangis aja, gue suka liat pipi lo merah kaya gini, gue kangen sikap manja lo kaya gini, lo mau kan kasih gue kesempatan kedua, gue bakal jadi kakak yang baik buat lo, mama kangen sama lo riz,papa juga...

gimana keadaan mama?

mama jarang makan, tambah kurus, suasana rumah udah beda, udah ga pernah makan bareng lagi, semuanya makan dikamar masing", mama sama papa juga berantem, mereka sampai pisah kamar...

kenapa bisa gitu?

karna lo ga ada dirumah, mama nuntut gue terus buat ajak lo pulang gimanapun caranya, mungkin kalau lo pulang suasana rumah bisa kembali lagi...

oke gue pulang...

reza terdiam, mencerna perkataan rizka, senyumnya mengembang sempurna, mata nya berbinar sekana baru menang lotre, membuat rizka terkekeh geli, mungkin ini kesempatan terakhirnya untuk mengembalikan keluarganya seperti semula,rizka tak ingin membuang kesempatan lagi.

lo serius,kan dek?

iya kak, girang amat deh...

iya lah gue bahagia, oke ntar pulang lo sama gue, mobil lo suruh sopir aja yang jemput ya, ga ada penolakan...

iya deh, gue ngikut hehe...

oke, eh BTW udah berapa lama kita disini?

udah 45 menit maybe...

yuk balik lagi, kekelas...

iya, gue juga udah mau kekelas lagi...

oke, ntar pulang gue tunggu ya...

sip boss rizka memberi hormat pada reza,membuat reza tertawa akan tingkah rizka.

ketika rizka dan reza sudah kembali kekelas, ia dihujani tatapan tajam teman sekelasnya, dan untungnya, guru pelajaran sejarahnya tidak masuk jadi hanya ditinggalkan tugas saja.

lo kemana sih, jam pertama kami semua diomelin tau gak lo! ucap rina judes

ya maaf, hp gue low, ya gitu deh...

rese lo...

This is My Life!!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang