10. Pak Bro

5.7K 213 2
                                    

Rerumputan di sekitaran lapangan upacara dibabat habis oleh beberapa murid yang terlambat datang ke sekolah pagi ini. Berhubung yang menjadi guru piket adalah pak Ikhwandi--selaku kesiswaan di sekolah ini, guru itu pasti tidak akan memberi ampun jika memberi hukuman. Beruntung kali ini hukumannya bukan berlari mengelilingi lapangan sebanyak lima puluh kali.

"Pak, sudah selesai. Apa saya boleh masuk kelas?" tanya seorang siswi bertubuh langsing dengan mata sayu yang terlihat indah ketika sedang menatap objek di hadapannya.

"Boleh, lain kali jangan telat lagi, saya tau kamu itu aktif di beberapa organisasi. Jika saya lihat kamu telat lagi, saya hukum kamu lari lima puluh kali putaran," kata pak Ikhwandi dengan raut tegas.

"Iya, pak. Lain kali saya nggak akan telat lagi. Kalau begitu, saya permisi," pamit siswi itu, lalu bergegas menuju kelasnya dengan tergesa-gesa.

"Hei! Mira. Tumben telat," ucap Farhan sambil menyamai langkah kakinya dengan Mira.

Mira menoleh, sambil terkekeh. "Iya nih, Han. Telat bangun gue. Nggak tau kenapa, semaleman gue nggak bisa tidur."

"Mikirin pacar kali lo," ledek Farhan sambil tergelak.

"Husst. Boro-boro mikirin pacar. Pacar aja nggak punya."

"Oh, jadi situ jomblo. Seorang Mira yang punya segudang prestasi masa jomblo sih." lagi-lagi Farhan meledek.

"Ya, gue kan belum nemu yang pas aja gitu."

"Bilang aja nggak laku." mendengar itu, Mira langsung menabok lengan Farhan dengan kesal. Berani-beraninya dia mengatainya seperti itu.

"Lo lama-lama ngeselin banget sih, Han." teriak Mira geram.

"Biarin, yang penting hidup," balas Farhan santai. Saat matanya menyorot ke lorong kelas lain, matanya menangkap sosok Arsya yang sedang berjalan menuju ke arahnya, sambil tersenyum ceria seperti biasanya.

"Mbak mantan sombong amat, nyapa kek, ke mantannya yang ganteng ini," celetuk Farhan, membuat Arsya menoleh dengan tatapan tidak senang.

"Bener yah, kata orang kalo mantan itu lebih cakep pas udah putus dari kita," lanjut Farhan, tatapannya berubah menggoda.

"Udah jadi mantan nggak boleh goda-godain mantannya. Lagipula yah, Farhan. Arsya tuh udah jadi pacar Reyhan. Jadi Farhan jangan gangguin Arsya lagi," balas Arsya, lalu pergi sambil menjulurkan lidahnya ke arah Farhan, bermaksud meledek.

"Dih, siapa juga yang godain lo. Geer banget lo!" teriak Farhan tak terima.

"Lo sama Arsya pernah pacaran?" tanya Mira tak percaya.

Farhan mengangguk. "Iya, walau cuma beberapa bulan doang sih, emang kenapa?"

"Ah, enggak. Nggak papa. Gue duluan yah," ucap Mira gugup, lalu berlari cepat meninggalkan Farhan, yang kini hanya mengangkat kedua bahunya lalu berjalan cepat di belakang Mira.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa Pak Gevan. Sesaat setelah seluruh muridnya terduduk dengan rapi, termasuk Farhan dan Mira yang kini sudah duduk di bangku masing-masing.

Pak Gevan adalah guru mata pelajaran Fisika yang terkenal santai. Semua murid dianggap teman. Istilahnya, jika di kelas, tidak ada sebutan guru dan murid. Walau pak Gevan mewajibkan semua muridnya untuk memanggilnya dengan sebutan 'pak Bro'.

"Pagi, pak Bro," ucap seluruh murid dengan kompak.

"Duh, gue nggak habis pikir sama kalian. Pala gue sampai mumet tau nggak? Ngoreksi ulangan kalian kemarin. Nilainya ngeri-ngeri." pak Bro mengaruk kepalanya sambil terduduk di atas meja guru di ruang kelas itu, menatap satu persatu anak muridnya dengan raut tak terbaca.

Reyhan dan Arsya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang