30. Curiga

4.5K 203 2
                                    

"Hari ini jajan apa?"

"Bakso?"

Arsya mengelengkan kepalanya.

"Mie ayam?"

"Bosen."

"Cilok?"

"Nggak kenyang."

"Arsya maunya, makan paha ayam yang besar-besar, biar kenyang." cetusnya, lalu tersenyum sumringah.

"Yee! Lo kira ini McD apa, kalo ngomong suka pinter banget deh, kakak Arsya ini." ucap Maya sarat akan kekesalan.

Arsya menyengir. "Abisan, di sini nggak ada makanan yang bikin kenyang, ada yang bikin kenyang tapi, Arsya bosen."

"Yaudah tuh lo makan meja aja, gue yakin lo bakalan kenyang dan lo juga nggak bosen, soalnya kan, lo belum pernah makan meja."

"Enak aja, emangnya Arsya kuda lumping apa." Arsya terlihat kesal sendiri.

"Kalo lo nggak mau makan yaudah, biar gue yang makan sendiri."

"Yaudah sih, Maya kalo mau makan tinggal makan aja kali. Nggak usah peduliin, Arsya. Arsya lagi nggak mau makan karna Arsya lagi bosen makan." ketus Arsya.

"Yaudah, kalo gitu. Tapi, awas aja yah, kalo nanti siang perut lo sakit, gue nggak mau tanggung jawab yah."

"Iya, iya. Yaudah sana Maya makan, Arsya mau nyamperin Reyhan dulu." Arsya berlari kecil meninggalkan Maya. Maya yang melihat hanya mampu mengelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Dasar bucin!" umpat Maya sewot.

****

"Selamat pagi, Reyhan." ucap Arsya sambil tersenyum seceria mungkin.

"Pagi, Arsya. Senyumnya lebar amat, nggak takut tuk mulut sobek?" sahut David.

"Apa sih, David nyaut aja. Perasaan yang Arsya ucapin selamat pagi itu Reyhan deh, kenapa jadi David yang nyaut sih." sewot Arsya, tak terima.

"Ya, daripada Reyhan nggak nyaut, lebih baik gue yang sahutin." Balas David tak mau kalah.

"Reyhan sahutin Arsya dong." rengek Arsya sambil menarik-narik ujung seragam Reyhan.

"Nggak usah kayak anak kecil deh, Sya." sergah Reyhan.

"Ya, kan. Arsya emang masih kecil."

"Kecil badannya doang." cibir David. Arsya langsung memberi tatapan, seolah berkata 'apa lo lihat-lihat!' kepada David.

"Iri bilang!" Arsya memandang dengan geram raut wajah David. Lalu ia kembali mengalihkan pandangannya menjadi menghadap ke arah Reyhan, dan kembali bersuara.

"Reyhan, semalam kenapa Reyhan pulang duluan dan ninggalin Arsya sendirian. Arsya takut tau, Reyhan. Semalam juga, Arsya nggak sengaja nabrak Gina."

Reyhan terperangah. "Nabrak Gina? Maksudnya?"

"Iya, semalam Gina lagi jalan sama--"

Reyhan dan Arsya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang