Sebelumnya, aku mau ngucapin selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏 maafin segala kesalahan aku yah :)))
Happy reading guys :)))
Vote dulu baru baca, baca dulu baru komen :)))
*
Sudah sekitar dua jam lebih, Reyhan dkk, mengitari jalanan ibu kota ini. Setelah tadi mereka harus melawan satpam bernama Budi agar mereka bisa keluar dari area sekolah mereka. Daniel yang sedari fokus menyetir, kini membelokan mobilnya ke arah restoran di dekat sini, tidak ada salahnya bukan, mereka mengisi perut terlebih dahulu, toh yang mereka cari tidak ketemu-ketemu juga, mereka kan, bisa mencari kembali nanti sehabis mengisi perut yang lapar, juga dengan otak yang kembali berfikir jernih.
"Kita makan dulu yah, gue laper banget nih. Lagian juga, kita mau nyari Arsya kemana lagi. Kita nggak punya jejak buat tau keberadaan Arsya dimana." kata Daniel sambil menutup pintu mobil.
"Ya mudah-mudahan, setelah kita makan, kita bisa nemuin jejaknya Arsya." David menyahuti.
"Eh, tunggu-tunggu. Lo yakin mau makan di sini? Di sini makanannya mahal-mahal lho, emang lo punya uang berapa." sambung David kepada Daniel dengan tampang yang selaras dengan nada bicaranya---sama-sama meremehkan.
Daniel menyengir, lalu menatap ke arah Reyhan. "Ya kagaklah. Gue kan, mau minjem duit sama akang Reyhan, iya nggak---"
"Nggak! Yang kemaren-kemaren aja lo belum bayar. Ogah gue minjemin lo duit lagi." tegas Reyhan.
"Ya kan, gue nanti bakalan ganti."
"Gue bilang enggak, ya enggak. Lo udah kebanyakan utang tau nggak."
Daniel mendengus. "Dasar medit lo."
Kali ini, mata Daniel beralih menatap ke arah Farhan dengan tampang penuh rayuan. Sadar dirinya sedang ditatap, Farhan langsung menatap balik ke arah Daniel dengan tampang yang tidak bersahabat.
"Apaan lo, mau minjem duit sama gue?" kata Farhan dengan nada nyolot bukan main, yang dibalas Daniel dengan cengiran khasnya saat dia meminta uang.
"Iya, nih. Lo tau aja, boleh yah, gue minjem duit lo dulu, pleaselah... Lo pinjemin gue duit, ntar kalo gue mati kelaparan gimana. Ayolah, pijemin gue duit." rayu Daniel.
Farhan berdecak sambil mengecek isi dompetnya. "Yaudah, gini aja. Lo semua gue traktir makan aja."
"Serius, nih Han. Kebetulan banget uang gue juga udah tiris nih, kalo ditraktir sama lo, kan uang gue jadi utuh kembali." ucap Kevin sembari tersenyum senang.
"Thanks yah, bro. Ayolah, kita menjemput makanan kita." Daniel merangkul Farhan dan membawanya masuk menuju restoran cepat saji dengan seringai kemenangan. Diikuti yang lainnya dengan senyuman keantusiasan yang kentara, kecuali Reyhan, dia memilih menampakan wajah datar dan terkesan tidak suka, melihat tingkah teman-temannya yang terkesan mendewakan Farhan karena akan mentraktir mereka.
"Nih, Han. Lo pesen yang banyak mumpung kita ditraktir." kata David dengan semangat, sambil menyodorkan buku menu kepada Reyhan, setibanya mereka di restoran ini dan terduduk di meja yang bersebelahan dengan jendela restoran ini.
"Gue nggak butuh traktiran dari dia. Gue bisa bayar sendiri. Nggak perlu pake ditraktir segala." cetus Reyhan, sambil menatap Farhan dengan tatapan sinis.
"Yaudah sih, Han nggak usah pake otot kalo ngomong. Kalo mau bayar sendiri yaudah, nggak papa." David menasehati.
"Iya nih, lo lagi kenapa sih, Rey. Pms? Sensitif banget kayaknya, kayak koreng." Daniel menyahut sambil terkikik tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Ficção Adolescente[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...