"Tidak pangeran, aku hanya gadis miskin yang tak pantas bersanding denganmu, aku hanya dijadikan seorang pembantu di rumah, oleh ibu dan sodara-sodara tiriku," ucap seorang cewek yang sedang mengikuti audisi drama Cinderella. Seusai menuntaskan dialognya, cewek itu terduduk di lantai, lantas berakting menangis sambil sesegukan. Semua anggota Osis yang berada di sana hanya menggelengkan kepala heran, bahkan ada yang sampai tertawa terbahak-bahak. Melihat akting cewek itu yang terlihat kelewat lebay.
"Stop! Stop!" kata Ghali, selaku ketua Osis di SMA ini.
"Kenapa, Kak? Kan aku belum kelar aktingnya, kok main stop-stop aja." protes cewek itu, sambil menegakan tubuhnya, juga merapihkan rok abu-abu yang dipakainya.
"Menurut gue udah cukup. Silahkan boleh keluar dari aula." Ghali mempersilakan.
"Terus, aku lolos nggak Kak, audisinya?" tanya cewek itu dengan tampang centil, tak lupa jemari mungilnya memilin rambut hitamnya yang agak keriting.
"Nanti akan diumumin di mading." balas Ghali seadanya. Jujur, dari pagi hingga siang, tidak ada murid yang mengikuti audisi dengan akting yang mumpuni. Kalo begini, drama Cinderella akan segera ditiadakan, mengingat tidak ada satupun siswi yang lolos sebagai pemeran Cinderella.
"Yaudah, aku permisi yah, kakak-kakak." kata cewek itu, sambil melenggang pergi dari aula.
"Gilak! Aktingnya tuh anak lebay parah." kata Ghali, sambil mengacak rambutnya, kesal. Yang lain malah asik cekikikan, melihat tingkah Ghali yang terlihat seribu kali lebih pusing dibandingkan dengan mereka.
"Mira, gue lihat-lihat, temen sekelas lo, banyak yang nggak ikut audisi, coba deh lo bujuk mereka buat ikutan, siapa tau aja, ada yang jago akting. Soalnya, kasihan kepala sekolah kita, gue nggak mau ngecewain kepala sekolah kita, karna kita ngegagalin drama Cinderellanya, karna nggak ada yang cocok buat meranin semua karakter di drama ini."
Mira yang sedari tadi asik mengobrol, langsung menolehkan kepalanya ke arah Ghali yang tadi berbicara panjang lebar kepadanya.
"Di kelas gue, katanya nggak ada yang jago akting. Mereka semua nggak minat." balas Mira.
Ghali berdecak kesal. "Ck! Terus gimana yah?"
"Eh, tunggu deh, kayaknya di data kita ada deh, anak kelasnya Mira yang daftar." Sofi ikut menyahut.
"Siapa namanya, Sof?" tanya Mira penasaran.
"Kalo nggak salah, ada tiga orang yang daftar, namanya, Gina, Reyhan sama Farhan."
Mira terlonggo. "Gue nggak salah denger nih, Sof? Mereka mau ikut audisi buat drama ini?"
"Iya, gue serius. Kalo nggak percaya lo lihat aja sendiri, datanya ada di tas gue." tandas Sofi sambil menunjuk tas ranselnya yang tergeletak di pojokan ruangan.
"Kalo yang namanya Arsya Iriana, ikut ngedaftar juga nggak?"
"Oh, Arsya yang anaknya cerewet itu? Iya, tadi sih daftar, tapi belum ikut audisinya." kata Sofi.
Mira hanya mampu terdiam.
***
"Maya, Arsya mau audisi jadi peran Cinderella, Maya mau ikut?" tawar Arsya, sambil menata alat tulisnya ke dalam tempat pensilnya.
"Erm, gue nggak ikut deh, lo sendirian nggak papa kan? Soalnya kan, hari ini tugas gue piket, pasti nanti gue yang disuruh ngumpulin bukunya." tolak Maya.
Arsya menghembuskan nafas pasrah. "Yaudah deh, nggak papa. Maya doain Arsya yah, supaya lolos dan jadi pemeran utama. Karna semua itu impian Arsya, bisa akting di depan semua orang." Arsya mulai membayangkan jika dirinya benar-benar menjadi pemeran utama di sebuah drama. Menjadi Cinderella yang cantik yang dicintai oleh pangeran tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Teen Fiction[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...