"Reyhan! Yey, akhirnya ketemu juga." Gina berdiri di sebelah Reyhan sambil mengipasi bagian wajahnya yang berkeringat menggunakan tangan.
Reyhan menoleh, menatap Gina di sampingnya dengan pandangan bingung. "Lo ngapain di sini, Na? Kenapa nggak ikut pulang aja sama Bunda?"
"Eits, tenang Tuan Reyhan. Nggak usah khawatir gitu, aku ke sini tuh, cuma mau jalan-jalan bareng kamu aja keliling sekolahan. Boleh yah, Tuan Reyhan yang terhormat." Gina nampak memohon sambil memasang pupy eyes.
"Jangan sekarang. Nanti aja kalo istirahat. Lo nunggu di kantin aja dulu, makan apa aja nanti gue yang bayar."
"Yah..." Gina mendesah kecewa.
"Padahal maunya sekarang. Yaudah deh, kalo gitu, belajarnya yang semangat yah Tuan Reyhan. Jangan mikirin pacar mulu." lanjut Gina penuh ledekan.
Reyhan melotot. "Dari mana tau kalo gue udah ada pacar?"
"Ya taulah, Gina gitu lho."
"Dari siapa? Bilang." desak Reyhan sarat akan ancaman.
"Dari temen kamu yang semalem itu. Jadi bener yah, kamu udah punya pacar. Padahal yah, kalo belum, aku mau jadiin kamu---"
"Pacar?" tebak Reyhan.
"Nggak. Geer deh, aku tuh mau jadiin kamu apa yah, bodyguard. Biar selalu jagain aku, hehe. Yah sayang aja udah ada pacar, aku bakal dinomor duakan. Udah ah, aku pergi ke kantin dulu yah." pamit Gina, sambil berlalu pergi.
"Hati-hati!" teriak Reyhan keras-keras.
"Semangat belajarnya yah!" sahut Gina dengan riang.
"Sip!"
****
"Nih, minum dulu, abis itu lo istirahat aja. Atau mau izin pulang aja?" tawar Maya, sambil menyodorkan satu gelas teh hangat kepada Arsya yang kini sedang duduk di kursi dekat brankar uks. Arsya langsung menyesap teh hangat yang diberikan Maya dengan dua kali seruputan.
"Arsya nggak mau pulang ah, orang Arsya cuma sakit perut doang kok. Arsya istirahat di sini aja deh, Maya ke kelas aja nggak apa-apa."
Arsya menaruh gelas tehnya di atas meja terdekat dari jangkauannya.
"Iya, deh. Nanti jam istirahat gue ke sini."
"Oke. Arsya mau tidur dulu." Arsya melepaskan jaket yang terikat di pinggangnya, lalu berangsur menaiki brankar dan mulai terlelap. Maya pun memilih untuk pergi ke kelasnya, karna sudah dipastikan, pak Ahmad selaku guru bahasa Indonesia dipastikan sudah ada di kelasnya, bersiap untuk mengajar para murid-muridnya di pagi hari ini.
Ponsel milik Arsya bergetar, ada satu pesan masuk dari Reyhan. Lantas, Arsya pun langsung terbangun dan membaca pesan tersebut dengan senyum yang tak kunjung luntur dari bibirnya. Sudah lihatkan? Betapa bahagianya Arsya memiliki Reyhan.
Lagi di mana? Di kelas kok nggak ada?
Arsya langsung membalas pesan dari Reyhan.
Arsya lagi di uks. Perut Arsya sakit, Arsya lagi dateng bulan :( Oh yah, Reyhan ngapain nyariin Arsya? Pasti kangen yah?
Biasa aja, cuma nanya.
Yah, kirain :(
Lo pengen makan apa?
Reyhan mau beliin? Pengin batagor, sama nasi goreng hehehe...
Perut lo masih sakit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Teen Fiction[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...