"Eh, lihat deh. Reyhan sama siapa? Cantik banget yah."
"Katanya sih, dia itu murid baru di kelasnya Reyhan, kalo nggak salah, namanya Gina."
"Mereka kelihatan dekat, apa mungkin mereka punya hubungan spesial?"
"Nggak mungkinlah, Reyhan kan udah punya Arsya."
"Ya, bisa aja kali, Reyhan pacarin dua-duanya. Yang namanya cowok kan suka begitu."
Brakk!
"Jangan suka jelek-jelekin Reyhannya Arsya. Dia bukan cowok yang seperti itu." Arsya mengebrak meja orang yang sedang sibuk membicarakan Reyhan, sambil berucap tidak terima.
Keduanya menoleh, sambil menatap Arsya dengan raut sinis. "Nggak sopan banget sih, lo dateng-dateng bukannya permisi atau apa malah gebrak-gebrak meja, lo pikir lo siapa? Hah?" ucap salah satu dari kedua cewek itu, sambil berdiri dan memberi tatapan menantang terhadap Arsya.
"Arsya Iriana, biasa dipanggil Arsya."
"Oh, ternyata nyonya Arsya yang terhormat pacarnya tuan Reyhan." cewek itu memandang Arsya dengan sinis, serta senyum yang terkesan mengejek.
"Heh, pasang kuping lo baik-baik yah, nyonya. Gue tuh nggak ngejelek-jelekin pacar lo. Gue hanya berbicara apa adanya sesuai dengan tangkapan indra penglihatan gue. Dan menurut gue, lo jadi cewek jangan terlalu percaya sama pacar lo yang terkesan sempurna itu, lo nggak pernah tau di belakang, dia kayak gimana, bisa aja kan dia selingkuh sama Gina. Ah, iya. Satu lagi, gue berpesan sama lo, untuk hati-hati sama Gina, jika enggak, lo akan kehilangan Reyhan yang udah susah payah lo dapetin itu." cewek itu menepuk-nepuk bahu Arsya, lalu berjengkit pergi bersama dengan temannya.
Arsya mematung di tempat, mencerna semua ucapan cewek yang biasa dipanggil Agnes itu lamat-lamat. Apa benar, dia harus berhati-hati dengan Gina? Dia memang sudah menganggap Gina teman semenjak pertama kali mereka bertemu hingga sekarang, tidak mungkin kan, ia memiliki rasa curiga jika Gina akan merebut Reyhan darinya.
"Sya? Tadi kenapa? Agnes gangguin lo yah?" tanya Maya sambil merangkul bahu Arsya.
"Enggak kok, Agnes cuma beri tahu Arsya, kalo Arsya harus berhati-hati dengan Gina. Karna menurut Agnes, Gina bisa berpotensi jadi selingkuhannya Reyhan. Menurut Maya, gimana?" Arsya meminta pendapat Maya, dengan wajahnya yang memberengut lucu.
Maya menghela nafas lelah. "Gue yakin kok Reyhan nggak akan selingkuhin lo, meskipun gue lihat dia masih cuek-cuek aja sama lo, tapi gue yakin Reyhan itu cowok yang baik, dia nggak bakalan mungkin nyakitin hati cewek yang ia sayangi."
"Hah? Yang bener?"
"Iya, Sya. Lagian lo jangan terlalu percaya dulu sama omongan orang lain sebelum lo nemuin buktinya." saran Maya.
"Siap, kalo begitu." Arsya memberi hormat dengan raut tegas, seperti prajurit yang memberi hormat kepada rajanya.
"Yaudah, duduk." tarik Maya pada tangan Arsya yang digunakan untuk memberi hormat kepadanya, hingga membuat Arsya terhuyung dan akhirnya mendudukkan tubuhnya di kursi bekas Agnes, Maya pun ikut terduduk.
"Tadi gue udah pesan makanan, lo juga udah gue pesanin kok."
"Makasih, Maya. Maya memang yang terbaik." puji Arsya merasa senang.
"Muji-muji begini, nggak minta traktir kan?" singgung Maya.
"Biar Arsya yang traktir kali ini."
"Bener? Wihh, makasih."
"Iya."
"Eh, gue boleh gabung?" tanya Mira yang kini tengah berdiri sambil membawa semangkuk bakso dan juga es teh di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Novela Juvenil[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...