Reyhan membaringkan badannya di ranjang. Mengistirahatkan seluruh tubuh dan otaknya yang telah bekerja dari pagi. Dia menatap langit-langit kamarnya, ingatannya menerawang kejadian demi kejadian yang baru saja ia lalui di sekolah. Bahkan tawa Arsya pun sudah ada dalam bayangannya. Arsya itu unik, bahkan tertawanya saja sudah membuat Reyhan teramat jatuh cinta kepada gadis itu.
Sedang asik melamun. Reyhan dikagetkan dengan ponsel miliknya yang bergetar di meja nakas. Reyhan mengambil ponselnya, melihat nama si penelpon, lalu setelah itu, menjawab panggilan tersebut.
"Hallo." sapa Reyhan ramah.
"Hallo, Reyhan. Reyhan di mana? Arsya ada di depan rumah Reyhan. Dari tadi Arsya ketuk pintunya nggak ada yang bukain." suara cerewet itu berasal dari si penelpon, siapa lagi kalau pacar tersayangnya seorang Reyhan Atmawijaya. Arsya Iriana.
Mendengar penuturan itu, Reyhan langsung tersenyum smirk. Lantas ide jahil pun memenuhi kepalanya. "Gue di luar sama David. Lo pulang aja, oke?" ucap Reyhan, lalu mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Selanjutnya, yang terdengar hanya suara gelak tawa dari Reyhan yang begitu renyah. Ia sangat puas telah mengerjai Arsya seperti ini.
Lalu, hal jahil lainnya pun terlintas di dalam otaknya, hingga tawanya pun berganti dengan senyum jahil.
--------
Arsya menatap ponselnya dengan sorot mata sayu, setelah Reyhan memutuskan sambungan teleponnya sebelum ia selesai berbicara. Mungkin ini yang namanya karma.
"Kalo begini caranya, martabaknya mubazir dong. Mana Arsya nggak suka martabak rasa cokelat kacang lagi. Niat Arsya ke sini kan, mau ketemu sama Bunda, terus, mau ngasih martabak kesukaan Bunda ini." gumam Arsya, sambil menatap pintu rumah Reyhan yang masih tertutup rapat.
Arsya merasa terkejut, saat lampu yang berada di atas kepalanya tiba-tiba mati sendiri. Lalu, dalam hitungan sepersekian detik setelahnya, lampunya menyala kembali. Dan begitulah setelahnya, hingga membuat Arsya merinding. Bulu kuduknya berdiri, saat tau hanya di rumah Reyhan lah yang lampunya hidup dan menyala sendiri. Arsya tidak berfikir jika di rumah Reyhan terdapat konsleting listrik atau hal semacamnya, yang dia pikirkan adalah hal-hal mistis yang berhubungan dengan makhluk dunia lain.
"Ya ampun... mbah, eyang, buyut. Tolong jangan ganggu Arsya, niat Arsya ke sini kan baik, mau nyamperin pacar sama calon mertua, bukan mau nyolong, jadi jangan gangguin Arsya. Nanti Arsya beliin ponsel deh, biar bisa main tik tok, yang penting jangan gangguin Arsya." mohon Arsya, dengan mata terpejam rapat. Kresek martabak di tangannya pun ia genggam erat-erat, menyalurkan seluruh rasa takutnya di sana, tidak peduli nanti kresek martabaknya akan lusuh, lagipula yang dilihatkan isinya, bukan kreseknya, jadi Arsya tak peduli.
Arsya berbalik badan ingin kabur dari sini sebelum dirinya pipis di celana. Namun kejadian selanjutnya malah di luar dugaannya.
"Aaaaaa!" Arsya berteriak kencang, lalu menjatuhkan badannya di atas lantai, setelah ia melihat makhluk menyeramkan di hadapannya. Benar-benar tepat di depan wajahnya. Arsya pingsan.
-------
"Kalo bercanda tuh jangan kelewatan. Begini kan jadinya, anak orang sampai pingsan. Bunda tuh jadi ragu sama kamu, Bang. Kamu beneran suka sama Arsya apa enggak? Tega banget ngerjain dia sampai badannya jadi panas begini." omel Cantika sambil menaruh sapu tangan di atas dahi Arsya. Berguna agar panas di tubuh Arsya segera turun.
Reyhan yang melihat itu hanya bisa berdiam diri saja. Ia tak tau jika kejadiannya akan seperti ini. Arsya pingsan dan mengalami demam. Itu semua karna ulahnya. Ah, ya seharusnya ia tidak melakukan hal sebodoh ini. Dengan bepura-pura menjadi makhluk menyeramkan dengan memakai topeng berbentuk setan berwajah merah yang sangat menyeramkan. Hingga membuat pacar tersayangnya menjadi tak berdaya seperti sekarang. Seharusnya kejadiannya tidak seberlebihan ini. Tapi Arsya ya tetap Arsya, cewek yang selalu menggapi segala hal dengan sikap berlebihan atau dengan kata lain, lebay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Teen Fiction[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...