"Gue obatin yah lukanya." kata Reyhan saat dirinya telah menempatkan posisi tepat di samping Arsya.
Arsya menoleh, menatap Reyhan lamat-lamat. Arsya harap ini bukan mimpi atau halusinasi, dirinya bisa melihat Reyhan sedekat ini. Ia mencubit pelan lengan kanannya. Terasa sakit, berarti ini bukan mimpi, melainkan kenyataan. Tapi-tapi, dirinya kan, sudah putus dengan Reyhan artinya, dirinya harus mengambil posisi sebagai teman biasa di hadapan Reyhan. Bersikap ketus sedikit boleh juga.
"Nggak usah! Biar Mira aja yang ngobatin, lagian dia pasti lagi mau ke sini kok." balas Arsya, berusaha terlihat ketus di hadapan Reyhan. Tujuannya agar dirinya tidak terlihat lemah dan paling tersakiti di sini.
"Mira, lagi rapat Osis. Jadi dia nyuruh gue buat ngobatin lo." bohong Reyhan, padahalkan tadi dirinya yang memaksa untuk mengobati Arsya.
Reyhan menatap mata Arsya, mata cewek itu benar-benar bengkak dan ada satu garis hitam menyeramkan yang melingkari mata. Reyhan menjadi merasa bersalah. Jika benar Arsya menangis semalaman karnanya. Reyhan tak tega.
"Lo semalem nangisin gue yah?" tuding Reyhan dengan tak tau diri.
Arsya melotot, seolah-olah rahasia terbesarnya telah terbongkar saat ini juga. "Kalo iya kenapa? Bukannya setiap orang boleh nangis kalo merasa tersakiti."
"Yaudah, maafin gue."
Arsya tersenyum mengejek. "Segampang itu, Reyhan minta maaf? Terus nanti Arsya langsung maafin gitu? Yang ada para tahanan di penjara, tinggal bilang minta maaf aja, terus mereka bebas deh dari penjara."
"Arsya itu, nggak butuh kata maaf dari Reyhan. Terus, Arsya itu, nggak semudah itu maafin Reyhan. Arsya bukan anak kecil yang nangis terus disodorin permen langsung diem. Intinya, Reyhan jangan pernah lagi ngegampangin Arsya." imbuh Arsya dengan mengebu, lalu berjengkit dari brankar UKS dan berdiri.
"Lo mau ke mana? Gue belum obatin lo." cegah Reyhan, saat Arsya mulai berjalan menuju ke arah pintu UKS. Berniat untuk pergi.
"Emang Reyhan bisa sekalian ngobatin luka hati Arsya? Enggak kan? Yaudah, mending Arsya pergi, nanti biar Maya yang ngobatin luka Arsya, Reyhan nggak usah, tugas Reyhan sekarang kan, ngebahagiain Gina." ucap Arsya, bermaksud menyindir.
"Gue bisanya ngebahagiain lo." tutur Reyhan, lalu tersenyum simpul. Senyum itu, seketika langsung membuat Arsya terpesona. Pahatan yang sangat sempurna, diamnya saja sudah membuat Arsya suka. Apalagi senyumnya, sudah pasti Arsya langsung jatuh cinta yang kesekian kalinya.
'Reyhan kok ganteng sih!' hati Arsya menjerit histeris. Menyadari apa yang dilakukannya salah, Arsya langsung menyadarkan dirinya dari keterpesonaannya terhadap senyuman Reyhan. Bisa-bisanya disaat seperti ini dirinya malah terhipnotis oleh pesona menakjubkan dari Reyhan.
Arsya tersenyum meremehkan yang malah terlihat kaku, semata-mata untuk menutupi keterpesonaannya tadi. "Ralat tuh. Bukannya Reyhan bisanya nyakitin? Udahlah, Reyhan lebih baik Reyhan lupain Arsya, Arsya udah lelah dengerin ocehan Reyhan yang sama sekali nggak akan berpengaruh buat hubungan kita kedepannya. Kita udah selesai." tegas Arsya, sambil mengigit bibirnya yang bergetar hebat. Entah mengapa, ia merasa takut setelah mengucapkan kalimatnya barusan.
"Oke. Tapi, jangan salahin gue jika gue mau berjuang lagi. Kalo dulu lo yang selalu berjuang buat dapetin gue, sekarang gantian gue yang berjuang buat dapetin lo lagi. Inget Sya, gue nggak akan pernah nyerah buat dapetin lo. Dan inget, kita belum selesai. Cuma lagi break aja."
"Nggak jelas!" sungut Arsya, cewek itu, mulai melangkah pergi menjauhi Reyhan, melangkah keluar dari dalam UKS.
Setelah Arsya pergi, mata Reyhan tak mau lepas dari pintu yang baru saja Arsya lewati. Lalu terbesit di benaknya jika ia memang harus berjuang kembali, kali ini harus lebih keras lagi. Jika dulu sebesar gulungan awan, sekarang harus sebesar langit yang menaunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Fiksi Remaja[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...