Arsya menghempaskan tubuhnya di ranjang, menatap langit-langit kamarnya, hari ini benar-benar hari tersuram yang pernah ia lewati dan ia benar-benar ingin mengakhirinya dengan mimpi yang indah. Sebelum terlelap, Arsya menatap ponselnya yang tergeletak tepat di atas meja nakas yang tak jauh dari jangkauannya. Sudah sekian hari Reyhan tak pernah mengabarinya lagi, semenjak pertengkaran di kantin waktu itu, bahkan sekarang Reyhan jauh lebih dekat dengan Gina.
Arsya menghela nafas lelah, mengingat betapa eratnya Reyhan memeluk Gina, ya walaupun Arsya tau, itu hanya sekedar akting belaka, tapi apa salahnya jika Arsya merasa cemburu. Toh, Arsya juga merasa masih memiliki Reyhan. Meski Reyhan tidak pernah meyapanya lagi sekarang.
Ponselnya berbunyi sebanyak dua kali, sambil menampilkan cahaya kerlap-kerlip yang berasal dari cassing ponselnya yang jika muncul notifikasi akan menampakan cahaya pelangi yang sangat lucu. Arsya tersenyum sumringah, lalu mengambil ponselnya dari atas nakas. Namun, setelah tau notifikasi tersebut bukan berasal dari Reyhan seperti apa yang ia harapkan, wajahnya langsung berubah suram.
Sya?
Knp Mira?
Gue, cuma mau nanya nih. Lo katanya, ikut daftar audisi. Tapi kok, lo nggak ikut audisinya? Padahal, udah gue tungguin lho.
Arsya nggak jadi ikut, Mira. Soalnya, kayaknya udah ada yang bagus deh, buat meranin drama itu. Bahkan saking hebatnya akting mereka, mereka sampai peluk-pelukan.
Hahaha... Ngakak gue dengernya, maksudnya lo nyindir Reyhan sama Gina? Jadi, lo lihat semuanya secara langsung? Atau lo cuma denger asumsi orang-orang nih? Kalo asumsi orang nggak usah terlalu didengerin.
Arsya lihat sendiri kok. Serius.
Omg! Menurut gue, lo nggak usah dibawa baper deh, kan itu cuma peran. Ah, ya, sebenernya sih yah, kalo lo masih minat buat audisi, mending lo ikut audisinya deh, soalnya, akting Gina tadi, nggak ada bagus-bagusnya. Terus karna Ghali merasa nggak ada lagi yang ikut audisi, jadi, Gina diterima jadi peran Cinderella, dan Reyhan jadi pangerannya. Jujur, aktingnya Reyhan oke juga lho, gue baru tau.
Iya dong, pacarnya Arsya gitu lho 😂
Jadi, lo mau nggak besok ikut audisi?
Arsya terlihat berfikir sejenak sambil mengetuk-ngetuk ponselnya menggunakan jemari lentiknya. "Kalo Arsya ikut audisi dan lolos, Arsya bakalan selalu dekat sama Reyhan. Dan pastinya bakalan baikan juga karna ini. Kalo gitu, mending Arsya terima aja tawaran Mira." gumam Arsya sambil mengetikan balasan untuk Mira.
Iya, Arsya mau, Mira.
Gitu dong, ini baru Arsya yang gue kenal.
*****
"Lo kenapa sih Rey, nggak pernah lagi ikut latihan sama kita-kita, lo kan tau, turnamen itu akan diadain sebentar lagi. Eh, lo malah asik leha-leha sendiri. Inget, lo itu captain di tim ini. Lo yang sepantasnya nyuruh anggota lo buat latihan lebih semangat lagi. Bukannya kayak gini." kesal Kevin, meluapkan amarahnya yang sudah ia tahan sejak Reyhan berubah menjadi sering tidak datang untuk latihan saat sudah dijadwalkan.
Reyhan terdiam. Dirinya tidak bisa berkata apapun. Karna dirinya memang salah, Reyhan bahkan merasa sangat bersalah di sini, tak sepantasnya ia selalu mangkir dari apa yang sudah dijadwalkan oleh timnya.
"Iya, Han. Lo tuh kenapa sih, akhir-akhir ini. Lo tuh berubah tau nggak? Nggak seasik dulu. Lo ada masalah apa gimana? Cerita sama kita." sahut David sambil menyeruput capucinonya dengan gerakan santai. Semua anggota tim futsal sekolah, ada di kafe ini. Sengaja dikumpulkan untuk membahas turnamen yang akan dilaksanakan bulan depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Teen Fiction[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...