"Sya, tunggu! Gue bisa jelasin, semua yang lo denger tadi nggak seperti apa yang lo bayangkan. Dengerin gue dulu! Sya!" Reyhan meneriaki Arsya sambil terus mengejar Arsya yang masih terus berlari cepat meninggalkan kafe ini.
Gina yang melihat itu, juga berusaha mengejar Reyhan, mengapai lengan Reyhan hingga cowok itu berhenti berlari. "Udah sih, nggak usah dikejar. Nggak penting tau nggak." kata Gina sambil mengapit lengan Reyhan agar tidak kabur dan mengejar Arsya kembali.
"Apaan sih, lo. Lepasin! Arsya itu penting bagi gue, dan patut untuk dikejar, nggak kayak lo! Kalo bukan karna orang tua gue, gue nggak akan mau sama lo lagi. Bagi gue, lo itu udah mati. Kayak perasaan gue, ke elo yang udah mati dari dulu!" sentak Reyhan sambil menepis kasar tangan Gina, hingga tangan Gina terlepas dari lengannya. Reyhan menatap Gina jengkel, lalu melenggang pergi dan kembali berlari menyusul Arsya.
"Arsya, Arsya, Arsya. Selalu aja Arsya! Guenya kapan!" gumam Gina sambil menghetak-hentakan kakinya ke atas aspal, lalu menatap kepergian Reyhan dengan kesal.
***
Reyhan menarik pergelangan tangan Arsya, setelah cowok itu berhasil menempatkan posisinya tepat di samping Arsya.
"Please, Sya. Dengerin penjelasan gue dulu." kata Reyhan, Arsya langsung menepis tangan Reyhan persis saat Reyhan menepis tangan Gina tadi.
"Selama ini, Arsya selalu dengerin penjelasan Reyhan, apapun itu pasti Arsya terima. Tapi, kali ini Arsya nggak mau ngedengerin penjelasan Reyhan lagi, paling-paling nanti Reyhan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dipikir, Arsya Wonder Women apa, yang hatinya sekuat baja, Arsya juga punya hati yang rapuh, sekali Reyhan rusak dan berusaha buat patahkan, dia nggak akan utuh lagi."
"Gue nggak ada maksud buat patahin hati lo."
"Tapi, kenyataannya, Reyhan udah patahin hati Arsya, sepatah-patahnya!" kata Arsya, nadanya sengaja dibuat tinggi.
"Dengan cara Reyhan selingkuh sama Gina." imbuh Arsya.
"Gue nggak selingkuh." bantah Reyhan.
"Tapi, kenapa Reyhan selalu dekat sama Gina, bahkan cepet banget baikan pas kalian berantem di kantin waktu itu. Tapi, sama Arsya, Reyhan bahkan nggak mau minta maaf sedikitpun. Niat buat minta maaf pun, nggak ada. Sekarang, coba pikir, gimana Arsya mau percaya, kalo Reyhan nggak selingkuh sama Gina? Mikir!" Arsya menunjuk-nunjuk dahinya, kesal.
"Gue punya alasan."
"Alasan apa? Alasan kalo sebenarnya, Reyhan beneran selingkuh sama Gina? Iya?! Kalo gitu, lebih baik Reyhan putusin Arsya." cetus Arsya, tanpa pikir panjang.
Mata Reyhan langsung membulat, tak menyangka kata-kata itu bisa keluar dengan mulus dari bibir mungil Arsya. Ingin rasanya Reyhan mengatakan semua pada Arsya agar cewek itu percaya. Akan tetapi, ini bukan waktu yang tepat.
"Gue nggak mau putusin lo."
"Oh, yaudah. Kalo gitu, Arsya yang putusin Reyhan." ucap Arsya sambil menarik nafasnya perlahan, berusaha menerima kenyataan, jika beberapa saat lagi, ia akan memutuskan hubungan dengan cowok yang sudah ia perjuangkan mati-matian.
"Kita put--kita--" Arsya tak melanjutkan ucapannya, karna merasa tidak sanggup.
"Kalo nggak sanggup buat mutusin, nggak usah sok-sokan buat mau mutusin." nasehat Reyhan.
Momen ingin putus macam apa ini.
"Kita putus!" ucap Arsya dengan sedikit menyentak. Akhirnya Arsya bisa memberanikan diri untuk mengatakan kalimat yang sudah ia rangkai susah payah. Jujur, ia masih sangat mencintai Reyhan. Tapi, mau bagaimana lagi, ini adalah keputusan yang paling tepat untuk hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Teen Fiction[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...