Mon maap nih mon maaf, updatenya lama. Sori yh say aku tuh nulisnya kalo lagi mood aku bagus doang. Kayak kemaren nih aku dapat berita bagus nahh, jadi aku ada mood buat nulis. Jadi kalo mood aku jelek, ya gitu, nggak mau nulis karna hasilnya juga bakal ya gitu :)))
Jadi sebelum baca vote dulu. Selesai baca langsung komen, biar mood aku bagus wkwkwk 😁😂 yaudahlah ...
Happy reading guys :)))
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar dua menit yang lalu, namun guru yang mengajar mereka belum juga mengakhiri pembelajarannya. Semua murid mendesah lelah, merasa mengantuk dan bosan. Banyak juga yang terlihat misuh-misuh tak terima dengan kelakuan guru tersebut yang sama saja korupsi waktu dalam mengajar.
Mira menoleh ke samping kanannya, lalu kembali menatap ke depan sembari mendesis kesal.
"Ngapain sih, lo ngelihatin gue mulu." ucap Mira, sambil menatap Gina sinis. Gina yang merasa tertangkap basah langsung mengalihkan pandangannya dengan gerakan gugup.
"Apaan sih, lo! Geer!" sentak Gina tak terima. Padahal sudah jelas dia yang salah.
"Orang jelas-jelas tadi lo ngelihatin gue mulu. Pake segala nggak mau ngaku lagi, lo."
"Gue nggak ngelihatin lo, yah. Heran gue, orang dibilangin nggak ngelihatin malah disuruh ngaku lagi, songong dasar lo!"
"Lo tuh munafik!"
"Heh!" sentakan itu berasal dari mulut David yang menatap mereka berdua jegah, Reyhan ikut melirik, namun sepersekian detik kemudian, dia kembali mengalihkan pandangannya pada buku tulisnya, mencoret-coret di bagian belakang buku tersebut karna sudah sangat merasa bosan tujuh turunan tujuh tanjakan.
"Kalian ribut mulu. Berisik tau nggak." tegur David merasa jegah sendiri.
"Ini nih, yang mulai duluan si munafik yang tidak tau diri." kata Mira sambil menunjuk-nunjuk wajah Gina, yang langsung dibalas Gina dengan desisan kesal serta tepisan tangan penuh amarah.
"Jaga yah tuh mulut." peringat Gina, melotot kesal.
"Gue emang selalu menjaga mulut gue kali." balas Mira sambil memutar bola matanya dan tersenyum sinis ke arah Gina.
"Baik anak-anak, kita akhiri pelajaran hari ini, kita sambung minggu depan. Selamat siang." ucapan dari guru berhasil mengintrupsi mereka, membuat mereka terdiam dan sibuk merapihkan alat tulis masing-masing.
"Siang, Bu." sahut seluruh anggota kelas dengan semangat, sambil menatap langkah kecil bu Ambar yang kiah menjauh.
Setelah dirasa alat-alat tulisnya sudah masuk ke dalam tas, Mira beranjak dari duduknya, dan bergerak keluar dari kelasnya. Semua aktifitasnya itu, tak luput dari Gina yang senantiasa melihat setiap gerak-geriknya dengan kernyitan kecurigaan yang terlihat nyata di wajahnya.
Lantas, Gina pun langsung mengikuti langkah Mira yang berjalan menuju kantin sekolah. Hal itu mengundang kernyitan heran dari beberapa orang di kelas ini, karna melihat kelakuan aneh yang dilakukan Gina di hari ini, karna tidak biasa-biasanya Gina berperilaku seperti itu.
"Tuh bocah ngapa yah, tingkahnya aneh bener, bikin curiga aja." gumam David sambil menggosok-gosok pangkal dagunya. Sekilas menatap Reyhan yang kini sedang sibuk memainkan ponselnya. David mencolek lengan Reyhan, hingga cowok itu menoleh, lalu mengedikan kepalanya sambil menatap David dengan tatapan 'kenapa?'.
"Tuh, si Gina sama si Mira kenapa?" tanya David.
"Nggak tau dan nggak mau tau." balas Reyhan, tegas.
"Rese lo! Orang gue kepo juga."
"Apaan sih, lo, orang gue nggak tau. Kalo mau tau, tanya aja sendiri sama orangnya, ngapain nanyanya ke gue yang nggak tau apa-apa." ucap Reyhan dengan tampang galaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan dan Arsya [Completed]
Teen Fiction[Sequel Chatting With Reyhan] 🌞 Disarankan untuk membaca cerita Chatting With Reyhan terlebih dahulu🌞 Reyhan tidak suka dengan orang yang berbicara seperti burung beo, alias berisik. Reyhan lebih suka ketenangan, rumput hijau dengan langit biru se...