"Maaf! Aku hanya takut kehilangan mu" Ucap lelaki tersebut sambil membelai lembut rambut kekasihnya.
Wendy hanya mennenggelamkan wajahnya di dada bidang Chanyeol, setelah merasa Wendy sudah tenang, Chanyeol melepas pelukannya dan kembali memfokuskan dirinya ke jalanan.
Wendy yang masih ketakutan hanya diam dan terus menunduk sambil meminkan jarinya.
"C-chan bisakah k-kita k-kembali ke kampus, aku masih ada kelas" Ucap wendy masih dengan wajah tertunduk dan tidak berani menatap Chanyeol sedikit pun.
"Tidak! Aku tidak akan mengizinkanmu pergi" Ucap lelaki tersebut tetapi masih dengan pandangan fokus ke jalan.
"Aku tidak pergi, aku masih ada kelas Chan" Wendy seberusaha mungkin menstabilkan dirinya agar tidak lemah dan agar tidak terlalu emosi juga.
"Yak!? Aku bilang tidak ya tidak! Aku tidak suka orang yang membantah" Bentaknya sambil melirik ke arah Wendy yang masih menundukkan kepalanya.
"Kau egois! Aku benar benar ingin pergi jauh darimu! Aku membencimu" Batin Wendy yang masih terus memendam kekesalan yang bercampur dengan ketakutannya.
"S-sekarang kita mau kemana?" Tanya Wendy sambil memperhatikan jalanan yang begitu familiar.
"Mengantarmu pulang"
Dan Wendy hanya mengangguk tanda mengerti.
Drrtt! Drrtt!
Handphone Wendy berbunyi, tertera nama 'Seulgi' di layar hpnya, dengan segera Wendy menggeser tombol hijau, dan meletakkan hpnya tepat di telinganya.
'Hallo?'
'Wendy Hiks...' terdengar suara isakan dari sebrang sana, Wendy yang mendengarnya langsung terlihat khawatir.
'Ada apa Seulgi? Kanapa kau menangis?' Jawab Wendy dengan heran, dan menjauhkan fikiran negatifnya.
Seulgi adalah sahabat baiknya Wendy, dia juga yang mengajak Wendy kuliah di New york, sampai akhirnya dia benar benar kuliah disini bersama sahabatnya tersebut.
'Arsen mengalami kecelakaan hiks' jawabnya yang berhasil membuat Wendy benar benar kaget.
'Jinjja!? gimana keadaannya? Dan dimana kau sekarang?'
Arsen adalah salah satu temannya juga, dia teman cowo satu satunya yang tersisa setelah Chanyeol membunuh kedua temannya yang lain.
'Aku sedang di ruang IGD menunggu dokter keluar dan memberi tahu keadaannya'
'Kalau begitu salam dari aku, agar dia cepat sembuh'
Setelah itu Wendy mematikan telefonnya secara sepihak, yang membuat lawan bicaranya disana bingung, kenapa Wendy tidak menanyakan alamat rumahsakitnya?
Wendy masih berusaha menstabilkan ekspresinya agar tidak terlihat khawatir di depan Chanyeol, dan juga Wendy sengaja tidak menanyakan alamat rumahsakitnya, kalau saja dia bertanya dia tidak akan boleh pergi oleh Chanyeol, apalagi jika Chanyeol mengetahui temannya itu lelaki.
"Ada apa?" Tanya lelaki di sebelahnya itu, sambil memasang wajah dingin dan datarnya.
"Ah.. ini Ibu Seulgi sedang sakit, aku hanya kaget, karena aku sudah menganggap ibu Seulgi ibuku sendiri" Bohong Wendy, karena takut kekasihnya akan melukai temannya yang ketiga kali jika ini terjadi.
'Aku tahu kau berbohong kepada ku my candy! Kau berbohong kepada orang yang salah' Batin Chanyeol yang sembari mengangguk mengiyakan perkataan Wendy.
Tanpa sepengetahuan Chanyeol, Wendy mengirim pesan kepada Seulgi agar men sharelocation dimana Arsen dirawat, tidak lama Seulgi memberi alamat keberadannya tersebut, Wendy pun segera menaruh handphonenya kembali ke dalam tas.
Setelah itu di mobil hanya ada suara jalanan yang menemani keheningan mereka, dan Wendy hanya berfokus keluar jendela, Sampai Chanyeol memberhentikan mobilnya di apartement Wendy.
"Masuklah, Jangan mencoba pergi tanpa seizin ku, jika ketahuan aku akan memberi mu hukuman!" Ucap Chanyeol setelah memberhentikan mobilnya tepat di depan apartement Wendy tinggal.
Wendy mengangguk mengerti akan perintah Chanyeol barusan, dan dengan segera mungkin dia keluar dari mobil Chanyeol lalu berjala dengan santai menuju masuk ke apartementnya.
Setelah masuk dia melempar tasnya ke kasur yang ada di apartementnya, dan sesegera mungkin mengganti bajunya untuk pergi ke rumah sakit.
"Ani! Jika Chanyeol mengetahui aku pergi bagaimana?" Wendy berfikir sejenak akan perkataan Chanyeol tadi, dia takut akan terjadi hal buruk jika dia melanggar perkatannya.
"Ya! Son wendy! Kau tidak perlu takut! Semakin kau takut kepada seorang psikopat semakin dia senang terhadapmu" Gumamnya untuk dirinya sendiri, agar tidak takut dengan perkataan Chanyeol tadi.
Wendy membuka horden yang terdapat di apartementnya dan mengintip ke luar, memastikan bahwa mobil Chanyeol telah pergi.
Setelah itu dia bergegas keluar apartementnya, dan sesegera mungkin dia mencari lalu memberhentikan mobil dengan wajah yang sangat panik.
"Tolong antarkan saya ke alamat ini" Wendy menunjukkan alamat rumah sakit yang di beritahu oleh Seulgi.
'Kau meremehkanku son wendy! Lihatlah hukumannya nanti' Chanyeol memutar balikkan arah mobilnya, dan melihat kemana arah Wendy pergi, tidak! Dia tidak mengikuti taksi Wendy, bahkan dia sudah jauh dengan taksi yang ditumpanginya, tetapi Chanyeol mempunyai cara sendiri untuk mengetahui dimana keberadaan Wendy.
Setelah beberapa menit dalam perjalanan Wendy turun dari taksi, dan tak lupa ia membayarnya, setelah itu sambil berlari kecil Wendy menuju keruang IGD, dan sudah terlihat ada Seulgi disana.
"Bagaimana keadaannya? Apakah dokter sudah memberitahu perkembangannya? Bagaimana ini bisa terjadi? Dan apakah kau sudah menberi tahu keluarganya?" Wendy langsung bertubi tubi menghujani Seulgi dengan beribu pertanyaan.
Seulgi menggeleng "Dokter belum juga keluar, dia tertabrak oleh mobil yang diduga pengendaranya mabuk, dari arah kanan saat di perempatan jalan, keluarga nya sedang dalam perjalanan" Seulgi menahan isakannya agar tidak lagi keluar.
Wendy terisak, setelah beberama menit mereka menunggu, dokter keluar dari ruang IGD dan memberi tahu bahwa kondisi Arsen sedang koma, setelahnya Arsen dipindahkan keruang rawat inap.
Wendy, Seulgi mengikuti suster yang membawa Arsen keruang rawat inap VIP. Setibanya diruangan suster langsung pergi, meninggalkan Wendy dan Seulgi. Keluarganya belum juga tiba di rumah sakit karena memang jarak nya yang sangat jauh.
Wendy duduk di sebelah ranjang rawat Arsen, Wendy kembali mengeluarkan butiran beningnya dari kelopak mata, dia memegang tangan Arsen yang dingin sekali, sambil mengelusnya.
"Arsen, cepatlah sadar, kami merindukanmu, jangan tinggalkan kami hiks kami menyayangimu, aku yakin kamu bisa mendengar suaraku disini, kembalilah, jadilah Arsen yang dulu kami kenal" Wendy terus mengungkapkan semua rasa sedihnya di depan Arsen yang dia tahu tidak akan bisa menjawabnya, tetapi dia yakin bahwa Arsen mendengar suaranya.
Setelahnya Wendy berpamitan kepada Seulgi karena dia masih harus mengerjakan tugas kampusnya yang menumpuk.
Keluar dari rumah sakit dia memberhentikan taksi, dan masuk ke dalam taksi tersebut, dengan cepat seorang pria masuk kedalam taksi yang ditumpangi Wendy lalu membekap Wendy dengan sapu tangan, setelahnya penglihatan Wendy menghilang.
"A-ada apa ini?" Tanya supir taksi yang terkejut.
"Antarkan aja sesuai dengan jalan yang saya perintahkan jika tidak ingin kubunuh!" Ucap Chanyeol dengan nada mengancam.
"B-baik"
Tidak lama supir itu mengantarkan Chanyeol dan Wendy yang tidak sadarkan diri ke tempat yang diminta oleh Chanyeol.
"Jangan menceritakan kesiapapun! Atau aku akan membunuhmu serta seluruh keluargamu!" Ancamnya lagi lalu memberikan selembar uang kepada supir tersebut, dan langsung menggendong Wendy ala Bridal style, lalu membawanya ke kamar serta mengikat tangan wendy dengan sangat kencang.
Tbc
Masih mau lanjut gk? Comment dong author btuh penyemangat ea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Psychopath -Wenyeol- [TAMAT]✓
FanfictionPilihannya hanya 2 'Mengikuti atau dibunuh' "Ini bukan cinta! Ini hanya obsesi!" ~Son Wendy "Dia milikku! Hanya milikku! Jika aku tidak bisa mendapatkannya! Maka orang lain pun tidak akan bisa!" ~Park Chanyeol Park Chanyeol tidak segan-segan akan me...