Kepercayaan

2.1K 189 13
                                    

Hanbin terus menyetir mobilnya, tetapi saat menyetir dia seperti mengingat sesuatu.

"SIALAN!" Hanbin langsung memutar balikkan mobilnya, menuju rumah sakit tadi.

"Wendy-ya! Jangan bilang kamu ada di rumah psikopat itu"

Hanbin menyetirkan mobilnya dengan penuh amarah, sampai di rumah sakit tadi Hanbin berpas pasan dengan DR.Jongin, waktu yang tepat untuk mengikutinya.

Setelah merasa semua perlengkapan medis yang akan dibawanya ke rumah Chanyeol sudah lengkap, Jongin langsung menuju rumah temannya itu.

Wendy masih terdiam ketakutan, menekuk kakinya, dan terus menangis, dia tidak tau apa yang akan terjadi di hidupnya nanti, tinggal bersama seorang yang tidak memiliki perasaan, terus melakukan hal yang menyakitkan tanpa melihat orang lain.

Wendy sudah berfikir, hidupnya akan sangat mengenaskan, sengsara, dan tidak ada lagi namanya 'kebahagiaan' dihidupnya.

Drtt! Drtt!

Handphone yang berada di tas Wendy terus bergetar, menandakan ada seseorang yang menelefon.

Wendy ingin sekali mengangkatnya, dan berteriak, tolong aku, aku tidak ingin mati di tangan pria keji seperti itu, tetapi itu hanya khalayan belaka, karena kondisi kakinya yang masih di borgol, dan letak tas nya di meja yang jauh dengan jarak kasurnya.

Chanyeol masuk ke kamarnya kembali, dan mendekati tas yang dari tadi terus bergetar, mengambil benda pipih yang ada di dalamnya dan melihat siapa yang menelefon.

Chanyeol melihat tertera di layar handphone wendy '23 panggilan tidak terjawab dari Hanbin♡'

Prang!!

Chanyeol membanting handphone Wendy dengan sangat kencang, hingga handphone sudah tidak berbentuk, Wendy yang melihat itu terbelalak, dan emosinya langsung meningkat.

"Yak! Kau gila Chanyeol! Kenapa kau banting! Disana banyak data-data pentingku!?" Wendy seketika melupakan bahwa yang dihadapannya adalah seorang psychopath yang tidak punya rasa takut dan kasihan.

Chanyeol mendekati Wendy, lalu menduduki bokongnya tepat di sebelah Wendy, dengan sigap tangan kekarnya mencengkram pipi milik kekasihnya tersebut, kekasih(?) Hanya Chanyeol yang beranggapan begitu, semenjakan Wendy tidak.

Wendy menatap benci ke arah Chanyeol, semenjakan Chanyeol masih dengan tatapan santainya.

"Aku benci melihatmu berhubungan dengannya, mulai besok dan seterusnya kau tidak akan bekerja lagi" Chanyeol mengatakannya dengan menatap Wendy lekat.

Plak!

Wendy menampar Chanyeol dengan tamparan yang mengartikan seberapa benci dan kesalnya dia terhadap lelaki yang ada di depannya ini. Semua traumanya seakan terkubur karena emosinya sendiri.

"Yak!! Selama ini aku belajar untuk mengejar apa yang aku inginkan! Dan seenaknya kau datang dan menyuruhku berhenti melakukan apa yang aku inginkan hah!?" Deru nafas Wendy menggebu, mukanya memerah, dengan airmata yang terus mengalir.

"Aku bilang tidak ya tidak Son Wendy! Aku membenci orang yang membantah!" Chanyeol mengeratkan cengkramannya di pipi Wendy.

"S-sakit!!" Wendy menggenggam erat tangan Chanyeol yang mencengkram pipinya sangan kencang.

Plak!

Chanyeol melepaskan cengkramannya dan menampar Wendy cukup kencang.

"Dari dulu kau memang tidak tahu batasanmu! Ikuti saja apa kataku, jika tidak ingin aku berbuat kasar kepadamu Son Wendy"

Crazy Psychopath -Wenyeol- [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang