Setelah selesai membeli buku yang Wendy inginkan, mereka kembali membelah jalanan kota New York, di mobil Wendy masih memilih untuk tetap diam, dan tak ingin berbincang oleh orang yang berada di sebelahnya sekarang.
"Kau lapar?" Chanyeol yang memecahkan keheningan di dalam mobil itu.
"Tidak" Wendy yang masih dengan pandangan melihat ke arah luar jendela mobil.
"Aku lapar, kita makan dulu" Wendy hanya mengangguk, sebenarnya dia tidak lapar, tetapi jika dia membantahnya dia tau pasti Chanyeol akan memaksanya, tidak ada gunanya membantah omongan seorang psikopat.
Chanyeol melajukan mobilnya ke arah apartement Wendy, tetapi bukan apartement Wendy yang ia tuju sekarang, melainkan sebuah restoran yang searah dengan apartement gadisnya itu.
Tanpa basa-basi mereka masuk secara bersamaan, mendudukkan bokongnya di kursi yang berada di pojok, dan langsung memanggil pelayan untuk memesan makanan.
Saat makanan mereka sedang di pesan, Wendy terus menerus memegangi leher serta lengannya bergantian akibat perih yang dia rasa karna bekas sayatan yang Chanyeol perbuat.
"Tunggu disini, jangan kemana-mana" Wendy mengangguk, Chanyeol pun keluar restoran dan menuju apotek di sebrang restoran.
Kembali dengan keadaan membawa satu kantong plastik putih yang berisi obat merah, serta handiplus.
Chanyeol segera duduk di samping Wendy, dan menyingkirkan rambut yang menutupi luka sayatan yang ada di lehernya.
"M-mau apa?" Tanya Wendy takut
"Mengobatimu"
Wendy hanya diam, merasakan sentuhan tangan Chanyeol saat mengobatinya.
"Maaf aku keterlaluan" ucapnya di sela-sela saat mengobati leher Wendy, dan Wendy hanya mengangguk.
Chanyeol tidak mengobati luka yang berada di tangan dan perut Wendy, karena tertutup oleh baju, yang menyulitkannya untuk mengobati.
Setelah selesai makan, Chanyeol mengantar Wendy ke apartementnya.
Sampai di apartement Wendy langsung membersihkan tubuhnya, dan mengganti pakaiannya yang sudah bisa dibilang bau tersebut, dengan pakaian yang bersih dan wangi, kemudian merapihkan cucian kotor untuk di bawa ke laundry-an.
Selang beberapa jam, sampai semuanya beres, dia membawa baju-baju dia yang kotor, lalu berjalan menuju laundry-an yang tidak jauh dari apartementnya.
Saat sudah memasukkan cuciannya, dan sudah memasukkan koin untuk membayarnya, dalam hitungan beberapa menit selesai, hingga semuanya selesai.
"Wendy!" Panggil lelaki yang membuat Wendy menengok dan memberhentikan langkahnya.
"Iya?" Jawabnya lembut
"Kebetulan bertemu, kau sedang mencuci?" Tanyanya
"Ini sudah selesai, dan baru saja aku berniat kembali ke apartement"
"Kalau begitu mari aku antar" Kevin menawari Wendy.
"Tidak usah, apartement ku dekat" Wendy terus mengukir senyuman di bibirnya, menolak dengan ramah.
"Tidak apa-apa, aku juga ingin mencari angin" katanya.
"Ohh iya" Wendy mengambil cuciannya dan segera membawanya, dan berjalan bersampingan dengan Kevin.
"Kenapa kau bisa ada di tempat tadi?" Tanya Wendy sopan"Tadi? Oh tempat tadi laundry-an milik ayahku, aku habis bertemu dengan ayahku, kemudian melihatmu"
"Ah begitu" Wendy mengangguk-ngangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Psychopath -Wenyeol- [TAMAT]✓
FanfictionPilihannya hanya 2 'Mengikuti atau dibunuh' "Ini bukan cinta! Ini hanya obsesi!" ~Son Wendy "Dia milikku! Hanya milikku! Jika aku tidak bisa mendapatkannya! Maka orang lain pun tidak akan bisa!" ~Park Chanyeol Park Chanyeol tidak segan-segan akan me...