Benar saja didalam kotak tersebut tertempel secarik kertas dialasnya, yang bertuliskan 'sedikit hadiah untukmu dan gadismu tuan Park', tulisan dengan tinta merah, yang dipercaya orang korea berarti harapan untuk kematian.
Chanyeol kembali menengok kearah Wendy, Wendy yang masih sesegukan dan takut melihat kearah benda yang tergeletak dibawah.
Kelinci adalah hewan kesukaan Wendy, Wendy sangat menyukai kelinci, tetapi seketika bayangan lucu kelinci yang ada dipikirannya musnah ketika melihat kelinci yang kepalanya sedikit terpenggal, Wendy merasa mual melihat hal tersebut.
Chanyeol yang tahu Wendy masih ketakutan kembali merengkuh tubuh gadis tersebut dalam dekapannya, mengelus surai rambut Wendy berusaha memberi ketenangan.
Masih bisa dirasakan tubuh Wendy yang bergetar ketakutan, siapapun yang mengirimkan ini, tak akan lama akan mati ditangannya, itulah pikirnya.
Chanyeol meraih handphonenya yang berada didalam saku, lalu menelfon salah satu orang kepercayaannya.
"Datang keruangan Wendy, bereskan semua kekacauan ini dan lacak siapa pengirimnya" ucap Chanyeol to the point saat sambungan telfonnya telah terhubung.
Pria yang sudah lama menjadi orang kepercayaan Chanyeol itu bingung, apakah tuannya berlaku kasar lagi? Tetapi untuk apa suruh melacak, pasti terjadi sesuatu, pikirnya kemudian langsung melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Wendy.
Chanyeol menangkup pipi Wendy dengan posisi Wendy masih menunduk dan sesekali terisak, meski sudah tidak terisak separah tadi.
Chanyeol menghapus airmata Wendy yang ada dipipi wanitanya itu "sudah, tidak perlu takut, ada aku disini" Chanyeol menenangkan Wendy dan mendapat balasan berupa anggukkan dari wanitanya itu.
Tak lama setelah itu seseorang mengetuk pintu dan memberitahu bahwa ia orang yang disuruh oleh Chanyeol membereskan kekaucauan ini, akhirnya Chanyeol memperbolehkan masuk dan ia mulai membersihkannya.
"Sekarang istirahatlah lagi, besok kita akan pergi membeli baju-bajumu" Chanyeol berucap dengan sangat lembut.
Wendy mengangguk, Chanyeol menuntun Wendy untuk tidur kembali. Wendy berbaring menghadap kearah Chanyeol. Chanyeol mengelus surai rambut Wendy dengan lembut agar sang empunya cepat tertidur.
20menit sudah berlalu, Chanyeol tau wanitanya hanya memejamkan matanya tetapi belum tertidur, orang yang tadi Chanyeol suruh untuk membersihkan barang tadipun sudah keluar.
"Tidur sayang" ucap Chanyeol "aku tau kau belum tidur" Chanyeol mengelus pipi milik Wendy.
"Buka matamu" Wendy membuka matanya dengan ragu.
Dilihatnya manik mata Chanyeol yang lembut, penuh dengan kekhawatiran, Chanyeol tahu Wendy masih memikirkan hal tadi dan masih ada rasa takut dalam diri Wendy.
"Apa yang membuat dirimu tidak bisa tidur?" tanya Chanyeol dan dibalas gelengan oleh Wendy.
"Nyonya Park, dengarkan aku, jangan pikirkan hal tadi, pikirkan hal yang indah, aku ada disini jadi tidak perlu takutkan apapun" Wendy mengangguk paham.
Dia kembali memejamkan matanya, Chanyeol mulai bernyanyi, percaya atau tidak suara Chanyeol berhasil menenangkan Wendy, seakan membuatnya lupa akan hal buruk dihidupnya dan hal itu berhasil membuat Wendy terlelap dalam waktu berapa menit saja.
Chanyeol beranjak menuju sofanya dan kembali mengotak-atik handphonenya menelfon Jeonwu salah satu orang kepercayaannya.
"Bagaimana dengan si brengsek itu"
Jeonwu yang mendengar itu sedikit takut mengatakannya, tetapi jika ia menyembunyikan sesuatu percuma, Chanyeol mudah mencium bangkai sekalipun ditutup dengan rapat. Kecuali, salah satu anak buahnya yang berkhianat dan belum diketahui oleh Chanyeol sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Psychopath -Wenyeol- [TAMAT]✓
FanfictionPilihannya hanya 2 'Mengikuti atau dibunuh' "Ini bukan cinta! Ini hanya obsesi!" ~Son Wendy "Dia milikku! Hanya milikku! Jika aku tidak bisa mendapatkannya! Maka orang lain pun tidak akan bisa!" ~Park Chanyeol Park Chanyeol tidak segan-segan akan me...