Alasan Khawatir

924 57 5
                                    

Selamat pagi semua, ada yang kangen sama Emak nggak nih? Wkwkwk sama Joanna maksudnya heheee

Udah aku update nih, jangan lupa komen suka-suka kamu, terus klik bintang ye,

Makasih

Have a great day

"Joanna tunggu!" panggil Robby. Kameramen itu berlari tergopoh-gopoh, mencegah Joanna masuk ke dalam mobil van yang akan mengantarkannya ke tujuan.

Wanita itu urung menaikkan satu kakinya ke dalam mobil. Dia memutar badan, mencari sumber suara yang menyerukan namanya.

"Ada apa, Rob?" tanya Joanna kala Robby berhenti di depannya dengan napas tersengal-sengal.

Robby membungkuk sembari memegangi kedua lutut. Dia mengatur napas beberapa saat sebelum menegakkan badannya kembali. "Hati-hati di jalan. Jangan lupa kasih kabar kalau udah nyampe sana. Pastiin hape lo nggak lowbat," ucapnya seraya menyentuh pundak Joanna lembut.

Robby mendadak khawatir, tidak rela melepas Joanna pergi dengan orang lain. kalau bersamanya sudah pasti akan menjamin Joanna baik-baik saja. Robby mengumpat dalam hati, untuk tugas yang diberikan oleh Bayu. Redakturnya itu meminta Robby dan Joanna melakukan tugas berbeda. Itu adalah hal paling menjengkelkan dalam hidup sang kameramen. Memang terkesan kekanakan bagi semua orang, tapi Robby tak akan cemas tanpa alasan. Satu-satunya alasan yang membuat Robby terlampau khawatir adalah dengan siapa Joanna akan pergi bertugas.

"Jo, udah siang nih. Nanti kita bisa kemaleman," seru Mandala dari dalam mobil.

Robby mengepalkan tangan. Demi apapun, dia emosi melihat Mandala tersenyum. Bagi Robby, garis bibir yang terukir di wajah Mandala adalah ejekan untuknya. Ya, bisa jadi Mandala merasa menang, karena Bayu memberikan tugas pada Robby dan Joanna di lain tempat. Robby harus bertahan di kantor untuk mendokumentasikan acara syukuran nanti malam. Sedangkan, Joanna dan Mandala ditugaskan ke pelosok daerah Bekasi untuk menyerahkan hadiah undian pada pemenang event dalam rangka ulang tahun Alpha TV. Selain Joanna dan Robby, banyak pula karyawan lain yang mendapatkan tugas serupa. Hari ini adalah batas akhir distribusi hadiah yang sudah dimenangkan oleh pemirsa.

"Gue pergi dulu ya, Rob. Nanti malem pasti udah balik cuma nganter dua hadiah, itupun arahnya sama." Joanna tersenyum pada Robby lalu masuk ke dalam mobil. Wanita itu membuka jendela, melambaikan tangan pada rekan kerjanya yang mematung di area parkir. Sedang mobil van yang ditumpangi Joanna berderap perlahan meninggalkan Robby dengan segala kecamuk rasa yang dia pendam.

"Tuhan, jagalah dia," gumam Robby saat mobil kantor warna putih dengan logo Alpha TV lenyap dari pandangan mata. Suka tak suka, dia pun harus siaga mengambil gambar untuk acara nanti malam, juga mengecek peralatan yang digunakan untuk menunjang kinerjanya. Dua tiga hari ke depan adalah momen penting dan hari-hari yang paling sibuk dalam satu tahun. Tidak boleh ada yang terlewat, dan jangan sampai terjadi kesalahan.

Sepanjang hari, perasaan Robby tak tenang, mengerjakan apa-apa tak bisa fokus. Benaknya terus memikirkan Joanna, sedang apa wanita itu? sudah sampaikah dia di sana? Apa dia baik-baik saja, sudah makan apa belum? Semua tentang Joanna dan hanya Joanna yang mengisi ruang di angannya saat ini. Robby melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan kanan, menunjukan pukul 19.30. Tetapi, Joanna yang katanya akan kembali sebelum malam tak ada kabar sama sekali. Dari sore, pesan yang Robby kirimkan belum juga dibaca. Keanehan itu membuat Robby jadi lebih khawatir.

Dering ponsel menyadarkan Robby dari lamunan, dia merogoh alat komunikasi canggih itu dari dalam saku celana. Dahinya sontak berkerut melihat nama kontak yang menelpon. "Ada apa? Di mana Joanna?" jawab Robby ketus. Tak ada waktu untuk basa-basi dengan orang yang membuatnya mangkel belakangan ini.

DiurnariiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang