👫 three - jatuh

80.5K 3.9K 160
                                    

"Luna! Hey!" panggil Alex. Setibanya mereka di rumah, Luna dengan segera meninggalkan dirinya di dalam mobil. Tidak mau menunggunya.

Luna berjalan cepat bahkan bisa dikatakan Ia hampir berlari menaiki tangga menuju ke lantai dua. Ia masih dalam ngambek mode on.

Luna belum menjalankan usulan yang tadi diberikan oleh kedua temannya. Yaitu berbicara dengan Alex, untuk tidak mengulanginya lagi. Ia masih pengen ngacangin Alex, biar dia tau kalau Luna beneran marah.

Secepat apapun Luna berjalan atau berlari, pasti Alex akan mendapatkannya. Yaiyalah, panjang kaki, tentu lebih panjang kaki Alex. Langkah kaki juga lebih lebar Alex.

Seperti sekarang, tiba-tiba saja Alex sudah menahan pintu kamarnya agar tidak tertutup. Luna yang berusaha memaksa tentu saja kekuatannya kalah dengan Alex.

"Awas, Kakak! Aku pengen istirahat!"

"Kamu kenapa? Masih marah sama yang tadi?" tanya Alex sambil tetap memaksa pintu untuk terbuka.

Akhirnya Luna membiarkan pintu terbuka, Ia sudah lelah. "Iya! Aku sebel sama kakak!" ucap Luna, sambil memasuki kamarnya.

Masih menggendong tas dipundaknya dan memakai sepatu converse nya, Alex mengikuti Luna memasuki kamar, tidak lupa untuk menutup pintu.

"Luna, udah dong marahnya, kakak minta maaf deh," kata Alex memohon.

Luna yang sedang membuka sepatu di sofa, melirik Alex yang berjongkok disebelah kanannya. Menghela napas, lalu Ia berkata, "Iya, aku maafin. Jangan diulangi lagi oke."

Kenyataannya, Luna memang tidak bisa lama-lama marah kepada Alex, begitupun sebaliknya. "Oke," jawab Alex sambil tersenyum.

"Kakak masih mau disini?" tanya Luna sambil melepas almamater hitam sekolahnya. Berbeda dengan Alex, yang almamaternya sudah dilepas sejak pulang sekolah, dan kini menyisakan kemeja putih panjang yang digulung hingga siku.

"Iya, boleh kan?" kata Alex, lalu melepas tas dan sepatunya.

"Boleh."

"Kamu mau tidur ya?" tanya Alex.

Sambil melepas kemejanya Luna menjawab, "Iya." Luna sudah biasa aja melepas bajunya didepan Alex, lagian Ia juga masih memakai tanktop hitam kok di dalamnya.

Bahkan dulu, tiga tahun yang lalu, Alex pernah menggantikan dirinya baju—hanya baju, karena tidak sengaja terkena muntah. Waktu itu Ia sedang sakit, saat itu Xaverick dan Fiona sedang bisnis keluar negri. Jadi dengan terpaksa, Alex yang menggantikan bajunya.

"Sini kakak, tidur juga," ajak Luna yang sudah berada di atas tempat tidurnya.

Alex mengangguk dan melepas kemejanya, menyisakan kaos hitam yang sangat pas ditubuhnya. Lalu naik keatas tempat tidur Luna. Mereka berdua pun tidur siang bersama dengan lengan Alex sebagai bantal Luna. Seperti kemarin-kemarin.

✖️✖️

Xaverick, Fiona, Alex dan Luna sedang menikmati makan malam mereka. Setelah tidur siang bersama, seperti biasa, Luna bangun lebih dulu. Dengan muka ngantuknya, Luna membangun Alex. Setelah bangun, Alex mengambil tas dan sepatunya lalu menuju ke kamarnya.

"Bagaimana sekolah kalian?" tanya Xaverick membuka obrolan.

"Baik, Pa." jawab mereka bersama.

Xaverick mengangguk, kemudian pandangannya tertuju kepada anak sulungnya, "Alex, kamu udah tau ingin lanjut kemana setelah lulus?"

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang