👫 twenty eight - searching for her

27.6K 1.5K 26
                                    

Alex dengan cepat melangkah mendekat untuk mengambil ponsel Luna. Ia memperhatikan kucing yang sepertinya sudah tidak bernyawa itu. Ada beberapa sayatan dibagian tubuhnya.

"Pasti kerjaan orang nih, yakali kucing nyayat-nyayatin badannya sendiri." gumam Alex.

Rasa khawatir yang sempat hilang, kini datang kembali. Alex benar-benar mengkhawatirkan Luna. Dimana gadis itu? Apa dia baik-baik saja?

Alex kembali mencari sekitar taman sambil membawa tas dan ponsel Luna. Deja vu. Itu yang Alex rasakan. Ia mengingat kembali saat Luna hilang di tengah hutan saat acara perkemahan lalu.

Mata Alex menangkap siluet tubuh seseorang yang berada tidak jauh didepannya. Alex segera menghampiri orang itu dan menepuk bahunya.

"Eh, A-alex?" kata si pemilik bahu yang ditepuk Alex.

Alex menaikkan sebelah alisnya. "Lo ngapain, Ngel?"

Angel menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. "Ma-mau ke rumah temen aku disekitar sini."

"Malem-malem?" Alex memicingkan matanya. Gerak-gerik Angel sedikit mencurigakan.

"Iya." jawab Angel singkat.

"Jujur, Ngel!"

Angel tersentak, ia menggerak-gerakkan kakinya gelisah. "E-eh Alex, aku duluan ya. Te-temen aku udah nunggu."

"Ange—" belum sempat Alex me nahan Angel, tubuhnya sudah melesat dengan cepat meninggalkannya sendiri.

Kaki Alex bergerak ingin mengejar Angel yang sudah jauh didepan sana. Namun kemudian ia urungkan. Tujuannya adalah untuk mencari Luna, bukan untuk mengejar Angel.

Alex mengacak rambutnya kasar. "Kamu kemana sih, Lun?"

Mata Alex kembali menyisir keadaan taman dan menghela napas. Mungkin ia butuh teman-temannya untuk membantunya mencari Luna.

Alex akhirnya pulang hanya dengan membawa tas dan ponsel Luna. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh untuk melampiaskan segala emosi yang membuat dadanya sesak.

Sesak karena kembali kehilangan Luna-nya.

🌩🌩🌩

Alex melempar tasnya ke atas meja, menciptakan suara yang membuat beberapa orang disekitarnya terkejut dan heran.

Setelah semalam, ia mencoba mencari Luna dan tidak menemukannya, lalu ia pulang kerumah dengan keadaan yang kacau, juga tangisan mamanya karena kehilangan putri tersayangnya. Dan papanya yang langsung menghubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Luna.

Alex mendudukkan diri ditempat duduknya dan mengusap kasar wajahnya yang menampilkan jelas aura frustasi.

Keenan dan Ryan saling berpandangan. Ya, Alex belum cerita dengan mereka berdua.

"Kenapa lo, Lex?" akhirnya Keenan membuka suaranya.

"Luna," Alex menarik napas dalam-dalam. "Ilang."

"Hah?!"

"Apa?!" respon Keenan dan Ryan bersamaan.

"Hah? Gimana-gimana? Ilang gimana maksud lo?" tuntut Ryan yang biasanya selalu bercanda, kini terlihat serius.

"Iya, ilang. Dia ga pulang ke rumah. Gue lacak dong hp-nya. Ketemu, dan hasil lacakkan gue menuju pada taman yang lumayan jauh dari rumah." Alex mulai menjelaskan sambil menatap ke langit-langit kelas.

"Gue samperin ke taman itu, tapi gue ga nemuin ada Luna disana. Cuma ada tas sama hp-nya yang tergeletak di samping kucing yang udah mati."

"Kucing?" Keenan mengernyitkan dahinya.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang