Kamar bernuansa pink, putih dan abu itu terlihat sunyi. Sang pemilik kamar masih asik berkelana di alam mimpinya. Gadis yang sudah tiga tahun lamanya tinggal di kamar itu, wajahnya terlihat sangat damai ketika tidur. Saat sedang asik-asiknya berjalan di wonderland—dalam mimpinya, tiba-tiba gorden kamarnya dibuka lebar dan suara yang selalu mengganggunya mulai terdengar.
"Lunaa, rise and shine. Come on baby, we have to go to school today! Wake up princess!" teriak Alex sambil menggoyang-goyangkan tubuh Luna.
Luna pun terusik, Ia malah semakin menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kakak! Aku masih ngantuk, lima menit lagi," jawab Luna dari dalam selimut.
"Kakak bilangin mama ya kalo kamu gamau bangun," ancam Alex.
Luna tidak membalas karena dia sudah kembali ke mimpinya. Lagipula, kalo Alex memberitahu mama nya, Luna tidak takut.
Luna kembali berjalan-jalan di wonderland, mimpinya. Alex yang diabaikan merasa kesal. Lihat, bahkan Alex sudah rapih dengan seragam khas Thalassa Skye High School, tetapi adiknya masih bergelung di bawah selimutnya.
Dengan kesal, Alex menarik selimut Luna, lalu membuangnya ke lantai. Alex terpaku ditempatnya melihat Luna yang hanya menggunakan kaos tipis berwarna pink dan hotpants berwarna hitam.
"Kakak, aku masih ngantuk," rengek Luna.
Alex segera menyadarkan dirinya, "Bangun, Luna. Bangun sendiri atau kakak gendong?"
Meskipun Luna hanyalah adik angkatnya, tetapi Alex sangat menyayanginya. Ia akan melakukan apa saja untuk adik satu-satunya.
Luna yang sudah terbiasa dengan sikap kakaknya ini menjawab, "Gendong" dengan bibir mengerut lucu dan kedua tangan yang direntangkan kepada kakaknya.
Dengan senang hati Alex menggendong Luna seperti menggendong bayi. Luna segera melingkarkan tangan dileher dan kaki di pinggang Alex. Padahal umur mereka hanya berbeda dua tahun, tapi Alex menganggap Luna seperti bocah berumur lima tahun. Tubuh Luna yang kecil dan imut tidak terlihat seperti remaja yang sudah memasuki umur 16 tahun, kelas 1o.
Alex menurunkan Luna diatas kloset di kamar mandi yang ada di dalam kamar Luna. Luna pun membuka matanya, merasa tidak rela lepas dari gendongan kakaknya.
"Cepet mandi, kakak tunggu di bawah."
Luna hanya bisa menghela napas. Malas.
✖️✖️
Luna telah selesai berpakaian, kini Ia menuruni tangga yang melingkar dirumahnya. Luna berjalan ke ruang makan dengan membawa sepatu putihnya dan tas yang diletakkan di bahu kanannya.
"Pagi, Ma, Pa, Kak. Maaf Luna telat," kata Luna sambil tersenyum merasa bersalah.
"Gapapa. Ayo kita segera sarapan, nanti kalian berdua telat," kata Xaverick.
Mereka pun memulai mengambil makanan yang tersedia di atas meja, kecuali Luna. Ia sibuk memakai sepatunya. Alex berinisiatif membuatkan roti untuk Luna.
"Nih," kata Alex menyerahkan dua lembar roti berselai nutella kepada Luna.
"Makasih kak."
Setelah sarapan, Alex dan Luna berpamitan kepada kedua orang tuanya, lalu mereka menuju ke luar rumah. Di depan teras sudah tersedia mobil kesayangan Alex, dengan segera mereka memasuki mobil itu dan perlahan mobil mulai meninggalkan halaman rumah.
Selama perjalanan menuju sekolah, keduanya terdiam. Alex fokus mengendarai mobilnya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di stir mobil. Sedangkan Luna hanya melamun melihat keluar jendela.
Luna jadi teringat orang tua kandungnya, kemana mereka sekarang? Apa mereka merindukan dirinya? Atau bahkan mereka sudah melup—
"Luna."
Lamunan Luna buyar begitu saja, "Kenapa, kak?" tanya Luna.
"Nanti ke kantin bareng kakak, pulang juga bareng kakak," jawab Alex.
"Iya, kan emang selalu kayak gitu kak. Kakak juga setiap hari ngomong gitu."
"Kakak hanya ingin memastikan adik kakak baik-baik aja," kata Alex sambil memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.
"Aku baik-baik aja kak."
"Iya kakak tau."
Luna hanya bisa mendengus kesal. Menyebalkan sekali kakaknya, pikirnya.
Alex dan Luna turun dari mobil. Bila orang-orang yang tidak tahu kalau Luna adalah adik Alex, mereka pasti akan mengira Alex dan Luna adalah sepasang kekasih, dan sangat cocok untuk bersama.
Satu sekolah tau kalau Alex dan Luna memang sangat dekat. Bahkan banyak perempuan yang iri dengan Luna. Selain menjadi adik seorang Alex dan anak dari pengusaha terkenal, Luna juga terlihat sangat cantik dan imut.
Tidak jarang juga mereka menjadi pusat perhatian di sekolah. Alex yang hanya bersikap manis kepada Luna, adiknya. Dan Luna yang terlihat manja kepada Alex. Manis sekali bukan? Seperti sepasang kekasih, padahal mereka hanya bersaudara.
"Inget, nanti ke kantin bareng kakak," kata Alex di depan kelas Luna.
"Iya."
"Yaudah, belajar yang bener," ucap Alex dan mencium puncak kepala Luna.
Seketika ramai disekitar mereka, seperti baru pertama kali melihat Alex mencium Luna. Padahal setiap hari Alex melakukannya😂
Luna masuk ke dalam kelasnya, X-Ipa B, dan langsung di sambut oleh kedua temannya, Liana dan Anna. Luna, Liana dan Anna kebetulan memiliki nama dengan akhir suku kata yang sama 'na'. Mereka jadi terlihat seperti kembar tiga.
✖️✖️
baru bisa segini dulu yaa.
maaf bila ada kekurangan, semoga kalian sukaathanks for reading, vomments nya yaa😇
luv quena
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Fiksi Remaja[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...