Hingga jam pelajaran terakhir, Luna dan Alex tidak kembali ke kelas mereka. Awalnya, Luna mengajak Alex untuk menemaninya disini, karena Ia malas kembali ke kelas. Tetapi sekarang Alex malah asik tidur di atas sofa dan membiarkan Luna berbuat sesuka hatinya.
Bel pulang sudah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu. Liana, Anna juga Keenan tadi sudah mengantarkan tas mereka berdua.
Luna yang sudah bosan menglilingi ruangan, akhirnya mengambil ponsel Alex yang ditaruh begitu saja di atas meja.
Membuka kunci ponsel Alex menggunakan fingerprint jarinya sendiri, karena Alex memang memasukkan fingerprint Luna ke ponselnya.
"Gaada yang seru, ah." gumam Luna lalu kembali meletakkan ponsel hitam itu ke meja.
Sebenarnya Luna bisa saja membangunkan Alex untuk mengajak pulang. Namun Luna tidak tega untuk membangunkannya. Ia dapat melihat dari wajah Alex yang terlihat seperti kurang tidur. Alex harus giat belajar karena sudah kelas duabelas.
Merasa kalau dirinya benar-benar bosan, Luna memilih untuk ke luar dari ruangan itu. Ia menuju ke kantin untuk membeli minuman.
Sekolah sudah terlihat sepi, hanya ada beberapa anak ekskul yang berlalu-lalang di lapangan dan sekitar koridor lantai satu.
"Ibu, jus jeruknya, satu." kata Luna kepada Ibu kantin.
"Tumben belum pulang, Neng."
Luna yang tadinya melihat-lihat kantin, menoleh ke Ibu kantin. "Kak Alex lagi tidur di ruangan Papa. Aku ga tega banguninnya." Ibu kantin mengangguk mengerti.
Jus jeruk kini sudah ada di tangan Luna. "Makasih, Bu." kemudian Luna pergi dari sana setelah mendapat anggukan dari Ibu kantin.
Kaki yang terbalut sepatu berwarna putih itu menyusuri koridor-koridor sekolahnya. Tidak terlihat ada orang disini selain dirinya.
Jam sudah menujukkan pukul dua lewat tiga puluh menit. Sudah tiga puluh menit sejak bel pulang dibunyikan. Pantas saja tidak ada orang.
"Serem juga." kata Luna. Kakinya berjalan dengan cepat kembali ke ruangan tadi.
Luna membuang gelas jus jeruknya di tempat sampah. Ia berjalan lurus tanpa melihat kemana-mana. Dan,
Brak!
Dug!
"AWW!" Luna menabrak orang! Tapi dia yang mental sampai jatuh dan tertimpa buku yang dibawa orang yang ditabraknya. Poor Luna.
Orang yang ditabraknya melongo, padahal kan yang ditabrak itu dia, kenapa Luna yang jatuh?
"Eh? Maaf?" suara berat itu menyadarkan Luna yang sedang mengusap kepalanya.
Luna mendongakkan kepalanya, terlihat seorang cowok yang lumayan tampan sedang menggaruk kepalanya.
"Luna, kan? Gue minta maaf ya?" kata cowok tampan itu dengan mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen Fiction[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...