Percaya gak kalo Luna yang imut nan manja itu adalah salah satu anggota ekstrakulikuler basket? Harus percaya, soalnya Luna memang salah satu anggota dari ekskul tersebut.
Sejak Luna menjadi adik Alex, Alex selalu mengajaknya sekaligus mengajarkannya bermain olahraga kesukaannya itu. Siapa sangka Luna akan menyukai basket, meskipun kemampuannya tidak sebanding dengan Alex—yang mana adalah ketua basket yang sebentar lagi lengser dari jabatannya.
Tepat pada hari Selasa setelah jam pulang sekolah berbunyi, Luna dan Alia—salah satu anggota basket— mengganti seragamnya dengan seragam basket putri di ruang ganti.
"Luna, lo ada iket rambut lagi gak? punya gue putus." tanya Alia.
"Ada, nih pake aja." Luna memberikan ikat rambut berwarna hitam miliknya.
Setelah berganti pakaian, Luna dan Alia menuju ke lapangan, bergabung dengan yang lainnya.
Sambil menunggu pelatihnya datang, mereka asik mengobrol sambil memakan camilan, yang tadi sempat di beli.
Saat sedang asik mengobrol dengan Alia, tiba-tiba Luna merasakan seseorang mengelus-elus kepalanya. Reflek Luna membalikkan badannya. Ia melihat Alex dengan senyum tipis di wajah tampannya.
"Eh, gue kesana dulu, Lun." kata Alia lalu pergi meninggalkan Luna dengan kakaknya, Alex.
Luna memang mengubah panggilannya menjadi 'Lun' karena Ia dan ketiga temannya merasa bingung ketika ada yang memanggil salah satu di antara mereka. Kalo Luna potongan suku katanya menjadi 'Lun' berbeda lagi dengan Liana yang potongannya menjadi 'Li' dan Anna menjadi 'An'. Meski masih banyak yang sudah terbiasa memanggil mereka dengan 'Na', tetapi setidaknya orang terdekat mereka mulai memanggil mereka dengan potongan suku kata yang baru.
"Kamu udah makan?" Alex mengambil camilan yang ada di tangan Luna.
"Belum." jawab Luna menundukkan kepalanya. Ia takut Alex marah, mengingat Alex yang sangat protektif dengannya.
Jawaban yang Luna berikan, membuat Alex langsung berhenti memakan kripik kentang berbumbu sapi panggang tersebut.
Setelah membersihkan jarinya dengan tisu, Alex menengadahkan kepala Luna untuk melihatnya. "Kok belum? Kan tadi Luna juga ga makan pas istirahat." kata Alex lembut.
Sebenarnya Alex ingin marah saat tahu Luna belum makan. Ia hanya takut Luna sakit, dan nanti malah Alex yang dimarahi oleh Xaverick.
"Males. Hehe." Luna mengedip-ngedipkan matanya lalu memasang puppy eyes andalannya, supaya tidak di marahin Alex. Padahal bukan itu alasan Luna tidak makan. Ia lupa membawa duit jajannya dan gak enak kalau harus meminta kepada Alex.
Tentu saja Alex gampang luluh. Lagian mana tega Ia memarahi adik imutnya ini. Alex menghela napas pelan, "Yaudah tapi pulang basket Luna harus makan ya."
Luna mengangguk kecil. Alex yang merasa gemas langsung mencubit kedua pipi Luna. Luna hanya bisa memanyunkan bibirnya dan berteriak kesal.
Aksi Alex itu terpaksa berhenti karena pelatih basketnya yang sudah datang dan menyuruh mereka untuk segera kumpul.
Sebelum bergabung dengan teman-temannya, Alex menepuk pelan puncak kepala Luna. "Don't be too tired 'cause you haven't eaten."
"Yes, Sir!" jawab Luna sambil memeragakan hormat.
Interaksi mereka tidak lepas dari perhatian orang-orang yang ada di lapangan. Alex dan Luna membuat iri sebagian orang. Mereka siblings goals bangett.
✖️✖️✖️
Saat ini Luna sedang adu basket. Lima orang di masing-masing kelompok. Poin tercetak dengan kelompok Luna lebih unggul dua poin. Tiba-tiba Luna berhenti bermain, Ia hanya berdiam diri di tengah lapangan sambil memegang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Tienerfictie[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...